TUGAS KELOMPOK MATA
KULIAH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
DOSEN PENGAMPU
Dr. RIDWAN, M.Sc.Ed
Disusun
Oleh
Kelompok
7
SRI GUSNI
SUDIRMO
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PEKANBARU
2012
UNIVERSITAS
TERBUKA :
PERKEMBANGAN
PENERAPAN
SISTEM
PENDIDIKAN TINGGI TERBUKA
DAN JARAK JAUH
DI INDONESIA
Durri
Andriani
Sistem PTJJ memberikan
keuntungan ganda : memberikan kesempatan kepada banyak tamatan baru SLTA dan
merka yang sudah bekerja untuk memenuhi pendidikan tinggi. Jumlah mahasiswa
yang mampu dilayani oleh institusi PTJJ jauh lebih besar daripada perguruan
tinggi tatap muka dan fleksibilitas system pengajaran yang tidak menyaratkan
pertemuan tatap muka memungkinkan mereka yang sudah memiliki kegiatan tetap mengikuti
pendidikan tinggi melalui PTJJ.
Sistem UT dapat dilihat
melalui enam kelompok kegiatan yang dilakukan UT antara lain :
1.
Administrasi
Data Mahasiswa
Untuk memudahkan mahasiswa berhubungan denganUT, disamping kantor pusat
yang terletak di Jakarta, dibentuk juga Unit Program Belajar Jarak Jauh
(UPBJJ)-UT yang tersebar di seluruh kota provinsi di Indonesia.
2.
Bahan
Ajar dan Pengelolaan Belajar
Bahan ajar yang digunakan dalam UT adalah pemanfaatan Media sebagai
Sarana Pembelajaran. Media yang digunakan disini diantaranya pemanfaatan media
cetak dan non cetak seperti Radio dan Televisi.
3.
BahanUjian
dan Pengelolaan Ujian
UT merancang dua macam ujian, tes unit dan tes akhir semester. Seiring
dengan perubahan yang terjadi, UT memutuskan untuk melakukan evaluasi hasil
belajar melalui Tugas Mandiri (TM), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujiian
Komprehensif Tertulis (UKT). Bagi peserta program pendidikan guru ditambah
dengan ujian Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM), serta praktikum bagi mata
kuliah tertentu yang mensyaratkan praktikum.
4.
Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Dibawah Lembaga Penelitian, UT memiliki Pusat Penelitian Media (P2M).
Kegiatan abdimas di UT lebih ditekankan kepada kegiatan civitas akademka UT
untuk kesejahteraan lingkungan. pelaksanaan abdimas lebih dititik beratkan pada
pemanfaatan paket-paket multi media.
5.
Kerja
Sama
Disamping kerjasama dalam pendidikan berjenjang dengan beberapa
instansi, UT juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang sifatnya untuk
mengembangkan ketrampilan professional, misalnya Pusat Anta Universitas untuk
Pengembangan dan Peningkatan Aktivitas Interuksional (PAU-PPAI).
6.
Sarana
dan Prasarana
Sistem PTJJ yang diterapkan UT memungkinkan mahasiswa untuk belajar pada
waktu dan tempat yang paling sesuai dengan individu mahasiswa. Artinya, rung
dan waktu menjadi “tanggung jawab” mahasiswa.
PROGRAM AKADEMIK UNIVERSITAS TERBUKA
Subagio
Pengembangan
Program Akademik UT disesuaikan dengan rentangan waktu, yauiti :
1.
Lima
Tahun Pertama (1984 – 1989)
Pada pergantian dasawarsa tahun 70-an ke tahun 80-an, dunia pendidikan
tinggi di Indonesia dihadapkan pada satu permasalahan besar, yaitu meningkatnya
permintaan akan pemenuhan kebutuhan pendidikan tinggi. Pada situasi seperti itu
UT, sebagai Universitas yang menerapkan system belajar terbuka dan jarak jauh,
dipandang sebagai solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Proses dan Hasil Pengembangan Program.
Selama lima tahun pertama, pengembangan program UT, yang dilakukan
secara sentral oleh satuan tugas pengembang program, telah menghasilkan
sebanyak 551 GBPP untuk 551 mata kuliah yang tercakup dalam 22 program studi
yang ditawarkan UT, baik untuk jenjang S1 maupun Diploma. Tenaga pengajar pada periode ini sebanyak 300 orang, sebagian
besar bekerja di kantor UT pusat sebagai “pengembang program” dan sebagai staf
di unit-unit penunjang.
2.
Lima
Tahun Kedua (1989 – 1994)
Hasil Pengembangan Program
Dengan system Desentralisasi di akhir periode lima tahun kedua, UT telah
memiliki 15 prodi di jenjang S1, 20 prodi di jenjang Diploma, satu program
sertifikat dan program akta mengajar. Untuk tenaga pengajar sebanyak 700 orang.
3.
Lima
Tahun Ketiga (1994 – 1999)
Hasil Pengembangan Program.
Dalam program lima tahun ketiga UT melakukan perubahan kurikulum, penetapan
alih kredit berdasarkan standar akademik yang sahih dan dapat dipercaya ,
pengkajian model bahan ajar pendidikan terbuka dan jarak jauh, pengkajian model
bantuan akademik dan layanan mahasiswa, pengkajiansistem evaluasi hasil belajar
mahasiswa, dan penataan proses yudisium. Dalam periode ini arah pengembangan
tenaga pengajar masih bersifat perimbangan antara penguasaan bidang ilmu dan
penguasaan ketrampilan pengelolaan pendidikan dan teknologi pendidikan.
4.
Menuju
Masa Depan.
Salah satu komonenen yang semakin memantapkan keberadaan UT di
masyarakat pada masa mendatang adalah peran UT untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia pada berbagai jenjang pendidikan melalui pendidikan guru
dan dosen yang berkelanjutan.
Kebijakan pengembangan prodi di masa depan perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan masalah kebutuhan-kebutuhan khusus dari program-program
tertentu, misalnya kebutuhan praktikum, praktek pemantapan lapangan.
diamasa mendatang tiga komponen utama dalam pembelajaran disetiap
program akademik harus memperoleh perhatian. Bahan ajar merupakan modal utama
proses utama pembelajaran UT yang dapat dimanfaaatkan secara nasional maupun
internasional untuk kebutuhan pembelajaran dalam rangka setandarisasi mutu
pendidikan. Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas keluaran
yang baik, namun kualitas keluaran yang baik belum tentu dihasilkan dari proses
pembelajaran yang berkualitas. Komponen terakhir adalah ujian, alat untuk
kualitas kelulusan.
Arah pengembanagan tenaga akademik UT dimasa depan menggambarkan
perimbangan antara penguasaaan dibidang
ilmu dan penguasaan keterampilan pengelolaan pendidikan dan tehnologi
pendidikan sejalan dengan Renstra UT 1998-2008.
BAHAN BELAJAR UNIVERSITAS TERBUKA
Suciati dan Nurul Huda
Dalam
sisitim belajar diUT yang ppada dasarnya adalah belajar mandiri, bahan ajar
mempunyai peran yang setrategis, bahkan dapat dikatakan menentukan keberhasilan
usaha belajar.
Bahan
Ajar Cetak
1.
Proses
pengembangan bahan ajar
Format penulisan bahan ajar UT mengikuti setrategi intruksional,yang
merupakan penerapan prinsip-prinsip pembelajaran untuk menyusun bahan ajar
mandiri.
2.
Proses
produksi bahan ajar
Naskah siap cetak selanjutnya dibuatkan dummy sebagai pedoman cetak
percetakan. seluruh bahan ajar mata kuliah dicetak menggunakan kertas Koran
hitam putih dengan ukuran A4 dan cover 2 warna.
3.
Produk
bahan ajar
Sampai saat ini UT telah menawarkan kurang lebih 700 mata kuliah untuk
berbagai prodi yang terbagi dalam 4 fakultas
4.
Distribusi
bahan ajar
Pendistribusian bahan ajar dilakukan melalui jalan darat, laut dan udara
sesuai lokasi daerah tujuan. Sistim penataan dan inventrisasi bahan ajar
menggunakan sisitim online yang menghubungkan beberapa unit terkait dengan
pimpinan yang relevan, sehingga data modul yang tersedia dapat dengan cepat
diketahui untuk pertimbangan perencanaan pengadaan selanjutnya.
Program audio–video sebagai bahan ajar non cetak dikembangkan dalam
beberapa macam bentuk yang cukup berfariasi, baik yang disiarkan (broadcasted) seperti televisi dan radio
maupun yang tidak disiarkan (no broadcasted) seperti program kaset audio
tutorial, audio grafis dan audio penuntun buku materi pokok, tutorial
berbahantuan computer, tutorial melalui internet.
Rencana pengembangan
UT juga mempertimbangkan untuk menggunakan bahan
ajar yang bertkualitas dari program belajar jarak jauh yang telah dikembangkan
oleh institusi belajar jarak jauh diluar negeri.
LAYANAN BANTUAN BAGI MAHASISWA
UNIVERSITAS TERBUKA
Dalam
siitem PTJJ, metode pengajaran dirancang tidak untuk disampaikan melalui
pertemuan tatap muka secara rutin antara siswa dengan pengaja, tetapi diajarkan
melalui bahan ajar yang berupa media cetak maupun noncetak, yang secara
bersama-sama dapat menggantikan dengan baik bagian terbesar metode pengajaran
secara konvensional (Suparman, 1982).
Keterpisahan
antara siswa dan pengajar dapat menimbulkan perbedaan pengalaman belajar yang
nyata antara siswa yang belajar dalam sistem PTJJ dan mereka yang belajar dalam
sistem pendidikan konvensional. Contoh mahasiswa yang belajar dalam sisitem PTJJ sering merasa tidak yakin
dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya karena ketidakhadiran dosen yang dapat
memberikan umpan balik secara langsung,
dan tidak adanya teman untuk berdiskusi. Oleh karena itu, berhenti kuliah lebih
sering terjadi dalam sistem PTJJ daripada dalam sistem pendidikan konvensional
(World Bank Global Distance Educational Net, 1999).
Mahasiswa
dalam PTJJ memang dituntut untuk belajar
secara mandiri, tetapi bukan
berarti mereka dibiarkan sendiri tanpa bantuan dari institusi pengelola
PTJJtersebut (Belawati, 1998). Institusi PTJJ menginginkan agar siswanya
dapat menjadi mahasiswa yang mandiri
sehingga banyak usaha dilakukan untuk mengembangkan bahan belajar yang dapat
dipelajari sendiri oleh siswa. Namun mengingat sangat beragamnya kondisi siswa,
baik dari segi usia, pendidikan, kemampuan belajar, maupun fasilitas belajar,
sudah selayaknya bila sistem PTJJ menyediakan LBM( layanan bantuan mahasiswa). Menurut Mcinnis-Ranklin dan
Brindley (1986), LBM dapat menjadikan sistem PTJJ lebih manusiawi, tidak hanya
memikirkan kualitas bahan ajar tetapi
juga berusaha membantu setiap siswa mencapai tujuan belajarnya.
Konsep LBM dalam PTJJ
Layanan
Bantuan Mahasiswa(LBM) dalam sistem PTJJ adalah semua layanan bantuan yang
dapat diberikan kepada mahasisiwa untuk me,bantu mereka agar dapat belajar
secara mandiri dengan sukses (Belawati, 1998). Ada tiga kategori layanan
bantuan bagi mahasiswa Menurut Robinson (1981),
1. Masalah
administratif, yang mempengaruhi interaksi siswa dengan intitusi PTJJ.
2. Masalah
belajar,yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan penyelesaian tugas.
3. Masalah
personal, yaitu keadaan-keadaan atau masalah-masalah pribadi yang dapat
mempengaruhi proses belajar.
Layanan bantuan Bagi Mahasiswa di
Universitas Terbuka
Layanan
bantuan mahasiswa di universitas Terbuka
(UT) disediakan baik bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa, yaitu,masyarakat
yang tertarik untuk mengetahui program belajar yang ditawarkan UT. LBM
disediakan mencakup:
1.Penyedian informasi dan
konsultasi akademik
Layanan
informasi antara lain disediakan dengan berbagai cara dan dalam berbagai media
yang meliputi:
·
Penyedian leaflet-leaflet informasi umum
tentang UT maupun leaflet masing-masing program studi.
·
Penyedian situs web UT melalui internet
dengan alamat web
·
Layanan melalui telepon, surat, maupun
fax
·
Layanan tatap muka melalui unit
pelayanan mahasiswa/calon mahasiswa (unit pelma di UT pusat).
·
Layanan ragam informasi melalui siaran
radio
·
Penyidian fomulir registrasi
·
Penyedian katalog, dekripsi mata kuliah
dan daftar harga buku (bahan ajar)
·
Penyedian bahan ajar
·
Penyedian fomulir
·
Penyedian kalender akademik di UT pusat
·
Pertemuan orientasi mahasiswa baru
2.Layanan Administrasi Akademik
Layanan
LBM dalam administrasi akademik
diberikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi atau menyelesaikan masalah mahasiswa yang
berkaitan dengan registrasi, penyedian bahan aja, ujian dan akses terhadap data
akademik.
Layanan
administrasi akademik diberikan dalam bentuk :
*
Layanan tatap muka melalui Unit pelma
*
Layanan melalui e-mail, fax, telepon dan
pos/surat
3. Layanan akademik
Mahasiswa
UT diharapkan dapat belajar secara mandiri, baik dengan cara belajar sendiri,
kelompok maupun dengan cara mengikuti tutorial. Tutorial diharapkan dapat
membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bahan ajar,
tetapi tidak diharapkan menjadi kegiatan mengajar seperti diperguruan tinggi
konvensional. Menurut race (1990), peran tutorial meliputi tiga kegiatan utama:
1. Memberi
umpan balik kepada mahasiswa
2. Memberikan
pengajaran baik secara tatap muka atau melalui alat komunikasi
3. Memberikan
dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa
mengembangkan keterampilan belajarnya
Tutorial di UT diberikan dalam bentuk tatap
muka, secara tertulis melalui surat maupun internet serta tutorial melalui
siaran radio dan televisi. Setiap bentuk tutorial mempunyai kekuranagan dan
kelebihan masing-masing.
a.
Tutorial tatap muka
Tutorial tatap muka berfungsi
sebagai sarana sosialisasi antar sesama mahasiswa.tutorial tatap muka
dikoordinir oleh UPBJJ atau kelompok belajar mahasiswa (KBM). Namun pelaksanaan
tutorial tatap muka ini sangat tergantung
pada sebaran mahasiswa per matakuliah di UPBJJ, waktu luang mahasiswa,
jarak tempat tinggal ke tempat tutorial, dan ketersedian serta komitmen tutor
di daerah.
b.
Tutorial Tertulis
Tutorial tertulis melalui surat dan tutorial internet
dapat dilakukan secara individual oleh setiap mahasiswa. Mahasiswa dapat
menulis surat, mengirim fax, maupun mengirim e-mail ke fakultas yang terkait
untuk berkonsultasi tentang materi mata kuliah yang belum dipahami. Kelebihan
tutorial melalui surat adalah dapat
dilakukan setiap mahasiswa bahkan dari
daerah yang terpencil, namun tutorial bentuk ini sangat tidak efisien karena
lamanya perjalanan surat dari dan ke UT. Sedangkan tutorial melalui
internet barangkali hanya dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa dikota-kota yang mempunyai fasilitas internet,
kelebihan tutorial melalui internet adalah jawaban dapat diterima mahasiswa
dalam waktu singkat, karena surat dapat diterima fakultas hanya dalam beberapa
detik setelah dikirim. Dengan demikian mahasiswa dapat cepat terbantu dalam
belajar.
c.
Tutorial melalui siaran radio dan televisi
Tutorial melalui siaran radio
dilakukan secara rutin dan disiarkan setiap hari jumat melalui programa
Nasioanal II. Namun jumlah siaran radio masih sangat terbatas (subagio,1998)
dibanding dengan jumlah mata kuliah yang ditawarkan UT. Siaran televisi sangat
kurang memadai karena hanya disiarkan sekali dalam sebulan dengan durasi 25
menit. Kelemahan dari tutorial melalui siaran radio dan televisi ini adalah
tidak adanya komunikasi dua arah antara mahasiswa dan dosen (Hardhono &
Belawati, 1999). Tutor adalah seorang ahli materi yang menguasai mata kuliah
tertentu dan mempunyai kualifikasi yang mirip dengan staf pengajar di institusi
pendidikan konvensioanal(Mclnnis-Ranklin dan Brindley, 1986).
SISTEM EVALUASI HASIL BELAJAR DI
UNIVERSITAS TERBUKA
Macam-macam
penilaian :
·
Tes
Formatif
Proses
pembelajaran di UT hampir seluruhnya dilakukan melalui interaksi tertulis
dengan bahan ajar utama yang dikenal dengan modul. Setiap modul terdiri dari
bebrapa kegiatan belaja. Dalam kegiatan belajar mencantumkan uraian tentang
konsep yang direncanakan untuk dipelajari juga dicantumkan conto yang benar dan
contoh yang salah yang dilanjutkan dengan latihan/soal. Contoh-contoh dan
latiahan ini untuk meningkatkan kualitas penguasaan konsep. Kegiatan yang
lansung mengiringi latihan mandiri adalah menjawab pertanyaan yang bertujuan
untuk mengukur tingkat penguasaan konsep tersebut. Bilamana tingkat
penguasaannya kurang dari 80%, mahasiswa tersebut belum boleh melanjutkan
kegiatannya pada kegiatan belajar berikutnya. Ia harus melacak pertanyaan yang
mana (konsepo yang mana) yang belum dikuasainya.
·
Tugas
mandiri
Pada
setiap pertengahan semester, mahasiswa mengerjakan tugas mandiri. Materi tugas
mandiri dikembangkan dari setengah materi mata kuliah. Misalnya mata kuliah
bobotnya 3 SKS, jumlah modulnya ada 9, sehingga bahan unytuk materi tugas
mandiri diambil dari modul 1 sampai dengan modul 4 dan setengah dari modul 5.
Bentuk pertanyaan tugas mandiri dapat seluruhnya bentuk objektif atau uraian
atau gabungan keduanya.
·
Tes
sumatif
Program
UT mencantumkan dua jenis tes sumatif:
a.
Ujian Akhir Semester (UAS)
UAS
ini dilakukan serentak seluruh UT, jadi waktu pelaksanaannya sama dan tidak ada
perbedaan. Materi yang dimasukkan pada UAS adalah semua materi mata kuliah
tersebut dengan proporsi yang sudah
ditimbang oleh penulisan soal. Penulisan soal biasanya melibatkan penulis modul, para ahli dalam
penulisan soal dan tutor. Bentuk soalnya biasanya dalam bentuk objektif.
b.
Ujian Komprehensif Tertulis (UKT)
Pelaksanaan
UKT tidak banayak berbeda dengan UAS.
Perbedaan yang menonjol justru mengenai materi, proses berpikir yang
ditanyakan dan keterampilan mengemukakan jawaban yangn harus dilengkapi dengan
argumentasi yang tepat. Materi UKT biasanya diambil dari berbagai mata kuliah,
sedangkan proses berpikir yang diukur biasanya proses berpikir tinggi dengan
pendekatan “Problem solving” Bentuk
pertanyaan UKT selalu dalam bentuk uarain (esai) terbuka.
·
Penentuan Nilai Akhir Semester
Nilai
akhir semester tidak hanya ditentukan oleh hasil UAS tetapi juga oleh tugas
mandiri dan hasil pratikum/praktek.
Setiap mata kuliah akan ada sekornya
dalam bentuk bilangan 0 sampai dengan 100. Menurutn ketentuan Depdikbud
nilai akhir mahasiswa dituliskan dalam huruf (A=4, B=3, C=2, D=1,dan E=0).
·
Perbaikan Nilai Hasil Ujian
Perbaiakn
hasil ujian terbuka bagi mahasiswa .
upaya perbaiakn ini dapat dilakukan beberapa kali. Pada prinsipnya ujian ulang mahasiswa dapat dilakukan pada
semester berikutnya bagi mahasiswa
reguler tetapi bagi mahasiswa yang program studinya dalam bentuk paket, ujian ulang dapat
ditempuh pada tahun berikutnya.
·
Penentuan Kelulusan
Persyaratan
minimal untuk lulus progarm S1 dan Diploma diterapkan di Iniversitas Terbuka
Yaitu:
a.
Telah menyelesaikan dengan lulus semua mata kuliah yangn dipersyaratkan
b.
Indeks prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,0 bagi program S1, dan program
Diploma.
c.
Tidak ada mata kuliah yang bernilai E
d.
Nilai mata kuliah Pancasila minimal C
e.
Nilai UKT minimal C, bagi program S1
f.
PPL atau PKM minimal B, bagi program Diploma
Untuk menyelesaikan program di UT
tidak dikenal istilah “drop out” namun
kepada mahasiswa diberi kesempatan mengambil cuti akademik selama 4 semester
tanpa pendaftaran ulang. Setelah
mengikuti cuti 4 semester mahasiswa tersebut tidak mendaftar ulang, ia dianggap
mengundurkan diri. Bila mana mahasiswa ini ingin aktif kembali, ia harus
melakukan registrasi pertama dan mata kuliah yang telah lulus dapat dialih
kreditkan setelah diusulkan mahasiswa tersebut.
JARINGAN KERJA UNIVERSITAS TERBUKA
Pengembangan Bahan Ajar dan Bahan
Pendukung
Bahan
ajar dan bahan pendukung (termasuk bahan
ujian) UT dikembangkan oleh tenaga-tenaga pengajar dari berbagai perguruan
tinggi nasioanal yang terkemuka, selain
untuk tujuan efisiensi, pemanfaatan sumberdaya manusia dari berbagai lembaga
pendidikan termasuk pakar dan pratiksi ini juga bertujuan untuk memeratakan dan
membakukan kualitas pendidikan tinggi nasional. Perguruan tinggi yang selama
ini menjadi mitra UT dalam mengembangkan
bahan ajar dan bahan pendukung antara lain adalah : Universitas Indonesia,
Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah mada, Universitas Diponegoro,
Universitas sebelas Maret, Universitas
Soedirman, universitas Brawijaya, Universitas Lampung, Institut Pertanian Bogor
dan lain-lan. Pada awalnya, bahan ajar
utama di UT dirancang sebagai bahan ajar cetak dalam bentuk modul. Bahan ajar
ini dikembangkan dengan pola penulis-perancang instruksional di mana penulisnya
adalah para tenagapengajar terkemuka
perguruan tinggi lain. Seiring dengan perkembangan, bahan ajar UT kemudian
dilengkapi dengan berbagai bahan ajar noncetak, antara lain dalam bentuk audio
kaset, siaran radio dan televisi, bahan ajar berbasis komputer dan dan bahan
ajar berbasis internet.
Pendistribusian Bahan Ajar dan Bahan
Pendukung
UT
telah menjalin kerjasama dengan perum pos dan giro yang kini menjadi PT Pos Indonesia. Selain sebagai mitra dalam
pengiriman bahan ajar kepada mahasiswa secara lansung, PT pos indonesia juga
melayani penjualan bahan ajar di kantor pos. Namun dengan keterbatasan gudang
mereka, penjualan bahan ajar dikantor pos di hentikan. Selanjutnya penjualan
bahan ajar dipokuskan dikantor-kantor
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT yang terdapat di 32 kota besar di 27
propinsi, serta di beberapa toko buku yang ada di daerah. UT juga menjalin
kerjasama dengan berbagai instansi untuk mendistribusikan bahan ajar noncetak.
Kerjasama dalam pendistribusian bahan ajar noncetak antara lain dilakukan
dengan TVRI (1984-sekarang), TPI (1991-1998), RRI nasional (1984-sekarang), dan
stasiun radio daerah (1996-sekarang). Di TVRI ditayangkan dua kali dalam
sebulan dengan durasi 25 menit. Di TPI ditayangkan empat kali dalam sebulan,
sedangkan di radio melalui RRI nasional dilakukan setiap hari kerja
(senin-saptu), dengan durasi waktu 25 menit.
Pemberian Layanan Bantuan Belajar
Perancangan
layanan bantuan belajar diutamakan untuk diberikan pada tingkat lokal oleh 32 UPBJJ. UPBJJ melibatkan
sumberdayadi daerahnya masing-masing terutama dalam penyedian tutor untuk
kegiatan tutorial dan bimbingan bagi kelompok-kelompok belajar mahasiswa. Pada
awalnya, tutorial diberikan dua kali per semester untuk setiap mata kuliah.
Pelaksanaan tutorial ini di dukung oleh berbagai instansi, baik dalam hal
penyedian tenaga tutor maupun dalam hal penyedian sarana/prasarana. Bantuan
belajar baik dalam bentuk tutorial maupun melalui media seperti koran, telepon,
radio dan televisi, internet maupun surat menyurat melalui pos.
Karena ini sifatnya luwes dan terbuka, serta memungkinkan mahasiswa
untuk belajar sambil tetap bekerja, banyak instansi yang berminat untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia(SDM) melalui UT.
Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar
Ujian UT dilakukan empat kali dalam setahun secara serentak
dalam waktu bersamaan di seluruh indonesia, serta dibeberapa kota diluar
negeri. Dalam pelaksanaan ujian UT juga menjalin kerjasama dengan instansi lain
yang memiliki fasilitas gedung/ruang dan sumberadaya manusia di daerah. Dalam hal
pelaksanaan ujian pratikum, UT bekerjasama dengan instansi yang secara lansung
terkait dengan program study yang ditawarkan. Seperti dalam
penyelenggaraan tutorial, pratikum untuk
program Diploma II bagi guru SD dan
Diploma III bagi guru SLTP dilakukan disekolah-sekolah tempat guru-guru
tersebut bertugas, dengan koordinasi Depdikbud dan Kepala Sekolah yang terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar