TUGAS
MANDIRI
MATA
KULIAH :BELAJAR
JARAK JAUH
DOSEN :Dr. RIDWAN,
M.Sc.Ed
OLEH:
SRI GUSNI
NIM : 1109877
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU
KERJASAMA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
E-learning atau
pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di
Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Perkembangan
e-learning mulai bermunculan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 1997
muncul LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan
informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi.Perkembangan LMS yang
makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability
antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul
misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee),
IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. Dan akhirnya pada tahun 1999 sebagai muncullah aplikasi E-learning berbasis
Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara
total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya.
LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga
semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran
kecil.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam pembahasan ini terdapat beberapa
batasan ruang lingkup yaitu :
1. Pengertian e-learning
2. Pengertian e-library
3. Pengertian e-book
4. Karakteristik e-learning
5. Kelebihan e-learning
6. Kekurangan e-learning
7. Teknologi pendukung e-learning
8. Fitur e-learning
9. Aspek penting e-learning
10. Tujuan e-learning
11. Kelebihan e-book
12. Kekurangan e-book
13. Format e-book
1.3 Tujuan
Pembahasan mengenai e-learning dalam
universitas Bina Nusantara adalah sebagai berikut :
· Menjelaskan
pengertian e-learning
· Menjelaskan
pengertian e-library
· Menjelaskan
pengertian e-book
· Memperkenalkan
karakteristik e-learning
· Mencari
kelebihan e-learning
· Mencari
kekurangan e-learning
· Menjelaskan
teknologi pendukung e-learning
· Menjelaskan
fitur e-learning
· Menjelaskan
aspek penting dalam e-learning
· Menjelaskan
tujuan e-learning
· Mencari
kelebihan e-book
· Mencari kekurangan
e-book
· Mencari
berbagai format e-book
1.4 Manfaat
Manfaat yang dicapai dalam pembahasan
mengenai e-learning dan e-library pada perpusatakaan di universitas Bina
Nusantara adalah sebagai berikut :
· Mengenal
e-learning secara umum
· Mengenal tentang
e-library
· Menambah
pengetahuan tentang e-book
· Mengenal
karakteristik e-learning
· Menemukan
kelebihan e-learning
· Menemukan
kekurangan e-learning
· Mengetahui
teknologi pendukung e-learning
· Mengetahui
fitur e-learning
· Mengetahui
aspek penting dalam e-learning
· Menemukan
tujuan e-learning
· Menemukan
kelebihan e-book
· Menemukan
kekurangan e-book
· Menemukan
berbagai format e-book
1.5 Metodologi
Beberapa metode yang digunakan dalam
pembahasan mengenai e-learning adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode yang
dilakukan dengan mencari sumber-sumber tertulis yang berhubungan dengan
e-learning dan e-library.
2. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan adalah metode
penelitian yang langsung dilakukan di tempat yang akan menjadi objek
penelitian.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian E-learning
E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu
duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang
guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu
pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah
program studi atau program pendidikan.Menurut Harefa (2000,p95), pendidikan,
kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berasal dari e-ducare yang
berarti menggiring ke luar. Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan. Jadi
pemuliaan manusia atau pembentukan manusia. Maka proses pendidikan sebagai
proses informal. Tidak ada pendidikan formal karena itu tidak mungkin. Seluruh
proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin lewat
interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.
Menurut Anonim
(2009) E-learning merupakan sistem pembelajaran berbasis elektronis yang
memanfaatkan jaringan seperti LAN, WAN, atau internet untuk memungkinkan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, seperti CBT (Computer Based Training) atau
WBT (Web Based Training). E-learning dapat juga digunakan sebagai sistem stand
-alone untuk menampilkan data maupun aktifitas interaktif berbasis komputer
lainnya. Sebagai sebuah sistem pembelajaran, e-learning dapat mengendalikan
berbagai macam aktifitas pembelajaran, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi. Program-program pelatihan juga dapat didesain secara
lebih efisien dan efektif.
2.2 Pengertian E-library
Menurut Anonim (2009) Konsep e-library
adalah sebuah perpustakaan digital yang ada dalam website chickaholic dengan
menyediakan link buku elektronik (e-book) yang dapat didownload pengunjung
dengan gratis, buku yang telah didownload tersebut dapat / bebas disebarluaskan
kembali dengan tidak mengubah materi yang ada dan menghilangkan sumber
penulisnya. Menurut Anonim
(2009) Perpustakaan elektronik atau juga dikenal dengan perpustakaan maya atau
electronic library adalah sebuah system informasi yang terdiri dari perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengelolaan, pelayanan serta
penyediaan (akses) informasinya dilakukan dengan menggunakan perangkat
elektronis yang berupa computer. Dalam perpustakaan elektronik, bahan-bahan
pustaka tidak hadir dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam
perpustakaan konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan provider atau
penyedia informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik,
serta menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data
elektronik juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam
perpustakaan konvensional.
2.3 Pengertian E-book
Menurut Anonim (2009) E-book adalah
singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah
sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book
ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable
document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau
sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan
browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format
exe. Menurut Anonim
(2009) eBook adalah kependekan electronic book atau dalam bahasa Indonesia
artinya buku elektronik yaitu file digital yang mirip dengan buku cetak biasa.
Hingga saat ini membaca ebook dengan menggunakan computer atau laptop. eBook
biasanya diterbitkan dengan salah satu dari dua cara seperti di bawah ini:
· Buku yang telah dicetak pada kertas kemudian diubah
menjadi format ebook. Dengan semakin populernya ebook reader maka semakin banyak
buku cetak yang juga diterbitkan dan dijual dalam format digital (ebook).
· Book yang memang dibuat oleh individu untuk
keperluan pribadi maupun untuk tujuan komersial. Sejak pengguna internet
berkembang dengan pesat maka banyak orang yang berbagi pengetahuan dengan
menggunakan ebook. Kelebihan utama dari ebook adalah kita bisa membaca
pengetahuan dari orang-orang yang tidak memiliki akses untuk menerbitkan
pengetahuannya dalam bentuk buku cetak.
2.4 Komponen
E-learning
Menurut Anonim (2009) E-learning yang terintegrasi
mempunyai komponen-komponen berikut ini :
§ Learning
Management System (LMS)
LMS merupakan platform untuk pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang tidak terbatas hanya pada distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal manajemen dan evaluasi hasil-hasil pembelajaran.
LMS merupakan platform untuk pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang tidak terbatas hanya pada distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal manajemen dan evaluasi hasil-hasil pembelajaran.
Fitur LMS
:
· Manajemen siswa dan kompetensi
· Manajemen dan distribusi materi/content
· Manajemen sumber daya (fasilitas, instruktur, dll)
· Manajemen program
· Manajemen data
· Anggaran
§ Knowledge Management System (KMS)
KMS digunakan untuk merekam dan menyimpan knowledge, baik formal maupun berdasarkan pengalaman, ke dalam bentuk digital untuk memudahkan akses bagi para pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing.
KMS digunakan untuk merekam dan menyimpan knowledge, baik formal maupun berdasarkan pengalaman, ke dalam bentuk digital untuk memudahkan akses bagi para pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing.
Fitur KMS :
· Data
collection
· Data
digitalization
· Indexing
and knowledge sharing
§ Learning Content Management System (LCMS)
LCMS memungkinkan trainer, dosen, dan instruktur untuk membuat dan mengembangkan materi/e-learning content sendiri dengan mudah, walaupun mereka tidak menguasai pemrograman komputer.
LCMS memungkinkan trainer, dosen, dan instruktur untuk membuat dan mengembangkan materi/e-learning content sendiri dengan mudah, walaupun mereka tidak menguasai pemrograman komputer.
Fitur :
· Template
outline kursus/mata pelajaran/mata kuliah
· Manajemen
gambar, animasi, dan konten audio-video
· Kustomisasi
konten : kursus, test, simulasi
· Manajemen
obyek pembelajaran
§ Electronic Library (E-Library)
E-Library merupakan layanan IT terintegrasi untuk manajemen perpustakaan digital (digital library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan customised sesuai kebutuhan pengguna.
E-Library merupakan layanan IT terintegrasi untuk manajemen perpustakaan digital (digital library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan customised sesuai kebutuhan pengguna.
§ Mobile Learning
Mobile learning menambah kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi konten, sarana pengembangan konten (mobile learning author), dan mobile device tracking system.
Mobile learning menambah kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi konten, sarana pengembangan konten (mobile learning author), dan mobile device tracking system.
§ E-Content Development
E-Content merupakan bagian penting dari proses e-learning yang memainkan peranan utama. E-content memungkinkan pengguna untuk mengembangkan konten yang secara visual menarik dan interaktif. Media E-content dapat berupa format CD (stand alone) maupun format standar e-content seperti SCROM and AICC.
E-Content merupakan bagian penting dari proses e-learning yang memainkan peranan utama. E-content memungkinkan pengguna untuk mengembangkan konten yang secara visual menarik dan interaktif. Media E-content dapat berupa format CD (stand alone) maupun format standar e-content seperti SCROM and AICC.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik
E-learning
Karakteristik e-learning, antara lain:
§ Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau
guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
§ Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan
computer networks).
§ Menggunakan
bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya.
§ Memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
3.2 Fungsi
Pembelajaran Elektronik
Dengan e-learning, peserta ajar
(learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk
menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning cocok untuk pembelajaran
jarak jauh dan pembelajaran yang fleksibel , tetapi dapat juga digunakan di
conjunction dengan face-to-face mengajar , dengan menggunakan campuran antara
e-learning dan face-to-face atau secara langsung. E-Learning dipelopori oleh
Bernard Luskin memperdebatkan yang ” E ” harus memahami mempunyai lebar jika
maksud e-Learning berhasil . Luskin kata yang ” e ” harus ditafsirkan ke
berarti menggairahkan , giat , antusias , emosional , diperluas , ulung , dan
pendidikan di penambahan untuk ” elektronik ” yang penafsiran nasional
tradisionil. Penafsiran luas ini membolehkan untuk aplikasi pada abad ke 21 dan
membawa pembelajaran dan psikologi media ke dalam persamaan.
Terutama di pendidikan tinggi ,
cenderung terjadi peningkatan untuk membuat virtual lingkungan belajar ( VLE )
( yang mana sekali-sekali mengkombinasikan dengan sistim informasi manajemen (
MSI ) untuk membuat lingkungan pembelajaran yang teratur ) yang mana semua
aspek jalan terus ditangani pemakai konsisten standar yang menghubungkan semua
institusi .
Jumlah pertumbuhan universitas/
perguruan tinggi fisik , hampir menyerupai perguruan tinggi yang online-only
(hanya menggunakan e-learning), mulai menawarkan kumpulan yang terpilih derajat
akademikus dan melalui program sertifikat internet pada cakupan lebar level dan
di cakupan lebar disiplin . Pada saat beberapa program memerlukan siswa untuk
hadir di kampus dan menghadiri kelas atau pertemuan, banyak program secara
online sepenuhnya telah dikirimkan.
Sebagai tambahan , beberapa jasa
pendukung seperti penawaran dan pendaftaran online mahasiswa, e-counseling,
pembelian buku pelajaran online , pemerintahan siswa dan surat kabar siswa
Terdapat 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik
(e-learning dengan media elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran, yaitu :
a. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila
peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.
Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima peserta didik (Lewis, 2002). Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement
(pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai
enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan instruktur secara tatap
muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
yang disajikan oleh instruktur. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan
instruktur secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan
untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah
memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur.
c. Substitusi
(Pengganti)
Beberapa institusi di negara-negara
maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para
peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari peserta didik.
Ada 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
1. Sepenuhnya
secara tatap muka (konvensional),
2. Sebagian
secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3. Sepenuhnya
melalui internet.
3.3 Kelebihan
E-learning
Berikut adalah beberapa kelebihan dari pembelajaran
elektronik atau e- learning:
§ Mempersingkat waktu
pembelajaran
Dengan adanya e-learning, murid tidak
perlu masuk di ruang kelas dan menghabiskan waktu perjalanan dari rumah ke
tempat belajar.
§ Membuat biaya
studi lebih ekonomis
Dengan e-learning, biaya yang harus
dikeluarkan lebih sedikit karena menghemat biaya gedung, biaya listrik, biaya
peralatan-peralatan yang harus digunakan. Dengan demikian, biaya studi akan
menjadi lebih murah dan ekonomis.
§ Mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
maupun sesama peserta didik. Dengan e-learning maka peserta didik dapat melihat
dan mencari bahan pelajaran setiap waktu diperlukan. Selain itu, peserta didik
dan dosen/guru/instruktur dapat online selama mereka ingin. Jadi, dengan e-learning
peserta didik dapat terus belajar selama mereka mau.
§ Pengalaman
pribadi dalam belajar : pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa
untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk
penyampaian belajar mengajar, mengumpulkan bahanbahan sesuai dengan kebutuhan.
§ Mudah dicapai:
pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi e-Learning dimanapun juga
selama mereka terhubung ke internet. e-Learning dapat dicapai oleh para pemakai
dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
§ Kemampuan
bertanggung jawab : Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan
dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang dan
pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka masing- masing di
dalam proses belajar mengajar.
§ Merangsang daya
kreatifitas berpikir siswa. Dengan adanya e-learning daya kreatifitas berpikir
mahasiswa lebih terangsang karena siswa harus mampu mencari sendiri bahan yang
harus dipelajari dan harus memiliki kemauan sendiri dalam belajar.
3.4 Kekurangan E-learning
Selain kelebihan, e-learning juga memiliki
kekurangan-kekurangan, yaitu :
· Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar
otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena
yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer”,
designer e-learning dan pemrogram
komputer.
· Guru banyak
yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih mengajar menggunakan
metode ceramah serta belum terampil menggunakan fasilitas seperti video dan
komputer.
· Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek
sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial
· Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan
daripada pendidikan.
· Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai
teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT (Information, Communication and Technology).
· Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin
hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun
komputer).
· Masih ada banyak orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sedikit tentang internet.
3.5 Teknologi
Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan
bantuan teknologi. Karena itu e-learning dikenal istilah: computer based
learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan
computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu
utama komputer.
Teknologi pembelajaran terus
berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based
web-learning. Technology based learning ini pada
prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape,
voice mail telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video
text, video messaging).
Sedangkan teknologi based web-learning pada dasarnya adalah
Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail,
tele-collaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering
dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data,
video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak
jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru
bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
Di antara banyak fasilitas internet,
menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat
digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News
group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Sedangkan Rosenberg (2001)
mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu :
· Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya
mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali,
mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
· Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui
komputer dengan menggunakan standar teknologi internet.
· Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran
yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional
dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma
pendidikan melalui internet ini yang salahsatunya adalah system “dot.com
educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat mengitegrasikan
beberapa system seperti:
· Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat
mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus
secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual
teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut.
· Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang
menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan
ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak terbatas.
Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana
saja.
· Ketiga,
paradigma cyber educational resources system, atau dot com learning resources
system. Merupakan
pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau
jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.
3.6 Fitur E-learning
E-learning memiliki fitur-fitur
sebagai berikut :
· Konten yang relevan dengan tujuan belajar
· Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan
praktek untuk membantu belajar.
· Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk
mendistribusikan konten dan metode belajar.
· Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur
(synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous)
· Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan
tujuan belajar.
3.7 Aspek
Penting dalam E-learning
Aspek-aspek
penting dalam e-learning meliputi :
1. E-learning menciptakan solusi belajar formal dan
informal. Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning adalah e-learning
hanya menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus.
Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat secara informal. Banyak
orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu masalah membutuhkan
solusi secepatnya. Dalam hal ini, e-learning haruslah memiliki karakteristik
berikut:
a. just in time –tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya
untuk menyelesaikan tugasnya.
b. on-demand
– tersedia setiap saat.
c. bite-sized
– tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat.
2. E-learning
menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun
manusia. Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning
hanya membuat konten saja. Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas
sosial. E-learning menyediakan pengalaman belajar yang kuat melalui komunitas
online pengguna e-learning. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada
banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu antara
sesama pengguna e-learning.
3. E-learning mendukung sekelompok orang atau
grup untuk belajar bersama. E-learning bukan aktivitas individu saja, tetapi
juga mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, baik untuk
berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah komunitas
online yang dapat dilakukan secara langsung (synchronous) atau tidak langsung
(asynchronous).
4. E-learning membawa pembelajaran kepada
pelajar bukan pelajar ke pembelajaran. Bentuk pembelajaran tradisional bahwa
pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut
juga Pull Model of Learning (Knight, 2005, p. 11).
3.8
Tujuan E-learning
Pembelajaran E-Learning biasanya dirancang untuk membantu
siswa melalui informasi atau untuk membantu siswa melakukan tugas yang
spesifik. Informasi berbasis e-learning berisi informasi yang komunikatif
kepada siswa. Contohnya meliputi isi yang mendistribusikan sejarah atau fakta
yang berhubungan dengan jasa, perusahaan, atau produk. Dalam isi berbasis
informasi, tidak ada keahlian yang spesifik untuk dipelajari. Dalam isi
berbasis pelaksanaan, pelajaran tersebut membangun keahlian yang procedural,
yang mana siswa diharapkan untuk meningkatkan keahlian.
Computer Based learning, terkadang disingkat menjadi CBL,
mengacu pada kegunaan dari computer sebagai komponen kunci dari lingkungan
pendidikan. Ketika ini bisa diarahkan pada pemakaian computer di ruang kelas,
syarat tersebut secara umum mengacu pada lingkungan terstruktur dimana komputer
digunakan untuk tujuan mengajar. Konsep tersebut umumnya jelas pada kegunaan
computer dimana pembelajaran adalah sedikitnya memiliki hubungan dengan
pengalaman.
Layanan Computer-based training (CBT) adalah dimana seorang
siswa belajar dengan melaksanakan program latihan special di computer
dihubungkan dengan pekerjaan mereka. CBT khususnya efektif untuk melatih orang
untuk menggunakan aplikasi computer karena program CBT dapat berintegrasi
dengan aplikasi sehingga siswa dapat berlatih menggunakan aplikasi pada saat
belajar.
Sejarahnya, pertumbuhan CBT telah terhambat oleh keperluan
akan sumber daya yang sangat besar yakni human resource untuk membuat program
CBT dan sumber daya hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan program
tersebut. Bagaimanapun, perkembangan dalam kekuatan penghitungan computer dan
khususnya pertumbuhan rata-rata dari peralatan komputer dengan CD-ROM, membuat
CBT menjadi pilihan yang lebih bagus bagi perusahaan dan individual.
Banyak aplikasi computer sekarang sudah dilengkapi dengan
bentuk sederhana dari CBT, biasanya disebut sebagai tutorial.Web based
training(WBT) adalah jenis latihan yang sama dengan CBT. Walaupun WBT dikirim
melalui internet menggunakan web browser. Web based training sering dilengkap
dengan metode interaktif seperti papan bulletin, ruangan chat, pesan singkat,
videoconferencing, dan ruang diskusi.
Web Based training biasanya berupa pembelajaran sendiri
melalui beberapa sistem yang memperbolehkan untuk latihan dan evaluasi secara
online pada waktu yang spesifik.
Computer-supported collaborative learning(CSCL) adalah salah
satu dari inovasi yang menjanjikan untuk meningkatkan pengajaran dan
pembelajaran dengan bantuan informasi modern dan teknologi komunikasi.
Kolaborasi atau pembelajaran kelompok mengacu pada metode instruksi dimana dari
seorang siswa dianjurkan atau diperlukan untuk bekerja sama dalam tugas
pembelajaran. Hal itu secara luas disetujuin untuk membedakan pembelajaran
kolaborasi dari model tradisional ’direct transfer’ dimana instruksi berasumsi
menjadi distributor pengetahuan dan keahlian.
3.9
Kelebihan E-book
Secara fisik, e-book membutuhkan bahan dan ruang yang lebih
sedikit daripada buku cetak konvensional. Bayangkan saja, dalam format teks,
sekitar 500 judul buku bisa disimpan dalam satu keping cd atau dalam satu book
reader yang ringan dan portable.
Padahal, dalam format buku cetak
konvensional, 500 judul buku setara dengan koleksi dalam beberapa rak. Dengan
kata lain, e-book bisa berfungsi sebagai perpustakaan online yang siap
menyediakan buku dimana saja dan kapan saja. Para pecinta buku bisa mengoleksi
buku sebanyak mungkin tanpa harus repot memikirkan tempa yang luas karena yang
dibutuhkan hanyakalh beberapa keping cd, dvd, pda, atau book reader yang cukup
disimpan dalam laci meja belajar. Inilah salah satu kelebihan e-book.
Terkait dengan kebutuhan ruangnya yang
kecil, e-book dapat ditawarkan dengan tak terbatas tanpa tanggal “out of
print”. Hal ini memungkinkan para pengarang terus mendapatkan royalti secara
tak terbatas dan memungkinkan para pembaca menemukan buku-buku lama.
Saat membaca buku cetak, tanpa sadar
kita memegang buku dalam kondisi tangan kotor atau berminyak. Akibatnya, buku
jadi kotor dan berminyak. Atau bisa juga karena buku terlalu sering dibaca,
buku pun jadi rusak, lecek, dan terlipat-lipat. Pada e-book, hal semacam itu
tidak akan terjadi. E-book relatif lebih naman untuk dipegang karena tidak
perlu melipat seperti kertas. Jika kita capek membaca, e-book bisa ditutup
tanpa harus menghentikan proses pembacaan karena e-book bisa dibaca menggunakan
handsfree. Dijamin, halaman demi halaman pada e-book tidak akan rusak atau
lecek, meski puluhan kali dibaca, atau ternoda karena tangan berminyak.
Dari sisi produksi, biaya yang
dibutuhkan untuk mereproduksi satu e-book lebih murah daripada buku
konvensional. Penyalinan bisa dibuat dengan instan dan seketika dalam jumlah
besar sesuai keinginan. Hal ini membuat kemudahan dalam melakukan back-up. Dari
sisi kepentingan penerbit, kemudahan membagikan e-text mengandung arti bahwa
e-book bisa digunakan untuk merangsang penjualan lebih tinggi dari salinan buku
yang dicetak
Berbeda dengan buku cetak konvensional,
e-book memungkinkan pembacanya bukan saja bisa dengan mudah melakukan pencarian
teks atau frase, tetapi proses pencarian berlangsung secara otomatis. Bahkan,
mlalui fasilitas hyperlinks, pembaca e-book bisa mengecek berbagai referensi.
Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, e-book bisa menjadi pilihan format
sempurna untuk berbagai pekerjaan yang mengandalkan kemampuan pencarian seperti
kamus, acuan kerja, dan berbagai jenis text book.
Penggunaan e-book reader pada pembacaan
e-book di komputer, bukan sekadar pembaca text file. Sebab, software e-book
mempunyai kelebihan lain yang kerap dilakukan pembaca manual pada umumnya,
seperti bookmarking, memberikan anotasi, bahkan highlight dengan stabilo Selain
itu, penggabungan multimedia seperti audio books dan animasi juga bisa
diintegrasikan ke e-book.
Dari sisi lingkungan, e-book dianggap
lebih rama lingkungan. Meski membutuhkan energi listrik untuk membacanya,
produksi e-book tidak membutuhkan kertas, tinta, dan bahan lain yang biasa
digunakan dalam produksi buku cetak. Penggunaan kertas yang terus meningkat
dianggap punya andil dalam mempercepat rusaknya lingkungan karena bahan baku
kertas adalah pohon.
3.10 Kekurangan E-book
Selain memiliki kelebihan, e-book juga memiliki
kekurangan, yaitu :
· Risiko hilangnya
data. Kemungkinan ini terbuka jika media penyimpanannya rusak atau terkena
virus.
· Mayoritas orang masih merasa lebih nyaman membaca dengan
membuka
lembaran-lembaran buku. Mereka merasa cepat lelah dan repot kalau harus membaca di depan monitor
lembaran-lembaran buku. Mereka merasa cepat lelah dan repot kalau harus membaca di depan monitor
· Standar yang
berbeda dari eBook. Banyaknya format data memerlukan kesiapan software
reader-nya, yang belum tentu dimiliki semua orang
· Keterbatasan
bahasa. Masih minimnya eBook berbahasa Indonesia, terutama yang berisi tutorial
teknologi terbaru. Rata-rata masih dalam bahasa asing. Biasanya, untuk terbitan
dengan isi istimewa berstatus tidak gratis alias berbayar.
3.11 Format
E-book
Secara garis besar ebook bisa diketegorikan
ke dalam dua macam, yakni yang bisa dibuka di semua komputer dan yang tidak. Masing-masing tentunya
memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Adapun format ebook adalah sbb :
Adapun format ebook adalah sbb :
1. Plain
Text merupakan format yang paling universal untuk dokumen di dunia komputer.
Format Plain Text sudah dikenal sejak tiga puluh tahun yang lalu. Sangat
sederhana, tidak ada model huruf tebal, miring, kapital, kecil, dsb. Dan tidak
mempunyai fasilitas enkripsi, so sangat cocok untuk eBook gratis.
2. HTML (Hypertext Mark-up Language)
Untuk membacanya dibutuhkan aplikasi browser. Biasanya, pengguna memilih Internet explorer, Mozilla, FireFox, Opera, dan lainnya. Membuatnya cukup mudah, cukup dengan frontpage, dreamweaver, atau bisa juga dengan notepad.
Untuk membacanya dibutuhkan aplikasi browser. Biasanya, pengguna memilih Internet explorer, Mozilla, FireFox, Opera, dan lainnya. Membuatnya cukup mudah, cukup dengan frontpage, dreamweaver, atau bisa juga dengan notepad.
3. DOC dan RTF (Rich Text Format)
Format DOC merupakan standar word processor yang digunakan di seluruh dunia. Begitu juga dengan RTF, bisa dibuka di mana pun, baik oleh aplikasi Microsoft atau Opensource.
Format DOC merupakan standar word processor yang digunakan di seluruh dunia. Begitu juga dengan RTF, bisa dibuka di mana pun, baik oleh aplikasi Microsoft atau Opensource.
4. DVI (DeVice Independent)
Format .dvi adalah keluaran dari TeX dan LaTeX document processor.
Format ini dikembangkan oleh Donald E Knuth dari Stanford University tahun
1977. Populer di kalangan perguruan tinggi dan lembaga penelitian. File yang
dihasilkan relatif kecil sehingga sangat cocok digunakan untuk distribusi
jurnal, makalah, tesis, dan technical report karena format ini memiliki
fasilitas grafik terbatas. Jika menambahkan grafik, biasanya menyertakan file
ilustrasi dalam format PostScript(.ps). Situs www.ctan.org menyediakan semua
informasi tentang LaTeX.
Perkembangan terakhir, kalangan perguruan tinggi sudah beralih ke .pdf untuk distribusi produk ilmu mereka. Format di atas hanya digunakan untuk mengirim ke lembaga atau institusi penelitian yang lain.
Perkembangan terakhir, kalangan perguruan tinggi sudah beralih ke .pdf untuk distribusi produk ilmu mereka. Format di atas hanya digunakan untuk mengirim ke lembaga atau institusi penelitian yang lain.
5. PDF (Portable File Document)
Format .pdf termasuk yang paling aman dan paling banyak digunakan untuk distribusi dokumen digital. Dikeluarkan oleh Adobe System yang merupakan perusahaan terunggul dalam desktop publishing. Aplikasi Adobe Acrobat Reader harus tersedia untuk membaca format pdf. Membuat file .pdf juga cukup mudah, tinggal buka dokumen yang telah disiapkan kemudian lakukan print ke dalam printer pdf yang telah terinstall. Namun, kerugian format ini adalah ukuran yang dihasilkan kadang-kadang besar dan jika font yang dipakai tidak tersedia, tampak tidak enak di mata. PDF merupakan salah satu format dokumen yang cukup populer. Dengan format PDF Anda dapat membuat file yang berisi teks dan image, membuat link (baik internal maupun eksternal), serta dapat menambahkan bookmark pada dokumen tersebut, tersedia fasilitas keamanan password terhadap aksi-aksi yang akan dilakukan terhadap dokumen, seperti meng-copy, cetak, edit dsb.
Format .pdf termasuk yang paling aman dan paling banyak digunakan untuk distribusi dokumen digital. Dikeluarkan oleh Adobe System yang merupakan perusahaan terunggul dalam desktop publishing. Aplikasi Adobe Acrobat Reader harus tersedia untuk membaca format pdf. Membuat file .pdf juga cukup mudah, tinggal buka dokumen yang telah disiapkan kemudian lakukan print ke dalam printer pdf yang telah terinstall. Namun, kerugian format ini adalah ukuran yang dihasilkan kadang-kadang besar dan jika font yang dipakai tidak tersedia, tampak tidak enak di mata. PDF merupakan salah satu format dokumen yang cukup populer. Dengan format PDF Anda dapat membuat file yang berisi teks dan image, membuat link (baik internal maupun eksternal), serta dapat menambahkan bookmark pada dokumen tersebut, tersedia fasilitas keamanan password terhadap aksi-aksi yang akan dilakukan terhadap dokumen, seperti meng-copy, cetak, edit dsb.
6. Compiled HTML Help File (CHM)
Terkenal dengan sebutan format CHM. Banyak sekali buku-buku elektronik yang memakai format ini. Sebagai turunan HTML, format CHM mampu menyimpan banyak halaman beserta link-link-nya dalam satu file saja. CHM mampu mengatur halaman seperti layaknya sebuah buku. Mengatur penempatan setiap bab dan navigasi yang nyaman. Menyediakan juga fasilitas daftar isi, pencarian, dan favorit. Kita hanya dituntut menyediakan aplikasi Internet Explorer minimal versi 4.0
Terkenal dengan sebutan format CHM. Banyak sekali buku-buku elektronik yang memakai format ini. Sebagai turunan HTML, format CHM mampu menyimpan banyak halaman beserta link-link-nya dalam satu file saja. CHM mampu mengatur halaman seperti layaknya sebuah buku. Mengatur penempatan setiap bab dan navigasi yang nyaman. Menyediakan juga fasilitas daftar isi, pencarian, dan favorit. Kita hanya dituntut menyediakan aplikasi Internet Explorer minimal versi 4.0
7. Format lain
Selain format-format di atas, masih banyak tipe lain, seperti XML (Extensible Markup Language), SGML (Standard Generalized Markup Language), EXE (.exe), format LIT dari Microsoft dan Palm yang diperuntukkan bagi PocketPC dan Palm.
Selain format-format di atas, masih banyak tipe lain, seperti XML (Extensible Markup Language), SGML (Standard Generalized Markup Language), EXE (.exe), format LIT dari Microsoft dan Palm yang diperuntukkan bagi PocketPC dan Palm.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
E-learning adalah cara baru dalam
proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-library adalah salah satu
cara dalam melakukan e-learning. E-library dapat juga disebut perpustakaan
elektronik. Sedangkan E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku
elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka
secara elektronis melalui komputer.
E-learning sangat berguna bagi
orang-orang yang ingin menuntut ilmu. E-learning membuka peluang bagi semua
orang untuk belajar dimanapun mereka berada. Jadi, waktu dan tempat sudah bukan
hambatan lagi bagi pelajar untuk belajar. Mereka dapat belajar dimanapun mereka
mau dan kapanpun mereka ingin belajar. Biaya yang dibutuhkan untuk mereproduksi
satu e-book lebih murah daripada buku konvensional. E-learning juga dapat
menghemat biaya gedung dan biaya lainnya, sehingga lebih murah dibandingkan
pembelajaran secara fisik.
4.2 Saran
Dengan adanya e-learning, mahasiswa
dihimbau untuk dapat menggunakan e-learning dengan sebaik-baiknya sehingga
dapat bermanfaat bagi mahasiswa. E-learning dapat mengefisiensikan waktu dan
biaya yang harus dikeluarkan. Namun, terkadang e-learning dapat juga menjadi
hambatan jika terjadi error. Karena itu diharapkan mahasiswa khususnya
mahasiswa pascasarjana dapat memamfaatkan semaksimal mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar