Senin, 28 Mei 2012

MAKALAH BELAJAR JARAK JAUH (Sri gusni)


TUGAS MANDIRI
MATA KULIAH :BELAJAR JARAK JAUH
DOSEN      :Dr. RIDWAN, M.Sc.Ed



OLEH:
SRI GUSNI
NIM   : 1109877



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
KERJASAMA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN  2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Perkembangan e-learning mulai bermunculan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 1997  muncul LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi.Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. Dan akhirnya pada tahun 1999 sebagai muncullah aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam pembahasan ini terdapat beberapa batasan ruang lingkup yaitu :
1. Pengertian e-learning
2. Pengertian e-library
3. Pengertian e-book
4. Karakteristik e-learning
5. Kelebihan e-learning
6. Kekurangan e-learning
7. Teknologi pendukung e-learning
8. Fitur e-learning
9. Aspek penting e-learning
10. Tujuan e-learning
11. Kelebihan e-book
12. Kekurangan e-book
13. Format e-book
1.3 Tujuan
Pembahasan mengenai e-learning dalam universitas Bina Nusantara adalah sebagai berikut :
· Menjelaskan pengertian e-learning
· Menjelaskan pengertian e-library
· Menjelaskan pengertian e-book
· Memperkenalkan karakteristik e-learning
· Mencari kelebihan e-learning
· Mencari kekurangan e-learning
· Menjelaskan teknologi pendukung e-learning
· Menjelaskan fitur e-learning
· Menjelaskan aspek penting dalam e-learning
· Menjelaskan tujuan e-learning
· Mencari kelebihan e-book
· Mencari kekurangan e-book
· Mencari berbagai format e-book
1.4 Manfaat
Manfaat yang dicapai dalam pembahasan mengenai e-learning dan e-library pada perpusatakaan di universitas Bina Nusantara adalah sebagai berikut :
· Mengenal e-learning secara umum
· Mengenal tentang e-library
· Menambah pengetahuan tentang e-book
· Mengenal karakteristik e-learning
· Menemukan kelebihan e-learning
· Menemukan kekurangan e-learning
· Mengetahui teknologi pendukung e-learning
· Mengetahui fitur e-learning
· Mengetahui aspek penting dalam e-learning
· Menemukan tujuan e-learning
· Menemukan kelebihan e-book
· Menemukan kekurangan e-book
· Menemukan berbagai format e-book
1.5 Metodologi
Beberapa metode yang digunakan dalam pembahasan mengenai e-learning adalah sebagai berikut:
1.     Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan mencari sumber-sumber tertulis yang berhubungan dengan e-learning dan e-library.
2.     Penelitian lapangan
Penelitian lapangan adalah metode penelitian yang langsung dilakukan di tempat yang akan menjadi objek penelitian.









BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian E-learning
E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.Menurut Harefa (2000,p95), pendidikan, kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berasal dari e-ducare yang berarti menggiring ke luar. Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan. Jadi pemuliaan manusia atau pembentukan manusia. Maka proses pendidikan sebagai proses informal. Tidak ada pendidikan formal karena itu tidak mungkin. Seluruh proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.
Menurut Anonim (2009) E-learning merupakan sistem pembelajaran berbasis elektronis yang memanfaatkan jaringan seperti LAN, WAN, atau internet untuk memungkinkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, seperti CBT (Computer Based Training) atau WBT (Web Based Training). E-learning dapat juga digunakan sebagai sistem stand -alone untuk menampilkan data maupun aktifitas interaktif berbasis komputer lainnya. Sebagai sebuah sistem pembelajaran, e-learning dapat mengendalikan berbagai macam aktifitas pembelajaran, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Program-program pelatihan juga dapat didesain secara lebih efisien dan efektif.
2.2 Pengertian E-library
Menurut Anonim (2009) Konsep e-library adalah sebuah perpustakaan digital yang ada dalam website chickaholic dengan menyediakan link buku elektronik (e-book) yang dapat didownload pengunjung dengan gratis, buku yang telah didownload tersebut dapat / bebas disebarluaskan kembali dengan tidak mengubah materi yang ada dan menghilangkan sumber penulisnya. Menurut Anonim (2009) Perpustakaan elektronik atau juga dikenal dengan perpustakaan maya atau electronic library adalah sebuah system informasi yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses) informasinya dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronis yang berupa computer. Dalam perpustakaan elektronik, bahan-bahan pustaka tidak hadir dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan provider atau penyedia informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik, serta menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data elektronik juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional.


2.3 Pengertian E-book
Menurut Anonim (2009) E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe. Menurut Anonim (2009) eBook adalah kependekan electronic book atau dalam bahasa Indonesia artinya buku elektronik yaitu file digital yang mirip dengan buku cetak biasa. Hingga saat ini membaca ebook dengan menggunakan computer atau laptop. eBook biasanya diterbitkan dengan salah satu dari dua cara seperti di bawah ini:
·   Buku yang telah dicetak pada kertas kemudian diubah menjadi format ebook. Dengan semakin populernya ebook reader maka semakin banyak buku cetak yang juga diterbitkan dan dijual dalam format digital (ebook).
·   Book yang memang dibuat oleh individu untuk keperluan pribadi maupun untuk tujuan komersial. Sejak pengguna internet berkembang dengan pesat maka banyak orang yang berbagi pengetahuan dengan menggunakan ebook. Kelebihan utama dari ebook adalah kita bisa membaca pengetahuan dari orang-orang yang tidak memiliki akses untuk menerbitkan pengetahuannya dalam bentuk buku cetak.
2.4 Komponen E-learning
Menurut Anonim (2009) E-learning yang terintegrasi mempunyai komponen-komponen berikut ini :
§ Learning Management System (LMS)
LMS merupakan platform untuk pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang tidak terbatas hanya pada distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal manajemen dan evaluasi hasil-hasil pembelajaran.
            Fitur LMS :
· Manajemen siswa dan kompetensi
· Manajemen dan distribusi materi/content
· Manajemen sumber daya (fasilitas, instruktur, dll)
· Manajemen program
· Manajemen data
· Anggaran

§ Knowledge Management System (KMS)
KMS digunakan untuk merekam dan menyimpan knowledge, baik formal maupun berdasarkan pengalaman, ke dalam bentuk  digital untuk memudahkan akses bagi para pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing.
Fitur KMS :
· Data collection
· Data digitalization
· Indexing and knowledge sharing
§ Learning Content Management System (LCMS)
LCMS memungkinkan trainer, dosen, dan instruktur untuk membuat dan mengembangkan materi/e-learning content sendiri dengan mudah, walaupun mereka tidak menguasai pemrograman komputer.
            Fitur :
· Template outline kursus/mata pelajaran/mata kuliah
· Manajemen gambar, animasi, dan konten audio-video
· Kustomisasi konten : kursus, test, simulasi
· Manajemen obyek pembelajaran
§ Electronic Library (E-Library)
E-Library merupakan layanan IT terintegrasi untuk manajemen perpustakaan digital (digital library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan customised sesuai kebutuhan pengguna.
§ Mobile Learning
Mobile learning menambah kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi konten, sarana pengembangan konten (mobile learning author), dan mobile device tracking system.
§ E-Content Development
E-Content merupakan bagian penting dari proses e-learning yang memainkan peranan utama. E-content memungkinkan pengguna untuk mengembangkan konten yang secara visual menarik dan interaktif. Media E-content dapat berupa format CD (stand alone) maupun format standar e-content seperti SCROM and AICC.



BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik E-learning
Karakteristik e-learning, antara lain:
§  Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
§   Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
§  Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
§  Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
3.2 Fungsi Pembelajaran Elektronik
Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning cocok untuk pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran yang fleksibel , tetapi dapat juga digunakan di conjunction dengan face-to-face mengajar , dengan menggunakan campuran antara e-learning dan face-to-face atau secara langsung. E-Learning dipelopori oleh Bernard Luskin memperdebatkan yang ” E ” harus memahami mempunyai lebar jika maksud e-Learning berhasil . Luskin kata yang ” e ” harus ditafsirkan ke berarti menggairahkan , giat , antusias , emosional , diperluas , ulung , dan pendidikan di penambahan untuk ” elektronik ” yang penafsiran nasional tradisionil. Penafsiran luas ini membolehkan untuk aplikasi pada abad ke 21 dan membawa pembelajaran dan psikologi media ke dalam persamaan.
Terutama di pendidikan tinggi , cenderung terjadi peningkatan untuk membuat virtual lingkungan belajar ( VLE ) ( yang mana sekali-sekali mengkombinasikan dengan sistim informasi manajemen ( MSI ) untuk membuat lingkungan pembelajaran yang teratur ) yang mana semua aspek jalan terus ditangani pemakai konsisten standar yang menghubungkan semua institusi .
Jumlah pertumbuhan universitas/ perguruan tinggi fisik , hampir menyerupai perguruan tinggi yang online-only (hanya menggunakan e-learning), mulai menawarkan kumpulan yang terpilih derajat akademikus dan melalui program sertifikat internet pada cakupan lebar level dan di cakupan lebar disiplin . Pada saat beberapa program memerlukan siswa untuk hadir di kampus dan menghadiri kelas atau pertemuan, banyak program secara online sepenuhnya telah dikirimkan.
Sebagai tambahan , beberapa jasa pendukung seperti penawaran dan pendaftaran online mahasiswa, e-counseling, pembelian buku pelajaran online , pemerintahan siswa dan surat kabar siswa
Terdapat 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik (e-learning dengan media elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran, yaitu :
a.        Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.      Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan instruktur secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh instruktur. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur.
c.       Substitusi (Pengganti)
Beberapa institusi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari peserta didik.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
1. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
2. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3. Sepenuhnya melalui internet.
3.3 Kelebihan E-learning
Berikut adalah beberapa kelebihan dari pembelajaran elektronik atau e- learning:
§  Mempersingkat waktu pembelajaran
Dengan adanya e-learning, murid tidak perlu masuk di ruang kelas dan menghabiskan waktu perjalanan dari rumah ke tempat belajar.
§  Membuat biaya studi lebih ekonomis
Dengan e-learning, biaya yang harus dikeluarkan lebih sedikit karena menghemat biaya gedung, biaya listrik, biaya peralatan-peralatan yang harus digunakan. Dengan demikian, biaya studi akan menjadi lebih murah dan ekonomis.
§  Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Dengan e-learning maka peserta didik dapat melihat dan mencari bahan pelajaran setiap waktu diperlukan. Selain itu, peserta didik dan dosen/guru/instruktur dapat online selama mereka ingin. Jadi, dengan e-learning peserta didik dapat terus belajar selama mereka mau.
§  Pengalaman pribadi dalam belajar : pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk penyampaian belajar mengajar, mengumpulkan bahanbahan sesuai dengan kebutuhan.
§  Mudah dicapai: pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi e-Learning dimanapun juga selama mereka terhubung ke internet. e-Learning dapat dicapai oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
§  Kemampuan bertanggung jawab : Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka masing- masing di dalam proses belajar mengajar.
§  Merangsang daya kreatifitas berpikir siswa. Dengan adanya e-learning daya kreatifitas berpikir mahasiswa lebih terangsang karena siswa harus mampu mencari sendiri bahan yang harus dipelajari dan harus memiliki kemauan sendiri dalam belajar.
3.4 Kekurangan E-learning
                  Selain kelebihan, e-learning juga memiliki kekurangan-kekurangan, yaitu :
·     Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer”, designer e-learning dan pemrogram komputer.
·   Guru banyak yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih mengajar menggunakan metode ceramah serta belum terampil menggunakan fasilitas seperti video dan komputer.
·   Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial
·      Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
·  Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (Information, Communication and Technology).
·    Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).
·    Masih ada banyak orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sedikit tentang internet.
3.5 Teknologi Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu e-learning dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.
Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video text, video messaging).
Sedangkan teknologi based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu :
·  Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
·  Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet.
·    Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salahsatunya adalah system “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat mengitegrasikan beberapa system seperti:
·   Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut.
·   Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja.
·   Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com learning resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.
3.6  Fitur E-learning
E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut :
·       Konten yang relevan dengan tujuan belajar
·       Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar.
·       Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.
·       Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous)
·        Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.
3.7 Aspek Penting dalam E-learning
Aspek-aspek penting dalam e-learning meliputi :
1.     E-learning menciptakan solusi belajar formal dan informal. Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning adalah e-learning hanya menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus. Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat secara informal. Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu masalah membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, e-learning haruslah memiliki karakteristik berikut:
a.      just in time –tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya.
b.   on-demand – tersedia setiap saat.
c.     bite-sized – tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat.
2.   E-learning menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia. Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning hanya membuat konten saja. Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas sosial. E-learning menyediakan pengalaman belajar yang kuat melalui komunitas online pengguna e-learning. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu antara sesama pengguna e-learning.
3.   E-learning mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama. E-learning bukan aktivitas individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah komunitas online yang dapat dilakukan secara langsung (synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).
4.   E-learning membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran. Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning (Knight, 2005, p. 11).
3.8 Tujuan E-learning
Pembelajaran E-Learning biasanya dirancang untuk membantu siswa melalui informasi atau untuk membantu siswa melakukan tugas yang spesifik. Informasi berbasis e-learning berisi informasi yang komunikatif kepada siswa. Contohnya meliputi isi yang mendistribusikan sejarah atau fakta yang berhubungan dengan jasa, perusahaan, atau produk. Dalam isi berbasis informasi, tidak ada keahlian yang spesifik untuk dipelajari. Dalam isi berbasis pelaksanaan, pelajaran tersebut membangun keahlian yang procedural, yang mana siswa diharapkan untuk meningkatkan keahlian.
Computer Based learning, terkadang disingkat menjadi CBL, mengacu pada kegunaan dari computer sebagai komponen kunci dari lingkungan pendidikan. Ketika ini bisa diarahkan pada pemakaian computer di ruang kelas, syarat tersebut secara umum mengacu pada lingkungan terstruktur dimana komputer digunakan untuk tujuan mengajar. Konsep tersebut umumnya jelas pada kegunaan computer dimana pembelajaran adalah sedikitnya memiliki hubungan dengan pengalaman.
Layanan Computer-based training (CBT) adalah dimana seorang siswa belajar dengan melaksanakan program latihan special di computer dihubungkan dengan pekerjaan mereka. CBT khususnya efektif untuk melatih orang untuk menggunakan aplikasi computer karena program CBT dapat berintegrasi dengan aplikasi sehingga siswa dapat berlatih menggunakan aplikasi pada saat belajar.
Sejarahnya, pertumbuhan CBT telah terhambat oleh keperluan akan sumber daya yang sangat besar yakni human resource untuk membuat program CBT dan sumber daya hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. Bagaimanapun, perkembangan dalam kekuatan penghitungan computer dan khususnya pertumbuhan rata-rata dari peralatan komputer dengan CD-ROM, membuat CBT menjadi pilihan yang lebih bagus bagi perusahaan dan individual.
Banyak aplikasi computer sekarang sudah dilengkapi dengan bentuk sederhana dari CBT, biasanya disebut sebagai tutorial.Web based training(WBT) adalah jenis latihan yang sama dengan CBT. Walaupun WBT dikirim melalui internet menggunakan web browser. Web based training sering dilengkap dengan metode interaktif seperti papan bulletin, ruangan chat, pesan singkat, videoconferencing, dan ruang diskusi.
Web Based training biasanya berupa pembelajaran sendiri melalui beberapa sistem yang memperbolehkan untuk latihan dan evaluasi secara online pada waktu yang spesifik.
Computer-supported collaborative learning(CSCL) adalah salah satu dari inovasi yang menjanjikan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dengan bantuan informasi modern dan teknologi komunikasi. Kolaborasi atau pembelajaran kelompok mengacu pada metode instruksi dimana dari seorang siswa dianjurkan atau diperlukan untuk bekerja sama dalam tugas pembelajaran. Hal itu secara luas disetujuin untuk membedakan pembelajaran kolaborasi dari model tradisional ’direct transfer’ dimana instruksi berasumsi menjadi distributor pengetahuan dan keahlian.
3.9 Kelebihan E-book
Secara fisik, e-book membutuhkan bahan dan ruang yang lebih sedikit daripada buku cetak konvensional. Bayangkan saja, dalam format teks, sekitar 500 judul buku bisa disimpan dalam satu keping cd atau dalam satu book reader yang ringan dan portable.
Padahal, dalam format buku cetak konvensional, 500 judul buku setara dengan koleksi dalam beberapa rak. Dengan kata lain, e-book bisa berfungsi sebagai perpustakaan online yang siap menyediakan buku dimana saja dan kapan saja. Para pecinta buku bisa mengoleksi buku sebanyak mungkin tanpa harus repot memikirkan tempa yang luas karena yang dibutuhkan hanyakalh beberapa keping cd, dvd, pda, atau book reader yang cukup disimpan dalam laci meja belajar. Inilah salah satu kelebihan e-book.
Terkait dengan kebutuhan ruangnya yang kecil, e-book dapat ditawarkan dengan tak terbatas tanpa tanggal “out of print”. Hal ini memungkinkan para pengarang terus mendapatkan royalti secara tak terbatas dan memungkinkan para pembaca menemukan buku-buku lama.
Saat membaca buku cetak, tanpa sadar kita memegang buku dalam kondisi tangan kotor atau berminyak. Akibatnya, buku jadi kotor dan berminyak. Atau bisa juga karena buku terlalu sering dibaca, buku pun jadi rusak, lecek, dan terlipat-lipat. Pada e-book, hal semacam itu tidak akan terjadi. E-book relatif lebih naman untuk dipegang karena tidak perlu melipat seperti kertas. Jika kita capek membaca, e-book bisa ditutup tanpa harus menghentikan proses pembacaan karena e-book bisa dibaca menggunakan handsfree. Dijamin, halaman demi halaman pada e-book tidak akan rusak atau lecek, meski puluhan kali dibaca, atau ternoda karena tangan berminyak.
Dari sisi produksi, biaya yang dibutuhkan untuk mereproduksi satu e-book lebih murah daripada buku konvensional. Penyalinan bisa dibuat dengan instan dan seketika dalam jumlah besar sesuai keinginan. Hal ini membuat kemudahan dalam melakukan back-up. Dari sisi kepentingan penerbit, kemudahan membagikan e-text mengandung arti bahwa e-book bisa digunakan untuk merangsang penjualan lebih tinggi dari salinan buku yang dicetak
Berbeda dengan buku cetak konvensional, e-book memungkinkan pembacanya bukan saja bisa dengan mudah melakukan pencarian teks atau frase, tetapi proses pencarian berlangsung secara otomatis. Bahkan, mlalui fasilitas hyperlinks, pembaca e-book bisa mengecek berbagai referensi. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, e-book bisa menjadi pilihan format sempurna untuk berbagai pekerjaan yang mengandalkan kemampuan pencarian seperti kamus, acuan kerja, dan berbagai jenis text book.
Penggunaan e-book reader pada pembacaan e-book di komputer, bukan sekadar pembaca text file. Sebab, software e-book mempunyai kelebihan lain yang kerap dilakukan pembaca manual pada umumnya, seperti bookmarking, memberikan anotasi, bahkan highlight dengan stabilo Selain itu, penggabungan multimedia seperti audio books dan animasi juga bisa diintegrasikan ke e-book.
Dari sisi lingkungan, e-book dianggap lebih rama lingkungan. Meski membutuhkan energi listrik untuk membacanya, produksi e-book tidak membutuhkan kertas, tinta, dan bahan lain yang biasa digunakan dalam produksi buku cetak. Penggunaan kertas yang terus meningkat dianggap punya andil dalam mempercepat rusaknya lingkungan karena bahan baku kertas adalah pohon.
3.10 Kekurangan E-book
Selain memiliki kelebihan, e-book juga memiliki kekurangan, yaitu :
· Risiko hilangnya data. Kemungkinan ini terbuka jika media penyimpanannya rusak atau terkena virus.
· Mayoritas orang masih merasa lebih nyaman membaca dengan membuka
lembaran-lembaran buku. Mereka merasa cepat lelah dan repot kalau harus membaca di depan monitor
· Standar yang berbeda dari eBook. Banyaknya format data memerlukan kesiapan software reader-nya, yang belum tentu dimiliki semua orang
· Keterbatasan bahasa. Masih minimnya eBook berbahasa Indonesia, terutama yang berisi tutorial teknologi terbaru. Rata-rata masih dalam bahasa asing. Biasanya, untuk terbitan dengan isi istimewa berstatus tidak gratis alias berbayar.

3.11 Format E-book
Secara garis besar ebook bisa diketegorikan ke dalam dua macam, yakni yang bisa dibuka di semua komputer dan yang tidak. Masing-masing tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Adapun format ebook adalah sbb :
1.    Plain Text merupakan format yang paling universal untuk dokumen di dunia komputer. Format Plain Text sudah dikenal sejak tiga puluh tahun yang lalu. Sangat sederhana, tidak ada model huruf tebal, miring, kapital, kecil, dsb. Dan tidak mempunyai fasilitas enkripsi, so sangat cocok untuk eBook gratis.
2.     HTML (Hypertext Mark-up Language)
Untuk membacanya dibutuhkan aplikasi browser. Biasanya, pengguna memilih Internet explorer, Mozilla, FireFox, Opera, dan lainnya. Membuatnya cukup mudah, cukup dengan frontpage, dreamweaver, atau bisa juga dengan notepad.
3.     DOC dan RTF (Rich Text Format)
Format DOC merupakan standar word processor yang digunakan di seluruh dunia. Begitu juga dengan RTF, bisa dibuka di mana pun, baik oleh aplikasi Microsoft atau Opensource.
4.      DVI (DeVice Independent)                                                                          Format .dvi adalah keluaran dari TeX dan LaTeX document processor. Format ini dikembangkan oleh Donald E Knuth dari Stanford University tahun 1977. Populer di kalangan perguruan tinggi dan lembaga penelitian. File yang dihasilkan relatif kecil sehingga sangat cocok digunakan untuk distribusi jurnal, makalah, tesis, dan technical report karena format ini memiliki fasilitas grafik terbatas. Jika menambahkan grafik, biasanya menyertakan file ilustrasi dalam format PostScript(.ps). Situs www.ctan.org menyediakan semua informasi tentang LaTeX.
Perkembangan terakhir, kalangan perguruan tinggi sudah beralih ke .pdf untuk distribusi produk ilmu mereka. Format di atas hanya digunakan untuk mengirim ke lembaga atau institusi penelitian yang lain.
5.     PDF (Portable File Document)
Format .pdf termasuk yang paling aman dan paling banyak digunakan untuk distribusi dokumen digital. Dikeluarkan oleh Adobe System yang merupakan perusahaan terunggul dalam desktop publishing.
Aplikasi Adobe Acrobat Reader harus tersedia untuk membaca format pdf. Membuat file .pdf juga cukup mudah, tinggal buka dokumen yang telah disiapkan kemudian lakukan print ke dalam printer pdf yang telah terinstall. Namun, kerugian format ini adalah ukuran yang dihasilkan kadang-kadang besar dan jika font yang dipakai tidak tersedia, tampak tidak enak di mata. PDF merupakan salah satu format dokumen yang cukup populer. Dengan format PDF Anda dapat membuat file yang berisi teks dan image, membuat link (baik internal maupun eksternal), serta dapat menambahkan bookmark pada dokumen tersebut, tersedia fasilitas keamanan password terhadap aksi-aksi yang akan dilakukan terhadap dokumen, seperti meng-copy, cetak, edit dsb.
6.     Compiled HTML Help File (CHM)
Terkenal dengan sebutan format CHM. Banyak sekali buku-buku elektronik yang memakai format ini. Sebagai turunan HTML, format CHM mampu menyimpan banyak halaman beserta link-link-nya dalam satu file saja. CHM mampu mengatur halaman seperti layaknya sebuah buku. Mengatur penempatan setiap bab dan navigasi yang nyaman.
Menyediakan juga fasilitas daftar isi, pencarian, dan favorit. Kita hanya dituntut menyediakan aplikasi Internet Explorer minimal versi 4.0
7.     Format lain
Selain format-format di atas, masih banyak tipe lain, seperti XML (Extensible Markup Language), SGML (Standard Generalized Markup Language), EXE (.exe), format LIT dari Microsoft dan Palm yang diperuntukkan bagi PocketPC dan Palm.


















BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
E-learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-library adalah salah satu cara dalam melakukan e-learning. E-library dapat juga disebut perpustakaan elektronik. Sedangkan E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer.
E-learning sangat berguna bagi orang-orang yang ingin menuntut ilmu. E-learning membuka peluang bagi semua orang untuk belajar dimanapun mereka berada. Jadi, waktu dan tempat sudah bukan hambatan lagi bagi pelajar untuk belajar. Mereka dapat belajar dimanapun mereka mau dan kapanpun mereka ingin belajar. Biaya yang dibutuhkan untuk mereproduksi satu e-book lebih murah daripada buku konvensional. E-learning juga dapat menghemat biaya gedung dan biaya lainnya, sehingga lebih murah dibandingkan pembelajaran secara fisik.
4.2 Saran
Dengan adanya e-learning, mahasiswa dihimbau untuk dapat menggunakan e-learning dengan sebaik-baiknya sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa. E-learning dapat mengefisiensikan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. Namun, terkadang e-learning dapat juga menjadi hambatan jika terjadi error. Karena itu diharapkan mahasiswa khususnya mahasiswa pascasarjana dapat memamfaatkan semaksimal mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar