Senin, 28 Mei 2012

RAGAM PENELITIAN TP

TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH : LANDASAN TP
DOSEN  :  Prof. Hj. ELISNA




OLEH
SRI GUSNI
NIM : 1109877
PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA  UNIVERSITAS RIAU
KERJASAMA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TH 2012


NOMOR 1 :
RAGAM PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN : INTRA-MEDIA, APTITUDE TREATMAN INTRACTION, PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN KUALITATIF

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Penelitian teknologi pendidikan sudah  ada hampir 90 tahun, karena  berbagai macam media  pengajaran berkembang  selama kurun waktu tersebut.Empat macam  penelitian yang mendominasi penelitian  media pengajaran yaitu penelitian intra media,penelitian pengembangan, penelitian kualitatif,dan penelitian tentang  penelitian interaksi  tentang bakat yang dikenal dengan Aptitude treament interaction (ATI).Namun ada penelitian yang tidak terlalu dominan yang disebut dengan penelitian alternatif  tapi  sangat mempengaruhi  terhadap penelitian tekonolog penedidikan.
Dalam  penelitian  tegnolgi pendidikan  tidak terlepas dari lima  kawasan  teknologi pembelajaran yaitu: Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian. Kelima kawasan bersifat “sinergik” artinya seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan “pengembangan”, menggunakan teori dari kawasan ” desain” seperti teori desain sistem pembelajaran dan desain pesan. Begitu juga seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan ” desain menggunakan teori tentang karakteristik media dari kawasan ” pengembangan dan “pemanfaatan” seperti teori menganalisis masalah dan pengukuran dari kawasan “penilaian”
 Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar.
Mata kuliah teknologi pembelajaran merupakan dasar untuk memahami serta mengkaji pengertian dan perkembangan teknologi pembelajaran sebagai suatu konstruk teoritis, bidang garapan dan profesi, yang diperlukan untuk mengatasi masalah belajar manusia dalam berbagai kondisi dan situasi. Salah satu pembahasan mata kuliah ini adalah ragam penelitian dibidang teknologi pembelajaran
Dalam tugas ini akan memberikan beberapa contoh ragam penelitian teknologi pembelajaran  yang meliputi : penelitian tentang  Intra-media, Aptitude treatmen intraction (ATI) dan penelitian Alternatif serta  hasil penelitian
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah dari makalah ini adalah “beberapa contoh penelitian teknologi pembelajaran ragam : Intra-media, Aptitude treatmen intraction (ATI)  pengembangan dan penelitian kualitatiff serta hasil penelitiannya.
C.     Tujuan Penulisan
Tujuan   penulisan adalah :
1.      untuk mengetahui beberapa  penelitian tentang  Intra-media, Aptitude treatmen intraction (ATI) pengembangan dan penelitian kualitatif serta hasil penelitiannya.
2.      untuk  melengkapi  tugas   pada mata kuliah Landasan teknologi pendidikan yang di  asuh  Ibu DR Hj Elisna, M.Pd di pasca sarjana universitas negeri Pekanbaru  bekerja sama  dengan Universitas Negeri Padang.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Ragam Penelitian Teknologi Pembelajaran

1.      Penelitian Aptitude treatment intraction (ATI)
Bakat (aptitude)  dapat diartikan sebagai karateriktik  seseorang yang meramalkan  kesuksesan dibawa penangan yang diberikan.(cronbac and snow , 1977). Bakat bisa berupa karakteristik berbeda beda pada setiap individu Sebuah variabel bakat bisa  berupa kateristik  berbeda pada setiap individu.Perlakuan atau penanganan seperti yang  yang didefinisikan Parkhus (1975) merupakan strategi  pengajaran atau kobinasi strategi  pengjaran yang menyusun  informasi untuk mengajak  siswa  mempelajari informasi tersebut. Karateristik siswa adalah  kemmapuan umum,pengetahuan awal, motivasi  dan  metode pengajaran dipandang  sebagai  faktor-faktor yang mempengaruhi  terjadi atau tidak  pembelakaran dalam  suatu pengajaran. Penelitian Aptitude treatmen intraction (ATI ) atau interaksi perlakuan bakat adalah Penelitian yang menguji interaksi yang terjadi diantara stimulus bersumber dari media dan proses kognitif internal yang turut mendukung proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil Penelitian ATI, para peneliti mengakui pentingnya model pembelajaran yang berbeda-beda serta metode prosesinformasi, sebagai korelasi bervariasi yang timbul diantara variabel siswa dan perlakuan atau penanganan konten. Sehingga penelitian ATI dapat memfasilitasi perancangan sistem pengajaran yang dibenahi
2.      Penelitian Intra-media.
media merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. penggunaan media dalam pembelajaran perlu memperhatikan pedoman penggunaan media dengan tujuan agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media, sejalan dengan tujuan materi pembelajaran, kesesusaian dengan materi pembelajaran, interaksi yang diharapkan, kesiapan siswa dan partisipasi yang diharapkan dari siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran. Sebagai media yang bertujuan untuk dapat menambah pengetahuan siswa maka media yang meletakkan cara berfikir konkrit dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangannya diserahkan kepada guru. Gru dapat menggunkan media sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait dengan kecermatan guru memahami kondisi psikologis siswa, tujuan metode, dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan katerpaduan adari semua unsur ini akan sangat medukung untuk peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan media sehingga akan timbul dampak konteks dengan penggunakaan media tersebut.


Adapun nilai-nilai praktis yang timbul dengan penggunaan media adalah sebgai berikut:
·         Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, karena itu dapat mengurangi verbalisme
·         Dengan media dapat memeperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
·         Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar menjadi mantap
·         Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
·         membantu tumbvuhnya pemikiran
·         siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti menagamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain sebagainya.
Penelitian ini memfokuskan penelitian media kearah independen variabel yang lebih spesifik. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah instruksi apa yang    paling efektif menggunakan media ini ? Peneliti bisa membandingkan mengarang berkelompok dengan mengarang secara individu yang sama-sama menggunakan komputer. Jadi disini semua siswa sama – sama mengunakan media yang sama yaitu komputer. Artinya variabel independennya adalah jenis instruksinya yakni mengarang berkelompok dan mengarang individu bukan medianya atau komputer. Meskipun penelitian intra-media sangat membantu para peneliti memfokusakan penelitiannya terhadap keefektifan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, namun banyak dari penelitian jenis ini tidak mempertimbangkan bakat belajar siswa yang lebih spesifik. Padahal bakat belajar bisa menambah nilai hasil penelitian tersebut.
3.      Penelitian pengembangan
Penelitian terhadap media pembelajaran mengarah kepada : Evaluasi, Perbandingan media, Intra-media dan Aptitude treatmen intraction (ATI), ada penelitian lain yang tidak termasuk dalam kategori keempat ragampenelitian diatas yaitu studi yang dinamakan studi penelitian pengembangan. Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk memecahkan masalah pembelajaran.

Ø  Langkah penelitian : Merancang model,Melaksanakan prosedur pengembangan, Melakukan uji coba, Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk memecahkan masalah pembelajaran.
Ø  Langkah penelitian: Merancang model, Melaksanakan prosedur pengembangan, Melakukan uji coba.
4. Penelitian kualitatif
Penelitian ini berfokus pada populasi yang ditetapkan lebih kecil jumlahnya untuk dapat mendeskripsikan fenomena,Penelitian ini berupaya mendeskripsikan fenomena sebagaimana adanya pada latar yang alami. Kata persepsi memiliki beberapa makna, berikut dikemukakan beberapa pengertian tentang persepsi. Sarwono ( 1997 : 94) mengungkapkan bahwa “persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabaan dan sebagainya ) “. Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi pada seseorang yaitu proses memahami atau memberi makna terhadap setiap informasi yang diterima oleh seseorang melalui alat indra, dan selanjutnya seseorang mempersepsi atau memahami informasi yang mereka terima. Berkaitan dengan pengertian persepsi, Gibson (dalam Andrew, 1983; 74) mengungkapkan “Perception is a proses by which the brain selects, organize and interprets the sensation”. Penjelasan ini menunjukkan bahwa fungsi dari persepsi adalah untuk membantu orang memahami setiap informasi yang datang dari luar melalui indera secara logis dan teratur.


1. PENELITIAN INTRA MEDIA
A.     Judul :
Model program sekolah lima hari
B.     Rumusan Masalah
Secara umum masalah yang akan diteiliti adalah kemungkinan pelaksanaan kebijakan program sekolah 5 hari di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta. Masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Sejauh mana siswa, orang tua dan guru membutuhkan/menginginkan program sekolah 5 hari ?
b. Bagaimana model program sekolah 5 hari yang sesuai untuk sekolah BPK PENABUR Jakarta?
C.        Hipoteisi
D.        Temuan
1.  bagaimana pelaksanaan PS5H di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta;
2. Bagaimana pengaruh pelaksanaan PS5H terhadap mutu pendidikan di sekolah-    sekolah BPK   PENABUR Jakarta;
3. Bagaimana pelaksanaan PS5H terhadap kepuasan peserta didik, guru, dan orang tua peserta didik di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta;
4. Bagaimana memberikan rekomendasi tindak lanjut atas pelaksanaan PS5H di sekolah- sekolah BPK PENABUR Jakarta.
E. Kesimpulan
Perusahaan bisnis pada umumnya. Pertumbuhan jumlah organisasi nirlaba mengakibatkan kebutuhan memberikan layanan yang memuaskan mengimbas pada organisasi seperti: rumah sakit, pelayanan aparatur pemerintahan, dan sebagainya, termasuk institusi pendidikan. BPK PENABUR sebagai pengelola sekolah-sekolah kristen memahami tuntutan ini dan karenanya terus memikirkan upaya untuk meningkatkan kepuasan stake holder-nya, yaitu: siswa, orang tua siswa, guru dan karyawan, gereja, serta masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan stake holder adalah memikirkan pelaksanaan program sekolah 5 hari (PS5H). Wacana ini berkembang dari keinginan untuk mewujudkan tercapainya keseimbangan emosi, intelektual, dan kerohanian siswa. Melalui PS5H, hari Sabtu libur, siswa diharapkan mempunyai satu hari luang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat mandiri. Mereka bisa berinteraksi lebih banyak dengan keluarga, teman-teman di luar sekolah, bersekutu di gereja, atau mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan. Waktu belajar yang tinggal lima hari juga akan membantu siswa, guru, dan manajemen sekolah meningkatkan efektivitas kegiatan belajar dan mengajar. 
Untuk mewujudkan pemikiran ini, BPK PENABUR menganggap perlu memperoleh informasi dari hasil penelitian tentang kelayakan PS5H di lingkungan BPK PENABUR Jakarta. Penelitian ini merupakan studi kebijakan untuk memudahkan BPK PENABUR mengambil keputusan pelaksanaan PS5H.

A.     Judul
Penerapan Fungsi Manajemen Media Massa
Di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian
ini yaitu “ Bagaimana Penerapan Fungsi Manajemen Media Massa di Radio Pelangi
Nuansa Swaratama Sumedang”
Selanjutnya dari permasalah tersebut dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana Penerapan fungsi perencanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
2. Bagaimana Penerapan fungsi pengorganisasian di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
3. Bagaimana Penerapan fungsi pelaksanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
4. Bagaimana Penerapan fungsi pengawasan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang



C.  Hipotesis
D.Temuan
variable daripada informasi tentang individu dan bermaksud mengumpulkan data
yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi,wawancara mendalam
dan studi kepustakaan. Sedangkan instrumen (alat) penelitiannya adalah mencatat
hasil observasi, pedoman wawancara, mensitir kepustakaan (buku, teks, dokumentasi,
file, jurnal, artikel dimedia massa cetak).
Analisis data bertujuan untuk membuat proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun & Effendi, 1989
 Data yang diperoleh dari penelitian adalah data dari hasil observasi dan
wawancara secara mendalam.
Data dianalisis dengan analisis deskripsi yang menggambarkan sejumlah
variable yang diteliti tanpa melakukan pengujian jalinan (hubungan) antar variable
yang diteliti.
E. Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan hasil penelitian ini, antara lain
untuk mengetahui bagaimana:
1. Penerapan fungsi perencanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
2. Penerapan fungsi pengorganisasian di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
3. Penerapan fungsi pelaksanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
4. Penerapan fungsi pengawasan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang




Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kegunaan Teoritis
1. Penelitian ini ingin membandingkan antara teori Manajemen Media Massa
khususnya radio dengan penerapan secara langsung manajeman media massa di
radio.
2. Data empiris dalam mengembangkan Radio Siaran
Kegunaan Praktis
1. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Radio mengenai manajemen media massa di radio supaya kegiatannya teratur.
2. Memberikan masukan bagi para insan radio pada saat mereka melakukan
tugasnya agar sesuai dengan manajeman media massa yang diterapkan pada radio tempat mereka bekerja.
2. PENELITIAN ATI
A.Judul :
Pengaruh strategi pembelajaran crosswod puzzel terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi belajar siswa.
B.Perumusan masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang telah diuraikan maka masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi siswa ditinjau dari pemilihan strategi
pembelajaran?
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari motivasi
belajar siswa?
3. Apakah terdapat interaksi penggunaan strategi pembelajaran matematika,
dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika?
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka penelitian yang
muncul dalam penelitian ini adalah:
1. Ada perbedaan strategi pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
pada siswa.
2. Ada perbedaan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
pada siswa.
3. Ada interaksi strategi pembelajaran ATI dan motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika
D. Kesimpulan 
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Ada perbedaan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
            Pada siswa. Hal ini dapat ditujukkan oleh nilai sig untuk Fa = 4.418
            adalah 0.038 pada taraf signifikansi 0,05 Ho ditolak apabila sig. < 0,05.
2. Ada perbedaan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
            matematika pada siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig untuk Fb =
adalah 0.040 pada taraf signifikansi 0,05 ditolak apabila sig. < 0,05..
3. Ada perbedaan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
pada siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. untuk Fc = 11.381 adalah
0.000 karena < 0,05 maka Ho ditolak.
4. Tidak ada interaksi metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. untuk
Fabc = 0,980 adalah 0,326 karena sig > 0,05 maka ho diterima pada taraf
signifikansi 0,05 Karena Hob dan Hoc ditolak maka dilakukan pengujian komparasi ganda antar kolom untuk mengetahui adanya perbedaan berasal dari motivasi, sedang atau rendah. Uji komparasi ganda menggunakan uji Schefife.

A. Judul
Pengajaran ips dengan model pendekatanP aptitude treatment interaction (ATI) dalam kurikulum berbasis kompetensi
B.Rumusan masalah
            1. Apa yang dimaksud dengan model pembeljaran ATI ?.
2. Apa tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajara mengajar dengan menggunakan model pendekatan ATI ?
3. Bagaimana implementasi model pendekatan ATI ?
C. Hipotesis
1.Terdapat perpedaan model pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan ATI dengan konfensional.
2. Ada perbedaan pembelajaran ATI dalam kurikulum berbasis kompetensi
D. Kesimpulan
            Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang seharusnya dimilliki oleh siswa setelah menyelesaikan pendidikan. Kompetensi yang harus dimiliki siswa yaitu kompetensi pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kemampuan setiap individu siswa/murid itu kemampuannya berbeda-beda, kemampuan intelektual itu terbagi menjadi tiga, yaitu: siswa yang kemampuannya tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena itu dalam pembelajarannya menggunakan model pendekatan aptitude-treatment-interaction (ATI), dalam pendekatan ini lebih menekankan atau menitikberatkan kepada kemampuan masing-masing individu siswa/murid. Aptitude-traetment-interaction merupakan suatu konsep pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif untuk digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Pengembangan model pendekatan ATI itu tujuan utamanya yaitu terciptanya kesesuaian antara pembelajaran dengan karakteristik kemampuan siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar.
3. PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Judul
Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis contextual teaching and learning (CTL) untuk materi kalop di kelas VIII SMP Negeri 2 Ujungbatu.
B.Perumusan Masalah
1. Bagaimana validitas perangkat pembelajaran model contextual teaching and learning (CTL) yang dikembangkan pada pembelajaran fisika untuk materi kalor di kelas VIII SMPN 2 Ujungbatu ?
2. Bagaimana praktikalitas perangkat pembelajaran model contextual teaching and learning (CTL) yang dikembangkan pada pembelajaran fisika untuk materi kalor di kelas VIII SMPN 2 Ujungbatu ?
3. Bagaimana efektifitas perangkat pembelajaran model contextual teaching and learning (CTL) yang dikembangkan pada pembelajaran fisika untuk materi kalor di kelas VIII SMPN 2 Ujungbatu ?
C. Hipotesis
            Ada perbedaan pembelajaran model contextual teaching and learning (CTL) yang dikembangkan pada pembelajaran fisika.
1. Terdapat perbedaan antara CTL dengan pembelajaran biasa.
2. Ada perbedaan antara pembelajaran model contextual teaching and learning
dengan model lain.




D. Kesimpulan
Pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama untuk mata pelajaran fisika dalam materi tertentu. Pembelajaran CTL mampu meningtkatkan proses pembelajaran  untuk ketercapaiannya target kurikulum yang kita inginkan,dan mampu dalam penerapannya dilapangan nanti.
A. Judul :
Penerapan  pendekatan  contextual  teaching  and  learning  (CTL) pada pembelajaran   senyawa   hidrokarbon   kelas  IX  SMP Negeri 2 Ujungbatu  untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
B. Perumusan Masalah
Apakah pendekatan CTL pada pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ujungbatu ?
Apakah pendekatan CTL pada pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ujungbatu ?
C. Hipotesis
Pendekatan CTL pada pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ujungbatu.
Pendekatan CTL pada pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ujungbatu
D. Kesimpulan
Pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama untuk mata pelajaran fisika dalam materi tertentu. Pembelajaran CTL mampu meningtkatkan proses pembelajaran  untuk ketercapaiannya target kurikulum yang kita inginkan,dan mampu dalam penerapannya dilapangan nanti.



4. PENELITIAN KUALITATIF
A. Judul
Persepsi dan perilaku merokok dikalangan siswa STM
B. Rumusan masalah
Selain merusak kesehatan merokok juga dapat menyebabkan penurunan daya tangkap, tingkah laku dan psikomotor seseorang. Hal ini tentu sangat membahayakan bagi pelajar, karena mereka merupakan generasi penerus yang masih dalam proses pencarian ilmu pengetahuan. Bagaimana mungkin pelajaran dapat diserap dengan baik, sementara daya tangkap berkurang, dan kreativitas menurun, serta pola berpikir pelajar yang sudah menuju penyimpangan.
C. Hipotesis
STM (Sekolah Teknik Menengah) merupakan sekolah yang sangat didominasi oleh pelajar laki – laki. Mereka sangat rentan terhadap rokok. Sangat menarik untuk mengetahui persepsi dan perilaku merokok mereka. Dengan demikian hal – hal yang menyebabkan perilaku merokok tersebut dapat diketahui .
Bagaimana persepsi pelajar STM terhadap merokok?
 Bagaimana perilaku merokok di kalangan pelajar STM?
Hal – hal apa yang menyebabkan mereka merokok?
D. Kesimpulan
Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses pemilihan, pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar yang diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta.
 penentuan data kasar yang masuk akan dilakukan berdasarkan kasus atau topic bahasan. Selanjutnya dari data yang terdapat disusun dalam matriks tersebut, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang dideskripsikan secara normatif.
A. Judul
Perencanaan pembelajaran bahasa indonesia di SMP Negeri 2 Ujungbatu.
B.Perumusan Masalah
Subtansi dan komponen perencanaan pembelajaran bahasa indonesia (silabus) di SMP Negeri 2 Ujungbatu. Mencakup tujuan pembelajaran/pengalaman belajar yang mencakup materi dan kegiatan belajar, metode yang digunakan dan evaluasi efektifitas berdasarkan rencana.
Pertanyaan Penelitian
Sudahkah guru mata pelajaran bahasa inggris di SMP Negeri 2 ujunggbatu  membuat perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi.
Bagaimana guru mata pelajaran bahasa inggris SMP Negeri 2 Ujungbatu merencanakan tujuan pembelajaran yang berbasis kompetensi ?
D. Kesimpulan
Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses pemilihan, pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar yang diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta.




NOMOR 2 : Membuat rangkuman dari artikel New Millenium  Reserch for Educational Teknologi A Call For.
Penelitian Milenium Baru bagi Teknologi Pendidikan
Petunjuk bagi Agenda Penelitian National
Penelitian menunjukkan keuntungan-keuntungan pedagogic khusus dari teknologi dalam kemajuan pendidikan hingga  pertengahan tahun 1980, ketika kritikan terhadap dasar-dasar pemikiran dan metodologi-metodologi  penelitian membuat para pendidik bertanya mamfaat  dari apa yang disebut,  “ Penelitian Media.” Belakangan ini, peningkatan biaya-biaya perawatan infrastruktur teknologi dan bukti penggunaan yang rendah dari teknologi oleh para guru  telah mendorong kebutuhan baru untuk penelitian guna membantu  menyediakan suatu rasional untuk penggunaan- penggunaan khusus dari teknologi untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran.  Rencana Teknologi Pendidikan Nasional Baru  baru-baru ini dibawah pengembangan Departemen Pendidikan  pemerintah Amerika Serikat menyediakan  suatu kesempatan ideal untuk menkoordinasikan suatu rencana bagi penelitian yang  bermamfaat. Artikel ini  menggambarkan  topic-topik dan permasalahan-permasalahan  dimana penelitian baru seharusnya fokus dan menyediakan  panduan-panduan bagai metode penelitian untuk ditujukan pada kritikan-kritikan sebelumnya dan menyediakan hasil-hasil untuk memberikan panduan penggunaan selanjutnya dari teknologi dalam pendidikan.
Tiga asumsi tokoh pendidikan sering membuat tentang penelitian pada pendidikan berbasis teknologi ( contohnya : pendidikan berbasir computer dan kuliah jarak jauh ) metode yang digunakan adalah : ( a ) Metode ini telah secara umum dilakukan,teori berdasarkan agenda, (b) penemuan-penemuan menyediakan bukti-bukti yang menyakinkan  tentang cara-cara unik teknologi moderen meningkatkan prestasi dan motivasi ; dan (c) penemuan-penemuan ini membentuk latihan sesuai dengan bidangnya. Pada tiga puluh tahun terakhir penelitian teknologi pendidikan tidak dengan alasan yang kuat, tidak satupun dari asumsi-asumpsi ini benar. Tujuan para penulis bahwa persyaratan-persyaratan baru dalam pendidikan dan masyarakat menawarkan kombinasi kebutuhan mendesak dan kesempatan unik untuk membuat semua asumsi ini masuk akal. Sebuah penilitian dan analisis sejarah  penelitian terbaru terhadap teknologi-teknologi elektronik dalam pendidikan  mengungkapkan kunci topic-topik dan permasalahan-permasalahan  yang harus diperhatikan ketika kita melakukan agenda penelitian untuk era berikutnya dalam penggunaan teknologi dalam pendidikan.
Latarbelakang pada Agenda Penelitian Teknologi Pendidikan
            Ketika Richey (1997) mengatakan, Pembuatan Agenda dalam sebuah jurusan sepertinya cendrung berubah seperti teknologi pendidikan, “ proses komplek …sering tergantung pada lebih jauh dari pada jika ada atau tidak suatu ide yang berharga” ( lihat halam 8 ). Bagaimanapun, pentingnya apa yang dia sebut sebagai “ Agenda teori sistematis” tidak bisa terlalu diungkap. “ menangkap cuaca intelektual suatu jurusan. mengidentifikasi  topik-topik  terkini yang menerima perhatian besar didukung oleh tokoh-tokoh pendidik yang berpengaruh pada saat itudi perhatikan oleh para praktisi ahli.mempengaruhi pemilihan artikel-artikel untuk publikasi dalam jurnal jurusan kami.proposal makalah untuk presentasi pada konferensi-konferensi nasional kami dan membentuk kurikulum Universitas yang menyediakan dan memperbarui  pelaku profesional di bidang kami. ( lihat halaman 7 )
            Hingga awal tahun 1980- an,  penemuan-penemuan secara teori  tentang penelitian teknologi pendidikan  tidak secara luas diperdebatkan dan agenda penelitian berdasarkan mereka kelihatannya secara jelas diperbandingkan. Teori tersebut terutama bagi para ahli fisikologi dan sikap, dan penelitian dalam metode-metode berdasarkan teknologi menggambarkan pandangan ini. Selanjutnya, banyak penilaian terhadap pendidikan berdasarkan komputer dan aplikasi pendidikan jarak jauh dan produknya, ada banyak penelitian dan percobaan yang tidak benar “ perbandingan media” penelitian-penelitian yang membandingkan pendidikan berdasarkan teknologi dengan pendidikan tanpa berdasarkan metode teknologi untuk membangun yang mana yang lebih baik untuk mengajarkan suatu topik atau sebuah keahlian.  Sebuah Analisis meta kebudayaan yang sedang berkembang mempunyai tujuan mengidentifikasi kecendrungan-kecendrungan dalam penemuan-penemuan terhadap penelitian-penelitian ini.  Pertanyaan umum untuk semua usaha-usaha ini  adalah secara prinsipnya adalah  untuk seorang ahli fisikologi, yaitu “ Seberapa efektif sebuah teknologi  dalam membantu para pelajar memperoleh sikap-sikap yang diinginkan. ( pengetahuan dan keahlian yang ditunjukkan oleh suatu pengamatan dan penampilan yang terukur ) ?”
            Penyerangan-penyerangan pada benteng solid ini terhadap pemikiran tradisional yang datang dari dua arah, satu secara teori atau secara pedagogic dan satunya lagi secara metodologi. Bekerja bersama-sama mereka merupakan sebuah serangan yang secara efektif disebut sebuah perhentian terhadap penelitian-penelitian perbandingan media dan analis meta dan meninggalkan jurusan tersebut  tanpa bingkai filosopi yang jelas atau agenda penelitian yang berharga.
            Penyerangan pertama berasal dari para pendidik, fisikologis, dan para peneliti yang mendukung pendapat ahli konsep pendidikan.  Mereka berkata bahwa tujuan pendidikan tidak hanya untuk mentransfer sikap-sikap yang diajarkan dari seorang sumber ahli ( seorang intstruktur atau serangkaian pelajaran) kepada para siswa, sebagai gantinya  pendidkian bertujuan untuk  menciptakan  lingkungan-lingkungan dimana para siswa menghasilkan pengetahuan mereka sendiri dengan bantuan yang tepat  atau “tingkatan-tingkatan” dari para guru. Seymour Papert (1980)  adalah seorang pendahulu dan perwakilan juru bicara dari pendapat ini, dimana dia berdasarkan terutama  pada teori-teori Piaget. Selanjutnya, Pengertian dan Kelompok Teknologi di Vanderbilt (1991,1993) bekerjasama dengan  Vygotsky dalam tingkatan-tingkatan kognitif dan Brown, Collins, dan Duguid (1989) dalam pengertian disituasikan  dana pelatihan kognitif, menjadi pusat utama  dari peneltian dan pengembangan ahli konsep. Para ahli teori dan peneliti ini mengubah fokus mereka jauh dari dampak teknologi yang sedang digunakan terhadap dampak dari “tujuan pembelajaran” dimana teknologi bisa mendukung.
            Pada saat bersamaan, Clark’s (1983,1985,1991 ) kritikan terhadap metode-metode penelitian yang digunakan dalam pembelajaran berdasarkan metode teknologi memulai penyerangan yang berhubungan terhadap agenda penelitian nasional. Clark berkata bahwa “ Media adalah kendaraan pengantar untuk pembelajaran dan tidak mempengaruhi pembelajaran (1983. halaman 453 ). Dia berdasarkan ini pada analisis dari penelitian media yang telah lalu, dimana dia menemukan terhadap pengaruh-pengaruh yang tak terkontrol karena metode-metode dan isi.  Contohnya, dia menemukan  bahwa dua metode yang sedang dibandingkan  sering mempunyai guru-gur yang berbeda. Dia menyimpulkan bahwa apapun pengaruh terhadap sebuah teknologi adalah, kenyataannya, disebabkan oleh metode-metode  yang digunakan oleh guru atau variasi-variasi lain dalam isi pembelajaran-pembelajaran. Berdasarkan topik-topik ini, dia menyebut suatu  penundaan dalam penelitian media.
            Kosma (1991) mencoba mengarahkan baik secara teori maupun secara permasalahan-permasalahan metodologi dengan menyetujui separohnya oleh Clark, Kosma berkata bahwa, sejauh  media di pantau dengan ketat sebagai sistem pengantar, tidak akan ada yang dapat dilihat perbedaan antara  perlakuan yang tidak karena faktor-faktor penggabungan. Sebagai gantinya, dia mengajukan  suatu bingkai secara teori bahwa “ menghadirkan sebuah gambaran dari pelajar  secara aktif berkaborasi dengan media untuk membentuk pengetahuan “ ( halaman 179)  Dia merasa bahwa, “sistem simbol” dan “ kemampuan proses”unik setiap media  bisa membuat suatu teridentifikasi dan kontribusi mamfaat terhadap kerjasama ini. Ketika mendukung lebih banyak penelitian untuk mengklarifikasi kontribusi-kontribusi unik ini, dia meninggalkan petunjuk untuk perkembangan ini dan penelitian meningkat hingga ke “ kreativitas para perancang” ( halaman 206 ) dana mereka yang akan mempelajari produk-produk mereka.
Penelitian Melinium Baru untuk Teknologi Pendidikan
Proposal Kosma berguna dalam mengarahkan kembali fokus pada  penelitian mamfaat-mamfaat  metodologi berdasarkan teknologi, dari pada teknologi itu sendiri atau media pembelajaran itu sendiri. Penelitian berikut  seperti  penelitian secara kuatitatif yang dianggap baik oleh ( Olsen, 1999 ) kelihatannya diacuhkan  dari pendapat Kosma tersebut, yang menyatakan bahwa metode teknologi pendidikan bukanlah seberapa banyak para guru  menggunakan computer tetapi bagaimana mereka menggunakannya  yang membuat suatu perbedaan dalam prestasi siswa.
            Pada saat yang bersamaan, paham pragmatis lahir dari pengalaman dengan siswa  dan kelas menyarankan bahwa  kita mengubah paham kontruktif murni sebagai suatu teori dasar untuk suat agenda penelitian baru. Dalam sarannya  “ Agenda Pos Moderen untuk pembelajaran berbasir Teknologi (IT)., “ pendapat Solomon (2000) bermamfaat. Dia mempertahankan  bahwa, “ rangkaian  filosofi  dari Pos Moderen pembelajaran berbasis teknologi, diyakini dilakukan secara beraneka ragam, yang bisa digambarkan sebagai penghormatan untuk perbedaan dan penolakan terhadap penjelasan-penjelasan tunggal. ….. Keanekaragaman dalam bidang kita menunjukkan bahwa tidak ada contoh tunggal terbaik dari teori belajar” ( lihat halaman 14). Dia menyarankan bahwa kompleksitas tipis dari kontek pembelajaran menyarankan peninjauan lebih dekat pada penggabungan metode , pelajar, dan variable-variabel lingkungan yang membuat  kesuksesan pembelajaran.
            Dalam pendapat Solomon  “ pos moderen” baik “ ilmu pengetahuan” dan “kritikan” metode-metode harus digunakan untuk meneliti gambaran komplek ini. Ilmu pengetahuan adalah “ dorongan masalah dan tujuan dasar,” ( lihat halaman 14) dan lihatlah jika tujuan-tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak. Kritikan-kritikan melihat penjelasan-penjelasan yang bisa menghitung hasil pembelajaran. Seperti banyak para ahli teori baru, Solomon dengan jelas menekankan pandangan pembelajaran dari para ahli konstruktif sebagai “pengetahuan yang diciptakan dari pada ditemukan” (lihat halaman 14), tetapi pengakuannya  tentang perlunya penelitian pengetahuan memungkinkan pernyataan dari permasalahan-permasalahan khusus guna menyelidiki observasi-observasi yang bisa diukur  terhadap perubahan-perubahan dalam kelakuan-kelakuan para siswa ; dua syarat para ahli fisikologi  pendidikan telah selalu mengatakan seharusnya yang menjadi basis untuk membangun pendapat bahwa pembelajaran benar-benar telah terjadi.
            Penggabungan dari gambaran-gambaran kritikan dari pendapat-pendapat para ahli sebelumnya  untuk bersaing dengan teori-teori membangun panggung untuk agenda penelitian untuk meneliti keutungan-keuntungan dari metode-metode pembelajaran berdasarkan teknologi sebagai komponen-komponen yang tak terpisahkan dari solusi-solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran, lebih dari sekedar  sebagai, “media  pengantar.” Ketika kita mengenali bahwa proposal ini tidak akan ( dan mungkin seharusnya tidak) diam dalam perdebatan tentang prinsip-prinsip and praktek-praktek pendekatan para ahli filosopi pendidikan melawan para ahli konsep pendidikan terhadap pembelajaran, kami benar-benar merasakan bahwa beberapa penemuan dalam pertentangan-pertentangan teori  adalah penting jika kita harus maju terhadap penelitian yang harus mengikuti mereka: keahlian dan penelitian penerapan-penerapan teknologi bahwa penelitian dalam pengaturan pembelajaran dalam kontek yang sebenarnya.
Kebutuhan dan Kesempatan untuk sebuah “Melinium Baru”  Agenda Penelitian
            Kebutuhan untuk sebuah agenda penelitian baru telah belum pernah lebeh penting. Proyek-proyek baru dibawah Departemen Pendidikan pemerintah Amerika Serikat Mempersiapkan guru-guu masa depan  untuk menggunakan teknologi telah menunjukkan dengan jelas bahwa proses penggabungan teknologi dengan efektif kedalam pendidikan berhubungan dengan pembiayaan yang tinggi. Para tenaga pendidik dan para pembuat kebijakan melihat penelitian teknologi pendidikan untuk membantu penyediaan pendapat yang solid kenapa  pendanaan-pendanaan ini  dihabiskan dengan baik (Ringstaff & Kelley, 2002).  Ini peningkatan yang penting  dalam penerangan kritikan-kritikan baru  dari kelanjutan investasi  yang membutuhkan infrastruktur teknologi  dan dampak yang tidak konsisten dan penggunaan  yang rendah oleh para guru,  solusinya peningkatan  pelatihan mereka  dan akses terhadap sumber kependidikan (Cuban, Kirkpatrick, & Peck, 2001)
            Cradles (2003)  menekankan bahwa baru-baru ini membuat  Tidak ada Anak yang Ketinggalan (NCLB)  yang akan berpengaruh di tahun-tahun berikutnya, memerlukan bahwa sumber pembelajaran seperti  teknologi-teknologi “ secara dekat meluruskan untuk menentukan   standar-standar akademik dan bahwa dokumen penelitian tingkat dimana hasil dalam pencapaian prestasi siswa ketka diukur oleh penilaian berdasarkan standar ( lihat halaman 55). Namun, menurut pandangannya “bukti terbaik” penelitian-penelitian yang diadakan oleh Pusat untuk Penelitian teraplikasai dalam teknologi (CARET),  suatu proyek pendanaan dari masyarakat Internasional untuk Teknologi dalam Pendidikan ( ISTE),Cradler menemukan bahwa sumber-sumber  permbelajaran elektronik lebih kurang  40 % dari standar-standar isi California untuk jurusan kurikulum. Dia juga menemukan  suatu “kekurangan formal  penelitian yang terkontrol (lihat halaman 56 ). Bahkan  dengan percobaan penelitian  yang melaporkan hasil yang siknifikan secara statistic, ada “sangat sedikit informasi  pada pendidikan yang siknifikan atau implikasi-implikasi untuk pengajaran otau pembelajaran .” (lihat halaman 56).
            Selanjutnya, persyaratan-persyaratan Tidak Ada Anak yang Ketinggalan (NCLB), Departemen Pendidikan Amerika Serikat baru-baru ini menganjurkan masukan dari para tenaga pendidik untuk menciptakan  sebuah  rencana Teknologi Pendidikan Nasional Baru. (http:// www. Nationaedtechplan.org). As  Richey (1997) mengamati, komponen lain dari suatu proses penetapan agenda adalah “ dukungan dari orang-orang yang kredibel dan pihak berwenang dalam bidang tersebut…..Semakin luas  dasar dukungan , semakin mungkin suatu topic menjadi bagian disiplin agenda sistimatik”  (lihat halaman 9)  Rencana Teknologi National Departeman Pendidikan Amerika Serikat  bisa menjadi satu-satunya kekuatan yang paling berpengaruh pada agenda penelitian teknologi pendidikan untuk masa depan. Adalah penting bahwa topic-topik penting yang harus diteliti dibicarakan sekarang dan ditawarkan sebagai bagian yang tak tepisahkan dari rencana tersebut.
Fokus dan Topik-topik untuk suatu Agenda Penelitian Teknologi Masa Depan
Fokus yang dianjurkan : Menyediakan suatu Rasional untuk Penggunaan Teknologi
            Dalam keringanan tekanan dari para pembuat kebijakan  dan dari dalam bidang itu sendiri, tugas utama dari agenda penelitian baru kelihatannya jelas. Penelitian masa depan harus dialamatkan secara jujur pertanyaan  kenapa para guru seharusnya menggunakan metode-metode berdasarkan teknologi. Dasar munculnya teori menuntuk bahwa penelitian-penelitian meninjau teknologi-teknologi  tidak sebagai system pengantar, namun sebagai komponen-komponen solusi terhadap problema-problema pendidikan, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian disebutkan dalam suatu cara bahwa kontribusi-kontribusi dari metode-metode  bisa dinilai dan diuji.
            Roblyer dan Scrum (2003) mengatakan bahwa pembangunan penelitian rasional seharusnya berkonsentrasi pada “keuntungan relative” bahwa metode-metode dan materi-materi pembelajaran berdasarkan teknologi menawarkan lebih banyak metode-metode lain dan materi-materi lain.  Konsep ini berdasarkan pada pendapat Rogers (1995) penyebaran dari inovasi-inovasi penelitian  yang menunjukkan   para pemakai potensial dari suatu teknologi lebih mungkin menerimanya jika mereka melihat keuntungan jelas atau “keuntungan relative” dari metode-metode bari dari pada metode metode lama.
            Dalam bincang-bincangnya pada kelompok-kelompok  para pendidik diseluruh dunia, Direktor Program Penelitian Teknologi Pendidikan sebelumnya (PT3), Tom Carroll ( Carroll, 2000), menekankan bahwa beberapa penggunaan teknologi secara umum memiliki keuntungan relative yang jelas, yang tidak membutuhkan penelitian untuk menegaskannya. Contohnya, ketika simulasi-simulasi computer  menghemat biaya-biaya pendidikan meteri-materi yang bisa diselesaikan atau memungkinkan eksperimen-eksperimen yang telah ditiru berkali-kali yang tidak mungkin menggunakan lingkungan-lingkungan nyata, keuntungan relatif yang nyata.  Namun, bahkan metode-metode dengan keuntungan-keuntungan dengan bukti diri sendiri adalah kebutuhan penegasan  untuk menyadari potensi mereka dalam latihan. Selanjutnya, metode-metode lain  telah dihipotesa telah mempunyai keuntungan-keuntungan pembelajaran unik  dan beberapa mempunyai dukungan popular, namun penelitian untuk menegaskan keuntungan-keuntungan ini telah tidak konsisten atau dikerjakan dengan pengontrolan yang tidak cukup atau jumlah-jumlah  dari pelajaran-pelajaran  untuk membuat penemuan –penemuan bermamfaat bagi orang lain.
 Permasalahan-permasalahan Penting untuk di Perhatikan
            Dua Pendapat ini dari teknologi-teknologi  baik sebagai bagian yang siap diterima dari beberapa wilayah dari  pelatihan pendidikan dan sebagai suatu pengaruh potensi pada orang lain membutuhkan  suatu pendekatan beraneka ragam untuk menyiapkan penelitian bahwa bisa memandu baik kebijakan dan latihan.  Kami mengajukan bahwa penelitian-penelitian bahwa akan menjadi paling menolong adalah bagi mereka yang bertujuan untuk menunjukkan (a) bahwa metode-metode berdasarkan teknologi tertentu mempunyai potensi untuk keunikan dan keuntungan betul-betul konsisten dalam merespon terhadap jenis-jenis tertentu dari permasalahan pendidikan, (b) ada cara-cara untuk menerapkan metode-metode pembelajaran berdasarkan teknologi  sudah dalam penggunaan yang luas  ( contohnya: proses kata, belajar jarak jauh ) yang mengarah pada peningkatan dalam dampak mereka terhadap prestasi, gambaran-gambaran ketika mencegah hasil-hasil yang tidak diinginkan.  Penemuan-penemuan dari semacam penelitian-penelitian mempunyai implikasi-implikasi penting untuk pelatihan dimasa depan. Penelitian untuk Memonitor dampak Teknologi terhadap tujuan-tujuan social penting – Meskipun beberapa penggunaan-penggunaan teknologi dalam pendidikan membutuhkan penelitian lebih jauh untuk membenarkan mereka, akses terhadap teknologi diakui karena menjadi suatu bagian penting dari suatu kualitas pendidikan untuk warga Negara daalm masyarakat informasi  hari ini. Kita juga perlu untuk mengetahui yang meningkatkan akses untuk teknologi adalah hasil seperti yang diharapkan dalam kesempatan-kesempatan pembelajaran yang lebih besar dan keahlian-keahlian untuk semua siswa.  Penelitian-penelitian dibutuhkan untuk memonitor perkembangan kami dalam menyelesaikan  jenis-jenis tujuan-tujuan penting sebagai berikut:
  • Teknologi-teknologi membantu para siswa dibawah layanan memperoleh peningkatan akses terhadap kesempatan-kesempatan pembelajaran.
  • Kesiapan Akses terhadap sumber-sumber informasi unik  and populasi meningkatkan  keahlian-keahlian membaca informasi penting secara kritis.
  • Penggunaan yang lebih sering dari teknologi visualisai  meningkatkan keahlian-keahlian membaca visual yang penting secara kritis.
Mamfaat penelitian-penelitian di wilayah ini sering di survey seperti para ahli  oleh  Hoffman dan Novak (1998) untuk menangkap dampak-dampak perlomban dalam akses Internet dan penggunaan computer. Yang lain-lainnya adalah penelitian-penelitian seperti seseorang yang bernama, Chisholm, Carey, dan Hernandez (2002), yang menerima akase dan penggunaan informasi teknologi-teknologi oleh para siswa dari berbagain macam latar belakang jurusan.  Penelitian yang memonitor anda melaporkan penggunaan teknologi terkini untuk membantu kita membentuk petunjuk-petunjuk yang diinginkan – akhirnya, penelitian dibutuhkan untuk membentuk karakteristik-karakteristik dari  sumber-sumber teknologi yang lebih baru dari kami dan membimbing kegunaan mereka dalam pendidikan. Mioduser Nachmias, Lahav, dan Oren (2000)  menguji karakteristik-karakteristik dan mamfaat  web site pendidikan  bagaimana mereka seharusnya lebih baik dikembangkan  dan diterapkan di masa depan. Harris dan Jones (1999) mempelajari pola-pola komunikasi  dari pembelajaran jarak jauh untuk menentukan bagaimana membentuk penggunaan yang cocok dan banyak lagi teknologi-teknologi lainnya ( contohnya., computer jinjing) mulai dilihat sering penggunaannya di sekolah-sekolah.
            Kritikan  Penelitian Masa lalu dan Petunjuk  untuk Metode-metode Masa Depan
Clark (1983,1985,1991) kritikan-kritikan terhadap fokus dan metode-metode peneliti teknologi tidak hanya evaluasi negative yang telah menerima. Mamfaat dari penemuan-penemuan dalam wilayah ini telah lama disetujui bersama-sama dengan suatu keyakinan dalam penelitian-penelitian dari kelompok , seperti Clark menyatakan, akan menguntungkan  kebanyakan dari penemuan-penemuan positif : perusahaan-perusahaan  perangkat keras dan perangkat lunak. Ada juga bukti konsisten dari apa yang hanya bisa dikategorikan  sebagai pola dasar dan kekurangan secara teknologi dalam banyak penelitian. Banyak dari penelitian pendidikan secara umum sering merupakan target dari kritikan berikutnya  ( Kaestle, 19930). Namun, mungkin penelitian teknologi, dalam agak posisi yang lebih rendah dari pada banyak jurusan pendidikan lainnya, bahwa teknologi pendidikan telah lama membutuhkan sesuatu yang cukup rasional untuk membenarkan biaya-biaya dan kompleksitas yang tinggi. Petunjuk bgai penelitian masa depan  dibutuhkan  yang mengenali kekurangan-kekurangan ini dan menawarkan alat-alat memperbaiki mereka.
Petunjuk untuk Hipotesis Penelitian
            Clark (1983) menyebutkan kekurangan-kekurangan rancangan  umum terhadap penelitian pribadi ( contoh., Guru-guru yang berbeda untuk percobaan  dan pengontrolan kelompok) dan analisis meta yang meringkas penemuan-penemuan mereka ( contoh., kecendrungan untuk publikasi –publikasi  untuk menerima penelitian-penelitian utama yang melaporkan kepuasan, lebih dari sekedar tidak siknifikan, perbedaan-perbedaan). Kosma (1991) dan pengetahuan yang lain bahwa suatu agenda penelitian berdasarkan petunjuk “ keseluruhan dampak  dari satu media atas pelajar-pelajar yang lain” ( Lihat halaman 204) tidak akan memandu kita kedalam millennium baru dari teknologi pendidikan . Namun, kritikan Clark dan pengakuan Kosma membeberkan suatu kegagalan yang jauh lebih mendalam yang melekat dalam banyak penelitian pendidikan : kekurangan-kekurangan dalam cara-cara hipotesis dan sering atau sering  dipikirkan dan diajukan. Jauh dari kejelasan dalam banyak penelitian bahwa para peneliti telah mempertimbangkan secara hati-hati kenapa metode-metode yang diberikan diajukan untuk diuji. Sudah jelas kebenarannya bahwa peneliti pendidikan seharusnya membantu ditujukan yang permasalahan-permasalahan pendidikan yang diselesaikan secara tidak baik, dan bahwa hipotesa-hipotesa seharusnya diperoleh dari sebuah dasar teori yang mengarah secara logika ke hipotesis sebagai suatu solusi terhadap permasalahan-permasalahan  dan membuatnya jelas kenapa metode yang diberikan tersebut harus diuji.
Petunjuk untuk Pola Metode
            Dalam pendapatnya yang terbaru “bukti terbaik” peneliti teknologi, Cradler
(2003) menyinggung beberapa jenis kekurangan-kekurangan pola, beberapa dari mereka menunjukkan permasalahan-permasalahan yang digarisbawahi dengan hipotesa-hipotesa. Dia mengatakan bahwa pola sering  “ tidak jelas apa penelitian khusus dan pertanyaan-pertanyaan evaluasi penelitian sedang mencoba untuk menjawab ( halama 56) atau “ pendidikan yang memuaskan atau implikasi-implikasi untuk pengajaran dan pembelajaran” (halaman 56) Kekurangan rancangan lainnya  dia menyebutkan termasuk: ukuran-ukuran contoh kecil yang mengurangi kepuasan secara statistic; ukuran-ukuran dari dampak  yang tidak berhubungan terhadap tujuan-tujuan dari materi-materi; ukuran-ukuran dampak ang tidak bertujuan dan atau tidak valid; deskriptif, Metode-metode non kuantitatif hanya dengan tanpa kontrol atau perbandingan kelompok; dan pelaporan data sendiri yang tidak ditemani oleh data yang kuat.
            Tidak hanya harus peneliti masa depan menahan diri  dari perbandingan secara simpel  dari material-material  disebutkan oleh Clark, harus memulai untuk fokus pada kualitas-kualitas unik dari teknologi-teknologi  untuk membuat kemungkinan metode-metode yang diberikan.  Jika suatu proses belajar bahwa metode pembelajaran berdasarkan teknologi adalah sesuatu yang unggul, sebaiknya dihipotesa menjadi unggul karena metode tersebut mempunyai karakter-karakter unik untuk memecahkan permasalahan yang tidak terselesaikan secara memuaskan seperti pemahaman membaca yang rendah ( seperti disebutkan oleh Doty, Popplewell, dan Byers (2002) ketahanan kesulitan-kesulitan  degan konsep-konsep geometri, seperti ditujukan oleh Funkhouser (2002-2003). Penelitian-penelitian harus menawarkan bukti- baik dalam pola dan dalam analisi data- bahwa system-sistem symbol  dan atau kemampuan-kemampuan proses dari teknologi memungkinkan suatu metode pembelajaran atau lingkungan pembelajaran yang tidak mungkin melalui yang lain ( contohnya metode pembelajaran tanpa teknologi )
            Karena tujuan Tidak ada Anak yang ketinggalan (NCLB) akan mempunyai dampak jangka panjang di semua metode-metode peneliti pendidikan masa depan. Penting untuk diakui kritikan dari metode-metode tergambar dalam rekomendasi-rekomendasi yang diberikan. Jelas bahwa, apa yang disebut “ Metode-metode peneliti berdasarkan secara ilmu pengetahuan (SRB)”  menyebutkan lebih dari 100 kali di NCLB merefleksikan suatu rembesan ketidak sabaran  dengan kegagalan dari penelitian masa lalu untuk menyediakan tujuan,  bukti pertolongan untuk memandu latihan.  Cradler ( 2003)  menyarankan itu, selanjutnya, untuk penggunaan sumber-sumber data perkalian dan validitas ukuran-ukuran, penelitian-penelitian seharusnya membangun pengontrolan kelompok-kelompok kapanpun mungkin dan menggunakan kelompok-kelompok perbandingan yang valid bahkan jika pengontrolan benar yang tidak mungkin.
            Kelihatannya penting untuk bergabung dengan mereka yang, dalam akibat  dari NCLB, telah menyatakan bahwa kegagalan dari penelitian terdahulu tidak bisa di remedial semata-mata dengan menggunakan experimen dan atau metode-metode eksperimen yang tidak benar. Berliner (2002)  memperingatkan kita bahwa salah satu dari pendanaan yang terluas dan terbaik replikasi penelitian-penelitian, salah satu dari perbedaan model-model pembelajaran  pendidikan anak usia dini , menemukan bahwa variasi lebih besar melewati sisi yang berbeda dalam penerapan program yang sama dari pada metode eksperimen melewati program yang berbeda. “Tidak ada program bisa menghasilkan hasil-hasil yang konsisten melewati tujuan.  Setiap kontek lokal  berbeda. Membutuhkan perbedaan-perbedaan dalam program, personalitas, metode-metode pengajaran, biaya-biaya, kepemimpinan, dan jenis-jenis masyarakat pendukung” ( lihat halaman 19). Dengan demikian, dia mengatakan, “pengetahuan yang bagus” membutuhkan tidak hanya mencoba untuk menangkap  bukti peningkatan bukti yang valid dan dan dapat dipercaya, tetapi juga mencoba untuk menjelaskan kompleksitas serangkaian persyaratan  yang memandu pada peningkatan. Seperti Soloman (2000) menyarankan metode-metode analisis kriitis  harus ikut “ ilmu pengetahuan, seseorang membantu kita memahami apa itu pekertajaan, kapan itu akan dikerjakandan kenapa itu dikerjakan
            Pendapat Craler (2003) tentang peneliti terdahulu menemukan banyak kekurangan-kekurangan laporan yang sama persis dengan pola, karena mereka membatasi baik interpretasi  dari penemuan-penemuan, dan rancangan penelitian-penelituan untuk mereplikasi mereka. Laporan kekurangan-kekurangan termasuk ; termasuk; informasi yang tidak cukup terhadap intervensi  dan atau teknologi dan sumber-sumber lain yang sedang diterapkan dan sifat-sifat  dari contoh-contoah besar yang memungkinkan ketidaksetujuan dari variable –variabel penting; dan ketidak keterkaitan antara persyaratan yang diberikan  dengan teknologi yang digunakan dan juga kesimpulan-kesimpulannya, atau antara kesimpulan-kesimpulan dan data yang disebutkan kepada mereka
            Laporan-laporan dari studi penelitian haruslah ditujukan pada permasalahan-permasalah yang sering muncul.  Persoalan-persoalan tersebut haruslah lebih dipahami dan lebih infomatif tentang metode-metode dan materi-materi yang digunakan, persyaratan-persyaratan yang ada haruslah sesuai dengan dimana penelitian diadakan, sumber-sumber data dan instrumen-instrumen, dan bidang studi yang dipelajari; dan persoalan-persoalan tersebut haruslah menekankan keterkaitan antara metode-metode, penemuan-penemuan dan kesimpulan-kesimpulan mereka.
Kesimpulan : Prioritas-prioritas Jangka menengah dan Jangka Panjang
            Untuk menjelajahi tingkat dimana penelitian terbaru mungkin telah ditujukan pada keempat jenis kebutuhan yang disebutkan disini, kami menganalisi tujuan-tujuan dari artikel-artikel  di tahun 1999-2003 topik-topik jurnal penelitian   penggunaan Teknologi dalam Pendidikan (JRTE). Penemuan-penemuan dari analisis (Tabel 1) mengungkapkan bahwa kebanyakan artikel  berfokus pada evaluasi-evaluasi program-progrm lokal  atau pada metode-metode dari penggunaan teknologi lebih jauh atau peningkatan  pelatihan guru. Analisis kami menyediakan bukti lebih lanjut dari apa yang Cradles telah temukan. Beberapa penelitian yang berhubungan  dilakukan untuk tujuan-tujuan  yang akan membantu menyeimbangkan biaya-biaya dari metodo-metode pembelajaran yang berdasarkan penggunaan teknologi.
            Seperti Tabel 1 menunjukkan, artikel-artikel penelitian yang paling banyak dipublikasikan menggambarkan metode-metode menyuruh para siswa atau fakultas lebih terlibat dengan penggunaan teknologi ( contohnya internet) atau bagaimana cara mengadakan pelatihan dan persyaratan-persyaratan lain untuk menyuruh para siswa lebih tertarik dalam menggunakan teknologi secara umum.  Dari pandangan  Tidak ada Anak yang Ketinggalan ( NCLB ), Penelitian jenis ini memunculkan pertanyaan “Kenapa seharusnya kita mempunyai siswa-siswa atau mahasiswa lebih sering menggunakan teknologi?”



Tipe-tipe Artikel
Jumlah JRTE
Artikel-artikel
1999 - 2003
Tipe #1 : Penelitian-penelitian atau pandangan-pandangan dari keuntungan-keuntungan unik dari berbagai metode-metode berdasarkan penggunaan teknologi dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran tanpa menggunakan teknologi

11  ( 8% )
Tipe #2   :   Penelitian-penelitian pada cara-cara untuk meningkatkan dampak yang kuat dari penggunaan teknologi yang sudah sering digunakan

2  ( 1% )
Tipe #3   :   Penelitian-penelitian pada tren-tren dalam penggunaan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan pentinga masyarakat

8   ( 6%)

Tipe #4   :   Penelitian-penelitian  yang memonitor/memonitor penggunaan teknologi terbaru untuk membantu bentuk pembelajaran-pembelajaran yang diinginkan

5   ( 4% )
Tipe #5    :   Penelitian-penelitian lain, contoh : evaluasi-evaluasi  atau gambaran-gambaran dari program-program, penerapan metode-metode, atau kharakteristik penggunaan : tipe-tipe, tingkat, atau gabungan pendapat-pendapat.

87  ( 64% )
Tipe #6    :    Artikel-artikel secara teori dan posisi makalah-makalah

23  ( 17% )




Tabel 1 .  Sebuah Analisis  dari tipe-tipe Artikel di JRTE dari tahun 1999 – 2003
            Diharapkan  Rencana Teknologi Pendidikan Nasional sekarang dibawah pengembangan akan menyediakan pertimbangan dan dorongan cepat  untuk berfokus pada topik-topik  yang sama  dan untuk meningkatkan  kualitas dan mamfaat penelitian.  Diharapkan, rencana ini juga akan membuatnya lebih mudah untuk memperoleh pendanaan dari sumber-sumber lain dari pada sumber-sumber yang bisa dirasakan seperti mempunyai agenda keuntungan sendiri.
            Namun, kelompok Richey (1997) menggambarkan  sebagai dasar dukungan untuk suatu agenda penelitian teknologi akan mempunyai dampak paling langsung, dampak jangka panjang tentang bagaimana baiknya penelitian-penelitian yang mendukung  sebuah agenda baru yang seharusnya diselesaikan: pengaruh para pelajar dan para ahli praktisi  yang membimbing penelitian disertasi, menyeleksi artikel-artikel untuk publikasi  dalam jurnal-jurnal  dari jurusan kami dan makalah dan proposal-proposa untuk presentasi di konfrensi-konfrensi nasional kami, dan yang membuat kurikulum  dari rpp guru.  Kelompok ini akan membentuk teknologi milenium berikutnya  dalam pendidikan ketika mereka berpendapat  penelitiaan-penelitian yang diajukan atau laporan-laporan dari penelitian-penelitian melalui lensa jika mereka menuju satu dari kunci ini, ketidak cocokkan kebutuhan dan rancangan yang diperlukan dan persyaratan-persyaratan laporan. Merekalah yang akan menentukan bahwa penemuan-penemuan riset  bermakna dan bermamfaat bagi mereka yang mencari mereka sebagai panduan dalam pembelajaran.
           















Tidak ada komentar:

Posting Komentar