TUGAS
MANDIRI
RANCANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
meNGGUNAKAN audio visual
pada Pelajaran seni
budaya( SENI TARI )
MELALUI MIKROSOF POWER POIN
MATA
KULIAH : MEDIA PEMBELAJARAN
DOSEN : Dr.
INDRATI KUSUMANINGRUM, M.Pd.
OLEH:
SRI GUSNI
NIM : 1109877
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KERJASAMA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam dunia pendidikan, belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara guru dengan
siswanya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada
kelancaran komunikasi antara guru dengan siswa tersebut. Proses komunikasi
tersebut selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan
majunya ilmu pengetahuan di masa sekarang.
Apabila diselenggarakan prose belajar secara formal
di sekolah-sekolah, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, tata usaha, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul,
selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenisnya), dan
berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor,overhead, perekam pita audio
dan video, radio, televise, computer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber
belajar, dan lain-lain)
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pengajartan yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media
tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meluputi (Hamalik,
1994:6):
a. Media
sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
b. Fungsi
media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
c. Seluk
beluk proses belajar;
d. Hubungan
antara metode mengajar dan media pendidikan;
e. Nilai
atau manfaat media pendidikan dalam pengajara;
f.
Pemilihan dan
penggunaan media pendidikan;
g.
Berbagai jenis alat dan
teknik media pendidikan;
h.
Media pendidikan dalam
setiap mata pelajaran;
i.
Usaha inovasi dalam
media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada
khususnya.
B.
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media
berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa.
Dalam
penyampaiannya media yang sering diganti dengan
kata mediator menurut Fleming (1987:234)
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya.
AETC
(Association of Education and Communication technology, 1977) memberikan
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
Dengan istilah mediator media
menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efekitif antara
dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu,
mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling
canggih , dapat disebut media . ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan
atau mengantarkan pesan –pesan
pembelajaran. Sering kata media pendidikan
digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi
seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) di mana ia melihat bahwa hubungan
komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan
alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagne’ dan Briggs
(1975) secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk meyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri
antara lain buku, tape rekorder, kaset, video kamera, video recorder, film
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan computer. Dengan
kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Di lain pihak, National Education Association memberiak definisi
mediasebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan
peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
atau dibaca.
Menurut Webster (1983:105),”arf” adalah keterampilan (skill) yang
diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi. Dengan demikian, teknologi
tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh
lewat pengalaman, studi, dan observasi. Bila duhubungkan dengan pendidikan dan
pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai berikut:
Heinich,
dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber dan penerima yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi, televisi, vilm foto, radio, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran, maka media itu disebut media
pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dan Latuheru (1993)
memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga
ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima.
Media disebut juga alat-alat audio visual,
artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses
pengajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan
efisien. Dengan penggunaan alat-alat ini guru dan siswa dapat berkomunikasi
lebih efektif dan hidup serta terjalinnya interaksi antra guru dan siswa
. Media merupakan alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang
disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan lebih baik, lebih
sempurna. Pendidikan
melalui media visual adalah metoda/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih
baik dari sesuatu yang dapat dilihat daripada sesuatu yang didengar atau
dibacanya.
C. FUNGSI
DAN KEDUDUKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
proses belajar
mengajar adalah proses komunikasi
antara guru dan siswa begitu juga sebaliknya. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk
membangkitkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan
efesien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan varbalisme,
ketidaksiapan siswa kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya. Penggunaan media dalam
proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:
- Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
- Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami secara langsung oleh siswa/mahasiswa didalam kelas, seperti; objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran tersebut.
- Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya.
- Madia menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. Penggunaan media, seperti; gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
- Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan media, pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin langkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk balajar selalu timbul.
- Media dapat membangkitkan motifasi dan merangsang siswa untuk belajar. Pemasangan gambar di papan bulletin, pemutaran film dan mendengarkan program audio dapat menimbulkan rangsangan tertentu kearah kainginan untuk belajar.
- Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit yang sampai kepada yang abstrak. Sebuah film tentang suatu benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, akan dapat memberikan gambaran yang konkrittentang wujud, ukuran, dan lokasi. Di samping itu dapat pul mengarahkan kepada generalisasi tentang arti kepercayaan suatu kebudayaan dan sebagainya. Sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar, maka masing masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara
lain: tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan
biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara
lain:
1.
Media
yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang
harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan
operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku
(behavior)
2.
Aspek
materi menjadi persetibangan yang sering dianggap penting dalam memilih media.
Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak
pada hasil pembelajaran siswa.
3.
Kondisi
audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru
dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi,
latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian
dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
4.
Ketersediaan
media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendisain sendiri media yang akan
digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
Seringkali suatu media dianggap tepat digunakan di kelas akan tetapi di sekolah
tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk
mendisain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin
dilakukan oleh guru.
5.
Media
yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada
audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang
ditetapkandapat dicapai secara optimal.
6.
Biaya
yang akan digunakan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang
akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan
daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang
dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.
Banyak media dan materi yang dibahas secara umum dan
cendrung sering diabaikan oleh para instruktur dalam pengajaran. Tetapi tenaga
pendidik haruslah mampu menggunakannya, seperti; papan tulis kapur, whiteboard,
bulletin board, flip chart, dan bentuk peraga lain dengan percaya diri. Materi
pembelajaran tak harus berbentuk digital atau mahal baru bisa dikatakan
bermanfaat. Akan tetapi yang kecil dan yang murah pun bisa jadi menarik dan
efektif, berfungsi atau bermanfaatnya suatu media bukanlah tergantung kapada
harga dan bentuknya yang istimewah tetapi lebih tergantung kepada skill yang
menggunakan bagaimana media tersebut betul-betul dapat menjembatani antara
materi dengan real dalam hidup siswa.
D.
JENIS
– JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu : (1) Media
hasil tekhnologi cetak; (2) Media hasil tekhnologi audio visual; (3) media
hasil tekhnologi yang berdasarkan computer ; (4) media hasil gabungan media
computer dan media cetak.
Tekhnologi
cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan
materi visual dan statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Kelompok media hasil tekhnologi cetak meliputi teks grafik foto
atau representasi fotografik dan reproduksi.
Tekhnologi
audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin – mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan – pesan audi dan visual, jadi, pengajaran melalui audio visual adalah
produksi penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran
serta tidak semuanya tergantung pada pemahaman kata atau symbol – symbol yang
serupa.
C.
Pusat
Belajar
Pusat belajar merupakan
Sebuah pusat
belajar bisa dibentuk dengan menyediakan beberapa kursi dan sebuah meja di mana
para siswa berdiskusi, atau juga bisa dibentuk dengan menggunakan beberapa Ruangan untuk praktek menari atau bisa lihat melalui CD
sehingga bisa digunakan oleh sekelompok siswa dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Kelebihan-kelebihan
a.
Dari
segi Subjek belajar (diri siswa)
Pusat belajar
membuat siswa berani bertanggung jawab atas belajar mereka dan memberikan
mereka peluang untuk belajar dengan langkah atau cara mereka sendiri. Hal ini
dapat meminimalisir kemungkinan kegagalan dan memaksimalkan peluang
keberhasilan.
b. Pembelajaran
yang aktif
Dalam pusat belajar terdapat
partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar, respon siswa, dan juga feedback
langsung terhadap respon-respon tersebut.
c. Peranan
guru
Pusat belajar menjadikan guru lebih
berperan dalam mendidik dan melatih siswa, lebih leluasa bergerak di dalam
kelas, dan menjadikan guru mempunyai lebih banyak peluang membantu siswa-siswa yang
membutuhkannya.
Kekurangan-kekurangan
a. Efisiensi
Akan ada banyak waktu yang terbuang
dalam membentuk pusat belajar dan dalam mengumpulkan dan menyusun materi
pembelajaran. Peralatan dan materi juga menghabiskan banyak biaya. Sisa-sisa
materi yang tak terpakai juga menjadi masalah.
b. Manajemen
Para guru yang membentuk pusat
belajar haruslah orang-orang yang sangat ahli dalam pengorganisasian dan
pengaturan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
Pembelajaran Seni budaya haruslah hendaklah dikembangkan
dan dilestarikan agar tidak punah. Pada satu sisi seni budaya merupakan mengembangkan kreatifitas siswa,
baik secara lisan yang mampu meningkatkan keterampilan siswa, sedangkan pada sisi
lain seni budaya juga harus diajarkan
kepada siswa melalui pendekatan tertentu yang sesuai dengan hakikat dan
fungsinya. Pendekatan pembelajaran seni yang menekankan aspek kreatifitas dan
kemahiran unutk melestarikan lingkungan. Seni sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, melalui seni seseorang dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya, karena itu siswa tidak hanya disungguhi dengan teori-teori yang
bersifat abstrak, tapi dengan pengenalan langsung yang mereka lihat dan mereka
dengar tentang segala sesuatu yang berada di lingkungannya.
Kurangnya minat siswa
terhadap karya disebabkan oleh kurang berhasilnya pembelajaran seni budaya di sekolah. Kurang berhasilnya pembelajaran seni budaya antara lain disebabkan oleh kurang kreatifnya guru dalam menyajikan
pelajaran, terutama dalam pemilihan media yang
tepat yang dapat merangsang imajinasi dan pengetahuan siswa.
B. APLIKASI PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan integrasi dari seluruh elemen yang
berhubungan dengan pendidikan secara maksimal dan efektif. Dalam sebuah proses
pembelajaran, media merupakan salah satu hal yang juga perlu mendapat perhatian
oleh seoang guru untuk dicari serta mendesain
sebuah media untuk dimasukan kedalam sebuah pembelajaran. Dalam hal ini
aplikasi model ASSURE merupakan hal
yang perlu diperhatikan untuk kelancaran merancang dan aplikasi sebuah media
dalam pembelajaan.
ANALYZE
LEANER (Menganalisis
Peserta Didik.
Dalam hal ini
menurut Smaldino, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Karakteristik Umum
Agar dapat benar-benar memenuhi kebutuhan individu siswa kelas VIII pada SMP Negeri 2 Ujungbatu
kita mesti benar-benar paham karakter umum siswa yang mempengaruhi proses
belajar mereka. Karakter ini berkisar dari variabel-variabel yang konstan,
seperti jenis kelamin dan etnis, sampai dengan variabel yang beragam secara
reguler, seperti sikap dan minat.
- Spesifikasi Kemampuan Awal
Pendidikan Seni budaya adalah pelajaran yang telah mereka
terima dari sekolah tingkat dasar, jadi pada umumnya mereka telah
mempunyai pengetahuan awal mereka
mengenai pelajaran ini. Untuk mengetahui kemampuan awal mereka sebelum
pelajaran dilanjutkan, pada pertemuan pertama biasanya diadakan entry test dari hasil ini dapat
dijadikan acuan tentang hal-hal apa yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan
kepada siswa.
Maka dengan hal ini tentu saja pembelajaran dapat
dilanjutkan untuk menerangkan materi-materi lanjutan dari pengetahuan awal yang
telah mereka punyai.
- Gaya Belajar
Untuk kelas besar yaitu berkisar lebih kurang 40 orang,
tentulah mempunyai gaya belajar yang beragam.
STATE
OBJECTIVES ( Merumuskan
Tujuan Pembelajaran)
Tujuan yang ingin
dicapai oleh pebelajar SMP kelas VIII semester 2
adalah sebagai berikut:
Standar
Kompetensi (SK): Mengapresiasi karya
seni tari
Kompetensi Dasar (KD): Mengidentifikasi jenis
karya seni tari Berpasangan / kelompok
Nusantara
Tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1
Mengidentifikasi jenis karya tari berpasangan/kelompok daerah
Nusantara
2
Mengidentifikasi ciri-ciri karya tari berpasangan/kelompok daerah
Nusantara
3
Menjelaskan tema dari tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
Indikator : 1. Siswa mampu mengidentifikasi
jenis karya tari berpasangan, kelompok daerah nusantara
2.Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri karya tari berpasangan, kelompok daerah nusantara
3.Siswa mampun menjelaskan tema tari berpasangan, kelompok Menampilkan tari
berpasangan atau kelompok
Tujuan
yang ingin dicapai adalah :
Menyebutkan kesan-kesan
tentang tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
Standar
Kompetensi : Mengapresiasi
karya seni tari
Kompetensi Dasar : Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan seni
tari berpasangan/kelompok
Indikator 1.Menyebutkan kesan-kesan
tentang tari berpasangan/kelompok
daerah Nusantara
2.Menjelaskan ragam karya tari Yogyakarta berdasrkan gaya
penampilan
3.Menjelaskan makna yang terkandung dalam tari berpasangan
daerah Nusantara
SELECT
METHODS, MEDIA AND MATERIAL (Memilih
metode, media dan bahan ajar)
Memilih strategi; dalam pembelajaran ini strategi yang
dipilih adalah strategi diskusi, demonstrasi dimana dengan hal ini mereka dapat
mengungkapkan semua ide secara aktif tentang apa yang
mungkin dihadapi dalam era global. Disini guru Memilih teknologi dan media;
setelah melihat kondisi lapangan dan kelebihan kekuarangan dari media, maka
dipilih media software presentasi sebagai penyampai materi pembelajaran. Hal
ini juga sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu memaksimalkan kemampuan siswa
dalam menggunakan teknologi. Dan bisa mereka terapkan nantinya dalam praktek
memilih media dalam sehari-hari. dibawah ini contoh vidio tari kelompok pada SMP Negeri 2 Ujungbatu.
Gerak tari berpasangan / kelompok:
Gerak tari berpasangan / kelompok:
UTILIZE
MEDIA AND MATERIALS (Memanfaatkan media dan bahan ajar)
Ada lima
langkah yang dilakukan dalam memanfaatkan media pembelajaran;
Tinjaulah Teknologi, Media, dan Bahan Ajar
Teknologi,
media dan bahan ajar yang akan disampaikan mengenai materi Revitalisasi
pendidikan nasional dalam era global, sesuai dengan kebutuhan siswa. Mereka
dalah calon-calaon pendidik masa datang yang harus tanggap dengan perubahan dan
bekerja denagn penuh semangat. Siswa yang akan mengahadapi era digital.Media software
powerpoint merupakan salah satu metode dalam memodifikasi bahan ajar, dengan
menggunakan gambar, warna yang menarik mereka jadi tertarik untuk belajar.
REQUIRE
LEARNER PARTICIPATION (Mengembangkan peran
peserta didik)
Dalam mengaktifkan pembelajar di proses pembelajaran
tentulah memerlukan sentuhan psikologis. Dan pada mata kuliah Pendidikan Pancasila
teori belajar yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme dan sosialisme.
Dimana denagn pendekatan konstruktivis siswa dapat mengkonstruk sendiri materi
yang dipelajari, sehingga dapat bertahan lama dikepala mereka. Pendekatan sosial berati tanggapan yang
diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dpat dijadikan sebgai
ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diteriam dan juga sebgai
support secra emosional.
EVALUATE
AND REVIEW (Menilai dan Memperbaiki)
Hal terakhir yang dilakukan dalam
proses pembelajaran adalah mengevaluasi serta merevisi pembelajaran yang
diadakan, baik dari ketercapaian materi dilihat dari pencapaian siswa maupun
dari kefektifan penggunaan media.Mengukur pencapaian siswa biasanya dilakukan
dengan menggunakan test atau ujian, dan dari portofolio mereka secra individu. Dalam
hal ini saya bias amengadakan kuis dan meminta mereka membuat makalah mengenai
mata kuliah yang saya asuh. Dalam
mengevaluasi kefektifan media berarti dapat menggunkan diskusi atau interview
dengan siswa apakah mereka merasa puas dan tersampaikan apa yang merka
harapakan dengan media ini?. Dari tanggapan mereka maka akan dapat ditarik
kesimpulan apakah media ini perlu dimodifikasi atau diperbaiki sehingga materi
benar-benar tersampaikan.
Tari Berpasangan adalah: Bentuk penampilan tari yang
ditarikan secara berpasang-pasangan, boleh sejenis atau berlawanan jenis dan
tidak menutup kemungkinan dalam jumlah yang banyak
Tari
serampang dua belas
Pola
lantai tari berpasangan atau kelompok:
:
Berjalan maju
: Putar
:
Berdiri diam
: Setengah
lingkaran
Contoh tari berpasangan: Ragam geraknya penari
mengarah diagonal kanan
Tari kelompok: siswa SMP Negeri 2 Ujungbatu melakukan
beberapa gerakan tari
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar media merupakan
bagian yang sangat penting, karena kita ketahui bahwa materi pembelajaran
mempunyai banyak format. Ada yang kongkrit dan ada yang abstrak. Sehingga
sebahagian besar bahan ajar harus disampaikan melalui berbagai jenis media.
Dalam memilih media pembelajaran, guru haruslah jeli dan menyesuaikan dengan
kondisi di mana proses pembelajaraan itu dilaksanakan. Juga harus disesuaikan
dengan kemampuan sekolah di mana mereka bertugas. Media yang di pilih adalah media yang sesuai dengan kondisi SMP Negeri 2 Ujungbatu.
Penggunaan
media dalam proses pembelajaran
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, karena media sebagai
penyampai pesan sehingga siswa dapat menerima pembelajaran dengan efektif dan efesien.
B.
SARAN
Sebaiknya penggunaan media adalah dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan
oleh guru tentu saja memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan media tak
kalah penting adalah dukungan suatu tim
atau pihak sekolah. Kepala sekolah sebaiknya harus mendukung serta menyediakan
dana untuk pemilihan media tersebut.
perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media
pembelajaran yang “mudah dan murah”
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
di lingkungan sekitarnyamemunculkan ide dan kreativitas yang dimiliki oleh guru
tersebut.
Tidak
diragukan lagi bahwa semua guru sepakat bahwa media itu perlu dalam
pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan
media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media,
perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi masing-masing dimana kita berada.
Dengan kata lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada
guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,
penjelasan pesan dan karakteristik siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, H Renald (1994)Pemilihan
dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Jakarta : CV Rajawali.
Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Daryanto. 1993. Media visual Untuk Pengajaran Teknik.
Jakarta: Tarsito.
Miarso, Yusufhadi. dkk. 1986.
“Media Pendidikan”. Dalam Miarso, Yusufhadi dkk. Teknologi Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Sadiman, Arief, dkk. 2009. Media Pendidikan,Pengertian, Pengembangan,
dan Manfaatnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Smaldino, Sharon E, james D. Russel
& Robert Heinich. Instructional
Technology and Media for Learning 8th Ed. New Jersey: Perason
Merrill Prentice Hall, 2005
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMP Negeri 2 Ujungbatu
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Kelas
/ Semester : VIII / 2
Standar
Kompetensi : Mengapresiasi karya seni tari
Kompetensi
Dasar :
Mengidentifikasi
jenis
karya seni tari Berpasangan / kelompok
Nusantara
Alokasi
Waktu : 2 x 40
Jam Pelajaran
A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu
4
Mengidentifikasi jenis karya tari berpasangan/kelompok daerah
Nusantara
5
Mengidentifikasi ciri-ciri karya tari berpasangan/kelompok daerah
Nusantara
6
Menjelaskan tema dari tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
7
Mendiskusikan tentang tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
B. Materi Pembelajaran
Beragam tari berpasangan
daerah Nusantara
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan CTL, life
skill, ceramah, diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan
a. Kegiatan Pendahuluan
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan siswa,motivasi,persepsi
dan apresiasi
b. Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Mengidentifikasi jenis
karya tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
F Mengidentifikasi ciri-ciri
karya tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
F Menjelaskan tema dari tari berpasangan/kelompok daerah
Nusantara
F memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan di studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Membuat kelompok diskusi
F Mendiskusikan tentang
tari berpasanga/kelompok dari Nusantara
F Membuat kesimpulan dari
hasil diskusi tentang tari berpasangan/kelompok daerah Nusantara
F Membuat laporan diskusi tentang tari berpasangan/kelompok
daerah Nusantara
F memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
§ Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
F memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik,
F memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
F memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan,
F memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar:
Ø berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø membantu menyelesaikan
masalah;
Ø memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh;
Ø memberikan motivasi
kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan
penutup, guru:
F Membuat simpulan hasil diskusi kelompok
tentang tari berpasangan/kelompok Nusantara
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi, Rekaman audio / Visual,
guru/model
F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan
sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Ü
Menyebutkan nama tari berpasangan/kelompok
seni tari nusantara
Ü
Mengidentifikasi ciri-ciri karya tari berpasangan /
kelompok dari daerah setempat.
|
Tes tulis
|
Tes uraian
Daftar pertanyaan
|
Ü
Sebutkan tari berpasangan/kelompok dari daerah
Yogyakarta
Ü
Sebutkan ciri-ciri tari berpasangan/kelompok
dari daerah Yogyakarta
Ü
Jelaskan tari berpasangan yang bertemakan
heroic dan erotik!
Ü
Sebutkan macam-macam tari berpasangan yang bertema
eroti!
|
Mengetahui,
Kepala SMP N 2 Ujungbatu
H. SYAMSIDI, S.S
NIP. 196207081985031005
|
Ujung batu, 15 mei 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
SRI GUSNI, S.Pd
NIP. 197507282003122003
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah :
SMP Negeri 2 Ujungbatu
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Kelas
/ Semester : VIII / 2
Standar
Kompetensi : Mengapresiasi karya
seni tari
Kompetensi Dasar : Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan
seni
tari
berpasangan/kelompok
Alokasi Waktu :
2 x 40 Jam Pelajaran
A. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu
-
Menyebutkan kesan-kesan tentang tari berpasangan/kelompok
daerah Nusantara
-
Menjelaskan ragam karya tari Yogyakarta berdasrkan gaya
penampilan
-
Menjelaskan makna yang terkandung dalam tari berpasangan dri daerah
Nusantara
B. Materi Pembelajaran
-
Tari berpasangan/kelompok dari daerah Nusantara
C. Metode Pembelajaran
-
Diskusi,ceramah
D. Langkah-langkah Kegiatan
a. Kegiatan Pendahuluan
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan
siswa,motivasi,persepsi dan apresiasi
b. Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
-
Menjelaskan ragam karya tari Yogyakarta berdasrkan gaya
penampilan
-
Menjelaskan makna yang terkandung dalam tari berpasangan dri daerah
Nusantara
-
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
-
Membuat kelompok belajar diskusi
-
Menyampaikan materi diskusi pada masing-masing kelompok
-
Mendiskusikan tentang kesan ragam dan makna yang
terkandung dalam tari berpasangan dari daerah Nusantara
-
Menyimpulkan hasil diskusi
-
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi, guru:
-
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan
penutup, guru:
-
Menanyakan kepada siswa tentang kesulitan selama pelajaran berlangsung
-
Menyimpulkan materi pembelajaran
E. Alat dan Sumber Belajar
-
Buku Referensi, guru
F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan
sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Ü
Mengungkapkan rasa/kesan tentang
tari berpasangan/kelompok dari nusantara
Ü
Menjelaskan keragaman karya berdasarkan gaya penampilan.
|
Tes tulis
|
Tes uraian
Daftar pertanyaan
|
Ü Jelaskan kesan tari berpasangan dari daerah
Nusantara
Ü Jelaskan ragam karya tari Nusantara
Ü
Jelaskan makna yang terkandung dalam tari berpasangan daerah
Nusantara
|
Mengetahui,
Kepala SMP N 2 Ujungbatu
H. SYAMSIDI, S.S
NIP. 196207081985031005
|
Ujung batu, 15 mei 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
SRI GUSNI, S.Pd
NIP. 197507282003122003
|
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMP Negeri 2 Ujungbatu
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Kelas
/ Semester : VIII / 2
Alokasi
Waktu : 4 x 40
Jam Pelajaran ( 2x pertemuan )
Standar
Kompetensi : Mengekpresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar : Mengekplorasi pola lantai gerak tari
Berpasangan /
kelompok Nusantara
A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
Ø Menjelaskan pengertian
pola lantai
Ø Membuat pola lantai tari
berpasangan
Ø Menjelaskan makna pola
lantai tari berpasangan
Ø Melakukan 4 gerak pola
lantai tari berpasangan / kelompok
B. Materi Pembelajaran
Pola lantai tari berpasangan / kelompok
C. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah,
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan pertama dan kedua :
a.
Kegiatan Pendahuluan
Tanya jawab berbagai
hal yang terkait dengan siswa,motivasi,persepsi dan apresiasi
b. Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
-
Menyaksikan mengamati pola lantai tari
berpasangan Nusantara melalui VCD
-
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
-
Mendiskusikan pola lantai yang dilihat
-
Membuat pola lantai tari berpasangan
-
Memperagakan pola lantai tari berpasangan
-
Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
§ Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
-
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan
penutup, guru:
-
Membuat kesimpulan hasil pengamatan dari hasil obyek yang diamati
-
Membuat kesimpulan dari hasil kegiatan menyusun
gerak dan membuat pola lantai sesuai
dengan obyek yang diamat
-
Membuat kesimpulan hasil peragaan tari dari
pengamatan obyek
E. Alat dan Sumber Belajar
* Buku , guru tari, audio visual
F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan
sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Ü
Mendiskusikan hasil penemuan pola lantai
berpasangan/ berkelompok
Ü
Melakukan uji coba penemuan pola lantai
|
Tes praktik/
kinerja
|
Uji petik kerja
|
Ü
Jelaskan pengertian pola lantai
Ü
Jelaskan makna – makna pola lantai
Ü
Buatlah 4 macam pola lantai tari berpasangan
Ü
Buatlah 4 macam pola lantai tari kelompok
dengan peserta 5
penari
|
Mengetahui,
Kepala SMP N 2 Ujungbatu
H. SYAMSIDI, S.S
NIP. 196207081985031005
|
Ujung batu, 15 mei 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
SRI GUSNI, S.Pd
NIP. 197507282003122003
|