TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH :
LANDASAN TP
DOSEN : Prof. Hj. ELISNA
OLEH
SRI GUSNI
NIM : 1109877
PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA UNIVERSITAS
RIAU
KERJASAMA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TH 2012
NOMOR 1 :
RAGAM
PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN : INTRA-MEDIA, APTITUDE TREATMAN INTRACTION, PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN KUALITATIF
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian
teknologi pendidikan sudah ada hampir 90
tahun, karena berbagai macam media pengajaran berkembang selama kurun waktu tersebut.Empat macam penelitian yang mendominasi penelitian media pengajaran yaitu penelitian intra media,penelitian pengembangan, penelitian
kualitatif,dan penelitian tentang penelitian
interaksi tentang bakat yang dikenal
dengan Aptitude treament interaction (ATI).Namun ada penelitian yang tidak
terlalu dominan yang disebut dengan penelitian alternatif tapi
sangat mempengaruhi terhadap
penelitian tekonolog penedidikan.
Dalam
penelitian tegnolgi
pendidikan tidak terlepas dari lima kawasan
teknologi pembelajaran yaitu: Desain, Pengembangan,
Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian. Kelima kawasan bersifat “sinergik”
artinya seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan “pengembangan”, menggunakan
teori dari kawasan ” desain” seperti teori desain sistem pembelajaran dan
desain pesan. Begitu juga seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan ” desain
menggunakan teori tentang karakteristik media dari kawasan ” pengembangan dan
“pemanfaatan” seperti teori menganalisis masalah dan pengukuran dari kawasan
“penilaian”
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar.
Mata kuliah
teknologi pembelajaran merupakan dasar untuk memahami serta mengkaji pengertian
dan perkembangan teknologi pembelajaran sebagai suatu konstruk teoritis, bidang
garapan dan profesi, yang diperlukan untuk mengatasi masalah belajar manusia
dalam berbagai kondisi dan situasi. Salah satu pembahasan mata kuliah ini
adalah ragam penelitian dibidang teknologi pembelajaran
Dalam tugas
ini akan memberikan beberapa contoh ragam penelitian teknologi
pembelajaran yang meliputi : penelitian
tentang Intra-media, Aptitude treatmen
intraction (ATI) dan penelitian Alternatif serta hasil penelitian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah dari makalah ini adalah
“beberapa contoh penelitian teknologi pembelajaran ragam : Intra-media,
Aptitude treatmen intraction (ATI) pengembangan dan penelitian kualitatiff serta hasil
penelitiannya.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah :
1.
untuk mengetahui beberapa
penelitian tentang Intra-media,
Aptitude treatmen intraction (ATI) pengembangan
dan penelitian kualitatif serta hasil penelitiannya.
2.
untuk melengkapi tugas
pada mata kuliah Landasan teknologi pendidikan
yang di asuh Ibu DR Hj
Elisna, M.Pd di pasca sarjana universitas negeri Pekanbaru
bekerja sama dengan Universitas
Negeri Padang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Ragam Penelitian Teknologi Pembelajaran
1. Penelitian Aptitude treatment intraction (ATI)
Bakat (aptitude) dapat diartikan sebagai karateriktik seseorang yang meramalkan kesuksesan dibawa penangan yang
diberikan.(cronbac and snow , 1977). Bakat bisa berupa
karakteristik berbeda beda pada setiap individu Sebuah variabel bakat
bisa berupa kateristik berbeda pada setiap individu.Perlakuan atau
penanganan seperti yang yang
didefinisikan Parkhus (1975) merupakan strategi
pengajaran atau kobinasi strategi
pengjaran yang menyusun informasi
untuk mengajak siswa mempelajari informasi tersebut. Karateristik
siswa adalah kemmapuan umum,pengetahuan
awal, motivasi dan metode pengajaran dipandang sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadi atau tidak pembelakaran
dalam suatu pengajaran. Penelitian
Aptitude treatmen intraction (ATI ) atau interaksi perlakuan bakat adalah
Penelitian yang menguji interaksi yang terjadi diantara stimulus bersumber dari
media dan proses kognitif internal yang turut mendukung proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil Penelitian ATI, para peneliti mengakui pentingnya model
pembelajaran yang berbeda-beda serta metode prosesinformasi, sebagai korelasi
bervariasi yang timbul diantara variabel siswa dan perlakuan atau penanganan
konten. Sehingga penelitian ATI dapat memfasilitasi perancangan sistem
pengajaran yang dibenahi
2. Penelitian Intra-media.
media merupakan
alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. penggunaan media
dalam pembelajaran perlu memperhatikan pedoman penggunaan media dengan tujuan
agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media, sejalan dengan
tujuan materi pembelajaran, kesesusaian dengan materi pembelajaran, interaksi
yang diharapkan, kesiapan siswa dan partisipasi yang diharapkan dari siswa
dalam memanfaatkan media pembelajaran. Sebagai media yang bertujuan untuk dapat
menambah pengetahuan siswa maka media yang meletakkan cara berfikir konkrit
dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangannya diserahkan kepada guru. Gru
dapat menggunkan media sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait
dengan kecermatan guru memahami kondisi psikologis siswa, tujuan metode, dan
kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan katerpaduan adari semua unsur ini akan
sangat medukung untuk peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan media
sehingga akan timbul dampak konteks dengan penggunakaan media tersebut.
Adapun
nilai-nilai praktis yang timbul dengan penggunaan media adalah sebgai berikut:
·
Dengan media dapat
meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, karena itu dapat mengurangi
verbalisme
·
Dengan media dapat
memeperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
·
Dengan media dapat
meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar menjadi
mantap
·
Menumbuhkan pemikiran
yang teratur dan berkesinambungan
·
membantu tumbvuhnya pemikiran
·
siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti
menagamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain sebagainya.
Penelitian ini memfokuskan penelitian media kearah independen variabel
yang lebih spesifik. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah instruksi apa
yang paling efektif menggunakan media
ini ? Peneliti bisa membandingkan mengarang berkelompok dengan mengarang secara
individu yang sama-sama menggunakan komputer. Jadi disini semua siswa sama –
sama mengunakan media yang sama yaitu komputer. Artinya variabel independennya
adalah jenis instruksinya yakni mengarang berkelompok dan mengarang individu
bukan medianya atau komputer. Meskipun penelitian intra-media sangat membantu
para peneliti memfokusakan penelitiannya terhadap keefektifan penggunaan
teknologi dalam pembelajaran, namun banyak dari penelitian jenis ini tidak
mempertimbangkan bakat belajar siswa yang lebih spesifik. Padahal bakat belajar
bisa menambah nilai hasil penelitian tersebut.
3. Penelitian pengembangan
Penelitian terhadap media pembelajaran mengarah kepada : Evaluasi,
Perbandingan media, Intra-media dan Aptitude treatmen intraction (ATI), ada
penelitian lain yang tidak termasuk dalam kategori keempat ragampenelitian
diatas yaitu studi yang dinamakan studi
penelitian pengembangan. Penelitian
ini bertujuan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk
memecahkan masalah pembelajaran.
Ø Langkah penelitian : Merancang model,Melaksanakan
prosedur pengembangan, Melakukan
uji coba, Penelitian ini bertujuan
menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk memecahkan masalah
pembelajaran.
Ø Langkah penelitian: Merancang model, Melaksanakan prosedur
pengembangan, Melakukan
uji coba.
4. Penelitian kualitatif
Penelitian ini berfokus pada
populasi yang ditetapkan lebih kecil jumlahnya untuk dapat mendeskripsikan
fenomena,Penelitian ini berupaya mendeskripsikan
fenomena sebagaimana adanya pada latar yang alami. Kata persepsi memiliki beberapa
makna, berikut dikemukakan beberapa pengertian tentang persepsi. Sarwono ( 1997
: 94) mengungkapkan bahwa “persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian
informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah
penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabaan dan sebagainya ) “. Persepsi
merupakan suatu proses yang terjadi pada seseorang yaitu proses memahami atau
memberi makna terhadap setiap informasi yang diterima oleh seseorang melalui
alat indra, dan selanjutnya seseorang mempersepsi atau memahami informasi yang
mereka terima. Berkaitan dengan pengertian persepsi, Gibson (dalam Andrew,
1983; 74) mengungkapkan “Perception is a proses by which the brain selects,
organize and interprets the sensation”. Penjelasan ini menunjukkan bahwa fungsi
dari persepsi adalah untuk membantu orang memahami setiap informasi yang datang
dari luar melalui indera secara logis dan teratur.
1. PENELITIAN INTRA MEDIA
A. Judul
:
Model
program sekolah lima hari
B.
Rumusan Masalah
Secara
umum masalah yang akan diteiliti adalah kemungkinan pelaksanaan kebijakan
program sekolah 5 hari di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta. Masalah
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sejauh mana siswa, orang tua dan guru
membutuhkan/menginginkan program sekolah 5 hari ?
b. Bagaimana model program sekolah 5 hari yang sesuai untuk
sekolah BPK PENABUR Jakarta?
C. Hipoteisi
D. Temuan
1. bagaimana pelaksanaan PS5H di sekolah-sekolah
BPK PENABUR Jakarta;
2. Bagaimana pengaruh
pelaksanaan PS5H terhadap mutu pendidikan di sekolah- sekolah BPK PENABUR Jakarta;
3. Bagaimana
pelaksanaan PS5H terhadap kepuasan peserta didik, guru, dan orang tua peserta
didik di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta;
4. Bagaimana
memberikan rekomendasi tindak lanjut atas pelaksanaan PS5H di sekolah- sekolah
BPK PENABUR Jakarta.
E.
Kesimpulan
Perusahaan bisnis pada umumnya. Pertumbuhan jumlah
organisasi nirlaba mengakibatkan kebutuhan memberikan layanan yang
memuaskan mengimbas pada organisasi seperti: rumah sakit, pelayanan
aparatur pemerintahan, dan sebagainya, termasuk institusi pendidikan. BPK
PENABUR sebagai pengelola sekolah-sekolah kristen memahami tuntutan ini dan
karenanya terus memikirkan upaya untuk meningkatkan kepuasan stake
holder-nya, yaitu: siswa, orang tua siswa, guru dan karyawan, gereja,
serta masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kepuasan stake holder adalah memikirkan pelaksanaan program sekolah 5 hari
(PS5H). Wacana
ini berkembang dari keinginan untuk mewujudkan tercapainya
keseimbangan emosi, intelektual, dan kerohanian siswa. Melalui PS5H, hari Sabtu libur,
siswa diharapkan mempunyai satu hari luang untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang bersifat mandiri. Mereka bisa berinteraksi lebih
banyak dengan keluarga, teman-teman di luar sekolah, bersekutu di gereja,
atau mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan. Waktu belajar yang tinggal
lima hari juga akan membantu siswa, guru, dan manajemen sekolah
meningkatkan efektivitas kegiatan belajar dan mengajar.
Untuk mewujudkan pemikiran ini, BPK PENABUR menganggap
perlu memperoleh informasi dari hasil penelitian tentang kelayakan PS5H di lingkungan BPK PENABUR
Jakarta. Penelitian ini merupakan studi kebijakan untuk memudahkan BPK
PENABUR mengambil keputusan pelaksanaan PS5H.
A. Judul
Penerapan Fungsi Manajemen Media Massa
Di
Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian
ini yaitu “ Bagaimana Penerapan
Fungsi Manajemen Media Massa di Radio Pelangi
Nuansa Swaratama Sumedang”
Selanjutnya dari permasalah
tersebut dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana Penerapan
fungsi perencanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
2. Bagaimana Penerapan
fungsi pengorganisasian di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
3. Bagaimana Penerapan
fungsi pelaksanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
4. Bagaimana Penerapan
fungsi pengawasan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
C. Hipotesis
D.Temuan
variable daripada
informasi tentang individu dan bermaksud mengumpulkan data
yang relatif terbatas dari
sejumlah kasus yang relatif besar.
Metode pengumpulan data dilakukan
melalui observasi,wawancara mendalam
dan studi kepustakaan. Sedangkan
instrumen (alat) penelitiannya adalah mencatat
hasil observasi, pedoman
wawancara, mensitir kepustakaan (buku, teks, dokumentasi,
file, jurnal, artikel dimedia
massa cetak).
Analisis data bertujuan untuk
membuat proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan (Singarimbun & Effendi, 1989
Data yang diperoleh dari penelitian adalah
data dari hasil observasi dan
wawancara secara mendalam.
Data dianalisis dengan analisis
deskripsi yang menggambarkan sejumlah
variable yang diteliti tanpa
melakukan pengujian jalinan (hubungan) antar variable
yang diteliti.
E. Kesimpulan
Terdapat beberapa
kesimpulan hasil penelitian ini, antara lain
untuk mengetahui bagaimana:
1. Penerapan fungsi perencanaan
di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
2. Penerapan fungsi
pengorganisasian di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
3. Penerapan fungsi
pelaksanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
4. Penerapan fungsi
pengawasan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kegunaan
Teoritis
1. Penelitian ini
ingin membandingkan antara teori Manajemen Media Massa
khususnya radio dengan
penerapan secara langsung manajeman media massa di
radio.
2. Data empiris dalam
mengembangkan Radio Siaran
Kegunaan
Praktis
1. Sebagai bahan
masukan bagi pengelola Radio mengenai manajemen media massa di radio supaya
kegiatannya teratur.
2. Memberikan
masukan bagi para insan radio pada saat mereka melakukan
tugasnya agar sesuai
dengan manajeman media massa yang diterapkan pada radio tempat mereka bekerja.
2. PENELITIAN ATI
A.Judul :
Pengaruh strategi pembelajaran crosswod puzzel
terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi
belajar siswa.
B.Perumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah
yang telah diuraikan maka masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah
terdapat perbedaan prestasi siswa ditinjau dari pemilihan strategi
pembelajaran?
2. Apakah
terdapat perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari motivasi
belajar
siswa?
3. Apakah
terdapat interaksi penggunaan strategi pembelajaran matematika,
dan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika?
C. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka pemikiran tersebut, maka penelitian yang
muncul dalam
penelitian ini adalah:
1. Ada
perbedaan strategi pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
pada siswa.
2. Ada
perbedaan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
pada
siswa.
3. Ada
interaksi strategi pembelajaran ATI dan motivasi belajar siswa
terhadap
prestasi belajar matematika
D. Kesimpulan
Berdasarkan
tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Ada perbedaan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
matematika
Pada siswa. Hal ini
dapat ditujukkan oleh nilai sig untuk Fa = 4.418
adalah 0.038 pada
taraf signifikansi 0,05 Ho ditolak apabila sig. < 0,05.
2. Ada perbedaan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada
siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig untuk Fb =
adalah
0.040 pada taraf signifikansi 0,05 ditolak apabila sig. < 0,05..
3. Ada perbedaan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika
pada
siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. untuk Fc = 11.381 adalah
0.000
karena < 0,05 maka Ho ditolak.
4. Tidak
ada interaksi metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa
terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. untuk
Fabc =
0,980 adalah 0,326 karena sig > 0,05 maka ho diterima pada taraf
signifikansi
0,05 Karena Hob dan Hoc ditolak maka
dilakukan pengujian komparasi ganda antar kolom untuk mengetahui
adanya perbedaan berasal dari motivasi, sedang atau rendah. Uji komparasi ganda menggunakan uji Schefife.
A. Judul
Pengajaran
ips dengan model pendekatanP aptitude treatment interaction (ATI) dalam kurikulum berbasis kompetensi
B.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembeljaran ATI ?.
1. Apa yang dimaksud dengan model pembeljaran ATI ?.
2. Apa tujuan yang hendak dicapai
dalam proses belajara mengajar dengan menggunakan model pendekatan ATI ?
3. Bagaimana implementasi model pendekatan ATI ?
3. Bagaimana implementasi model pendekatan ATI ?
C. Hipotesis
1.Terdapat perpedaan model
pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan ATI dengan konfensional.
2. Ada perbedaan pembelajaran ATI
dalam kurikulum berbasis kompetensi
D. Kesimpulan
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang
seharusnya dimilliki oleh siswa setelah menyelesaikan pendidikan. Kompetensi
yang harus dimiliki siswa yaitu kompetensi pengetahuan, keterampilan,
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kemampuan setiap individu siswa/murid itu kemampuannya
berbeda-beda, kemampuan intelektual itu terbagi menjadi tiga, yaitu: siswa yang
kemampuannya tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena itu dalam pembelajarannya
menggunakan model pendekatan aptitude-treatment-interaction (ATI), dalam
pendekatan ini lebih menekankan atau menitikberatkan kepada kemampuan
masing-masing individu siswa/murid. Aptitude-traetment-interaction merupakan
suatu konsep pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang
efektif untuk digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
Pengembangan model pendekatan ATI itu tujuan utamanya
yaitu terciptanya kesesuaian antara pembelajaran dengan karakteristik kemampuan
siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar.
3. PENELITIAN
PENGEMBANGAN
A. Judul
Pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis contextual teaching and learning (CTL) untuk materi kalop
di kelas VIII SMP Negeri 2 Ujungbatu.
B.Perumusan Masalah
1. Bagaimana validitas
perangkat pembelajaran model contextual teaching and learning (CTL) yang dikembangkan
pada pembelajaran fisika untuk materi kalor di kelas VIII SMPN 2 Ujungbatu ?
2. Bagaimana
praktikalitas perangkat pembelajaran model contextual teaching and learning
(CTL) yang dikembangkan pada pembelajaran fisika untuk materi kalor di kelas VIII SMPN 2 Ujungbatu ?
3. Bagaimana efektifitas
perangkat pembelajaran model contextual teaching and learning (CTL) yang
dikembangkan pada pembelajaran fisika untuk materi kalor di kelas VIII SMPN 2 Ujungbatu ?
C. Hipotesis
Ada perbedaan pembelajaran model
contextual teaching and learning (CTL) yang dikembangkan pada pembelajaran
fisika.
1. Terdapat
perbedaan antara CTL dengan pembelajaran biasa.
2. Ada
perbedaan antara pembelajaran model contextual teaching and learning
dengan model
lain.
D. Kesimpulan
Pembelajaran
contextual teaching and learning (CTL) dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran terutama untuk mata pelajaran fisika dalam materi tertentu.
Pembelajaran CTL mampu meningtkatkan proses pembelajaran untuk ketercapaiannya target kurikulum yang
kita inginkan,dan mampu dalam penerapannya dilapangan nanti.
A. Judul :
Penerapan pendekatan
contextual teaching and
learning (CTL) pada
pembelajaran senyawa hidrokarbon
kelas IX SMP Negeri 2 Ujungbatu
untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
B. Perumusan Masalah
Apakah pendekatan CTL
pada pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa kelas IX
SMP Negeri 2 Ujungbatu
?
Apakah pendekatan CTL pada
pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa
kelas IX SMP Negeri 2
Ujungbatu
?
C. Hipotesis
Pendekatan CTL pada
pembelajaran senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
kelas IX SMP Negeri 2
Ujungbatu.
Pendekatan CTL pada pembelajaran
senyawa hidrokarbon dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas IX SMP Negeri 2
Ujungbatu
D. Kesimpulan
Pembelajaran
contextual teaching and learning (CTL) dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran terutama untuk mata pelajaran fisika dalam materi tertentu.
Pembelajaran CTL mampu meningtkatkan proses pembelajaran untuk ketercapaiannya target kurikulum yang
kita inginkan,dan mampu dalam penerapannya dilapangan nanti.
4. PENELITIAN KUALITATIF
A. Judul
Persepsi dan
perilaku merokok dikalangan siswa STM
B. Rumusan masalah
Selain merusak
kesehatan merokok juga dapat menyebabkan penurunan daya tangkap, tingkah laku
dan psikomotor seseorang. Hal ini tentu sangat membahayakan bagi pelajar,
karena mereka merupakan generasi penerus yang masih dalam proses pencarian ilmu
pengetahuan. Bagaimana mungkin pelajaran dapat diserap dengan baik, sementara
daya tangkap berkurang, dan kreativitas menurun, serta pola berpikir pelajar
yang sudah menuju penyimpangan.
C. Hipotesis
STM (Sekolah Teknik Menengah) merupakan sekolah yang sangat didominasi oleh
pelajar laki – laki. Mereka sangat rentan terhadap rokok. Sangat menarik untuk
mengetahui persepsi dan perilaku merokok mereka. Dengan demikian hal – hal yang
menyebabkan perilaku merokok tersebut dapat diketahui .
Bagaimana persepsi pelajar STM terhadap merokok?
Bagaimana perilaku merokok di
kalangan pelajar STM?
Hal – hal apa yang menyebabkan mereka merokok?
D. Kesimpulan
Reduksi data dalam
penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses pemilihan, pengeditan,
pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan
informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar
yang diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta.
penentuan data kasar yang masuk akan dilakukan
berdasarkan kasus atau topic bahasan. Selanjutnya dari data yang terdapat
disusun dalam matriks tersebut, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang
dideskripsikan secara normatif.
A. Judul
Perencanaan pembelajaran bahasa indonesia di
SMP Negeri 2 Ujungbatu.
B.Perumusan Masalah
Subtansi dan komponen
perencanaan pembelajaran bahasa indonesia
(silabus) di SMP Negeri 2 Ujungbatu. Mencakup tujuan
pembelajaran/pengalaman belajar yang mencakup materi dan kegiatan belajar,
metode yang digunakan dan evaluasi efektifitas berdasarkan rencana.
Pertanyaan Penelitian
Sudahkah guru mata pelajaran
bahasa inggris di SMP Negeri 2 ujunggbatu membuat perencanaan pembelajaran berbasis
kompetensi.
Bagaimana guru mata pelajaran
bahasa inggris SMP Negeri 2 Ujungbatu merencanakan tujuan pembelajaran
yang berbasis kompetensi ?
D. Kesimpulan
Reduksi data dalam
penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses pemilihan, pengeditan,
pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan
informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar
yang diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta.
NOMOR 2 : Membuat rangkuman dari artikel New
Millenium Reserch for Educational
Teknologi A Call For.
Penelitian
Milenium Baru bagi Teknologi Pendidikan
Petunjuk
bagi Agenda Penelitian National
Penelitian
menunjukkan keuntungan-keuntungan pedagogic khusus dari teknologi dalam
kemajuan pendidikan hingga pertengahan
tahun 1980, ketika kritikan terhadap dasar-dasar pemikiran dan
metodologi-metodologi penelitian membuat
para pendidik bertanya mamfaat dari apa
yang disebut, “ Penelitian Media.”
Belakangan ini, peningkatan biaya-biaya perawatan infrastruktur teknologi dan
bukti penggunaan yang rendah dari teknologi oleh para guru telah mendorong kebutuhan baru untuk
penelitian guna membantu menyediakan
suatu rasional untuk penggunaan- penggunaan khusus dari teknologi untuk mendukung
pengajaran dan pembelajaran. Rencana
Teknologi Pendidikan Nasional Baru
baru-baru ini dibawah pengembangan Departemen Pendidikan pemerintah Amerika Serikat menyediakan suatu kesempatan ideal untuk menkoordinasikan
suatu rencana bagi penelitian yang
bermamfaat. Artikel ini
menggambarkan topic-topik dan
permasalahan-permasalahan dimana
penelitian baru seharusnya fokus dan menyediakan panduan-panduan bagai metode penelitian untuk
ditujukan pada kritikan-kritikan sebelumnya dan menyediakan hasil-hasil untuk
memberikan panduan penggunaan selanjutnya dari teknologi dalam pendidikan.
Tiga
asumsi tokoh pendidikan sering membuat tentang penelitian pada pendidikan
berbasis teknologi ( contohnya : pendidikan berbasir computer dan kuliah jarak
jauh ) metode yang digunakan adalah : ( a ) Metode ini telah secara umum
dilakukan,teori berdasarkan agenda, (b) penemuan-penemuan menyediakan
bukti-bukti yang menyakinkan tentang
cara-cara unik teknologi moderen meningkatkan prestasi dan motivasi ; dan (c)
penemuan-penemuan ini membentuk latihan sesuai dengan bidangnya. Pada tiga
puluh tahun terakhir penelitian teknologi pendidikan tidak dengan alasan yang
kuat, tidak satupun dari asumsi-asumpsi ini benar. Tujuan para penulis bahwa
persyaratan-persyaratan baru dalam pendidikan dan masyarakat menawarkan
kombinasi kebutuhan mendesak dan kesempatan unik untuk membuat semua asumsi ini
masuk akal. Sebuah penilitian dan analisis sejarah penelitian terbaru terhadap
teknologi-teknologi elektronik dalam pendidikan
mengungkapkan kunci topic-topik dan permasalahan-permasalahan yang harus diperhatikan ketika kita melakukan
agenda penelitian untuk era berikutnya dalam penggunaan teknologi dalam
pendidikan.
Latarbelakang
pada Agenda Penelitian Teknologi Pendidikan
Ketika Richey (1997) mengatakan,
Pembuatan Agenda dalam sebuah jurusan sepertinya cendrung berubah seperti
teknologi pendidikan, “ proses komplek …sering tergantung pada lebih jauh dari
pada jika ada atau tidak suatu ide yang berharga” ( lihat halam 8 ). Bagaimanapun,
pentingnya apa yang dia sebut sebagai “ Agenda teori sistematis” tidak bisa terlalu
diungkap. “ menangkap cuaca intelektual suatu jurusan. mengidentifikasi topik-topik
terkini yang menerima perhatian besar didukung
oleh tokoh-tokoh pendidik yang berpengaruh pada saat itudi perhatikan oleh para
praktisi ahli.mempengaruhi pemilihan artikel-artikel untuk publikasi
dalam jurnal jurusan kami.proposal makalah untuk presentasi pada konferensi-konferensi
nasional kami dan membentuk kurikulum Universitas yang menyediakan
dan memperbarui pelaku profesional di
bidang kami. ( lihat halaman 7 )
Hingga awal tahun 1980- an, penemuan-penemuan secara teori tentang penelitian teknologi pendidikan tidak secara luas diperdebatkan dan agenda
penelitian berdasarkan mereka kelihatannya secara jelas diperbandingkan. Teori
tersebut terutama bagi para ahli fisikologi dan sikap, dan penelitian dalam
metode-metode berdasarkan teknologi menggambarkan pandangan ini. Selanjutnya,
banyak penilaian terhadap pendidikan berdasarkan komputer dan aplikasi
pendidikan jarak jauh dan produknya, ada banyak penelitian dan percobaan yang
tidak benar “ perbandingan media” penelitian-penelitian yang membandingkan
pendidikan berdasarkan teknologi dengan pendidikan tanpa berdasarkan metode
teknologi untuk membangun yang mana yang lebih baik untuk mengajarkan suatu
topik atau sebuah keahlian. Sebuah
Analisis meta kebudayaan yang sedang berkembang mempunyai tujuan
mengidentifikasi kecendrungan-kecendrungan dalam penemuan-penemuan terhadap
penelitian-penelitian ini. Pertanyaan
umum untuk semua usaha-usaha ini adalah
secara prinsipnya adalah untuk seorang
ahli fisikologi, yaitu “ Seberapa efektif sebuah teknologi dalam membantu para pelajar memperoleh
sikap-sikap yang diinginkan. (
pengetahuan dan keahlian yang ditunjukkan oleh suatu pengamatan dan penampilan
yang terukur ) ?”
Penyerangan-penyerangan pada benteng
solid ini terhadap pemikiran tradisional yang datang dari dua arah, satu secara
teori atau secara pedagogic dan satunya lagi secara metodologi. Bekerja
bersama-sama mereka merupakan sebuah serangan yang secara efektif disebut
sebuah perhentian terhadap penelitian-penelitian perbandingan media dan analis
meta dan meninggalkan jurusan tersebut
tanpa bingkai filosopi yang jelas atau agenda penelitian yang berharga.
Penyerangan
pertama berasal dari para pendidik, fisikologis, dan para peneliti yang
mendukung pendapat ahli konsep pendidikan.
Mereka berkata bahwa tujuan pendidikan tidak hanya untuk mentransfer
sikap-sikap yang diajarkan dari seorang sumber ahli ( seorang intstruktur atau
serangkaian pelajaran) kepada para siswa, sebagai gantinya pendidkian bertujuan untuk menciptakan
lingkungan-lingkungan dimana para siswa menghasilkan pengetahuan mereka
sendiri dengan bantuan yang tepat atau
“tingkatan-tingkatan” dari para guru. Seymour Papert (1980) adalah seorang pendahulu dan perwakilan juru
bicara dari pendapat ini, dimana dia berdasarkan terutama pada teori-teori Piaget. Selanjutnya,
Pengertian dan Kelompok Teknologi di Vanderbilt (1991,1993) bekerjasama dengan Vygotsky dalam tingkatan-tingkatan kognitif
dan Brown, Collins, dan Duguid (1989) dalam pengertian disituasikan dana pelatihan kognitif, menjadi pusat
utama dari peneltian dan pengembangan
ahli konsep. Para ahli teori dan peneliti ini mengubah fokus mereka jauh dari
dampak teknologi yang sedang digunakan terhadap dampak dari “tujuan
pembelajaran” dimana teknologi bisa mendukung.
Pada saat bersamaan, Clark’s
(1983,1985,1991 ) kritikan terhadap metode-metode penelitian yang digunakan
dalam pembelajaran berdasarkan metode teknologi memulai penyerangan yang
berhubungan terhadap agenda penelitian nasional. Clark berkata bahwa “ Media
adalah kendaraan pengantar untuk pembelajaran dan tidak mempengaruhi
pembelajaran (1983. halaman 453 ). Dia berdasarkan ini pada analisis dari
penelitian media yang telah lalu, dimana dia menemukan terhadap
pengaruh-pengaruh yang tak terkontrol karena metode-metode dan isi. Contohnya, dia menemukan bahwa dua metode yang sedang dibandingkan sering mempunyai guru-gur yang berbeda. Dia
menyimpulkan bahwa apapun pengaruh terhadap sebuah teknologi adalah,
kenyataannya, disebabkan oleh metode-metode
yang digunakan oleh guru atau variasi-variasi lain dalam isi
pembelajaran-pembelajaran. Berdasarkan topik-topik ini, dia menyebut suatu penundaan dalam penelitian media.
Kosma (1991) mencoba mengarahkan
baik secara teori maupun secara permasalahan-permasalahan metodologi dengan
menyetujui separohnya oleh Clark, Kosma berkata bahwa, sejauh media di pantau dengan ketat sebagai sistem
pengantar, tidak akan ada yang dapat dilihat perbedaan antara perlakuan yang tidak karena faktor-faktor
penggabungan. Sebagai gantinya, dia mengajukan
suatu bingkai secara teori bahwa “ menghadirkan sebuah gambaran dari
pelajar secara aktif berkaborasi dengan
media untuk membentuk pengetahuan “ ( halaman 179) Dia merasa bahwa, “sistem simbol” dan “
kemampuan proses”unik setiap media bisa
membuat suatu teridentifikasi dan kontribusi mamfaat terhadap kerjasama ini.
Ketika mendukung lebih banyak penelitian untuk mengklarifikasi
kontribusi-kontribusi unik ini, dia meninggalkan petunjuk untuk perkembangan
ini dan penelitian meningkat hingga ke “ kreativitas para perancang” ( halaman
206 ) dana mereka yang akan mempelajari produk-produk mereka.
Penelitian
Melinium Baru untuk Teknologi Pendidikan
Proposal
Kosma berguna dalam mengarahkan kembali fokus pada penelitian mamfaat-mamfaat metodologi berdasarkan teknologi, dari pada
teknologi itu sendiri atau media pembelajaran itu sendiri. Penelitian
berikut seperti penelitian secara kuatitatif yang dianggap
baik oleh ( Olsen, 1999 ) kelihatannya diacuhkan dari pendapat Kosma tersebut, yang menyatakan
bahwa metode teknologi pendidikan bukanlah seberapa banyak para guru menggunakan computer tetapi bagaimana mereka
menggunakannya yang membuat suatu
perbedaan dalam prestasi siswa.
Pada saat yang bersamaan, paham
pragmatis lahir dari pengalaman dengan siswa
dan kelas menyarankan bahwa kita
mengubah paham kontruktif murni sebagai suatu teori dasar untuk suat agenda
penelitian baru. Dalam sarannya “ Agenda
Pos Moderen untuk pembelajaran berbasir Teknologi (IT)., “ pendapat Solomon
(2000) bermamfaat. Dia mempertahankan
bahwa, “ rangkaian filosofi dari Pos Moderen pembelajaran berbasis
teknologi, diyakini dilakukan secara beraneka ragam, yang bisa digambarkan
sebagai penghormatan untuk perbedaan dan penolakan terhadap
penjelasan-penjelasan tunggal. ….. Keanekaragaman dalam bidang kita menunjukkan
bahwa tidak ada contoh tunggal terbaik dari teori belajar” ( lihat halaman 14).
Dia menyarankan bahwa kompleksitas tipis dari kontek pembelajaran menyarankan
peninjauan lebih dekat pada penggabungan metode , pelajar, dan
variable-variabel lingkungan yang membuat
kesuksesan pembelajaran.
Dalam pendapat Solomon “ pos moderen” baik “ ilmu pengetahuan” dan
“kritikan” metode-metode harus digunakan untuk meneliti gambaran komplek ini.
Ilmu pengetahuan adalah “ dorongan masalah dan tujuan dasar,” ( lihat halaman
14) dan lihatlah jika tujuan-tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak.
Kritikan-kritikan melihat penjelasan-penjelasan yang bisa menghitung hasil
pembelajaran. Seperti banyak para ahli teori baru, Solomon dengan jelas
menekankan pandangan pembelajaran dari para ahli konstruktif sebagai
“pengetahuan yang diciptakan dari pada ditemukan” (lihat halaman 14), tetapi
pengakuannya tentang perlunya penelitian
pengetahuan memungkinkan pernyataan dari permasalahan-permasalahan khusus guna
menyelidiki observasi-observasi yang bisa diukur terhadap perubahan-perubahan dalam
kelakuan-kelakuan para siswa ; dua syarat para ahli fisikologi pendidikan telah selalu mengatakan seharusnya
yang menjadi basis untuk membangun pendapat bahwa pembelajaran benar-benar
telah terjadi.
Penggabungan dari gambaran-gambaran
kritikan dari pendapat-pendapat para ahli sebelumnya untuk bersaing dengan teori-teori membangun
panggung untuk agenda penelitian untuk meneliti keutungan-keuntungan dari
metode-metode pembelajaran berdasarkan teknologi sebagai komponen-komponen yang
tak terpisahkan dari solusi-solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran,
lebih dari sekedar sebagai, “media pengantar.” Ketika kita mengenali bahwa
proposal ini tidak akan ( dan mungkin seharusnya tidak) diam dalam perdebatan
tentang prinsip-prinsip and praktek-praktek pendekatan para ahli filosopi
pendidikan melawan para ahli konsep pendidikan terhadap pembelajaran, kami
benar-benar merasakan bahwa beberapa penemuan dalam pertentangan-pertentangan
teori adalah penting jika kita harus
maju terhadap penelitian yang harus mengikuti mereka: keahlian dan penelitian
penerapan-penerapan teknologi bahwa penelitian dalam pengaturan pembelajaran
dalam kontek yang sebenarnya.
Kebutuhan dan
Kesempatan untuk sebuah “Melinium Baru”
Agenda Penelitian
Kebutuhan untuk sebuah agenda
penelitian baru telah belum pernah lebeh penting. Proyek-proyek baru dibawah
Departemen Pendidikan pemerintah Amerika Serikat Mempersiapkan guru-guu masa
depan untuk menggunakan teknologi telah
menunjukkan dengan jelas bahwa proses penggabungan teknologi dengan efektif
kedalam pendidikan berhubungan dengan pembiayaan yang tinggi. Para tenaga
pendidik dan para pembuat kebijakan melihat penelitian teknologi pendidikan
untuk membantu penyediaan pendapat yang solid kenapa pendanaan-pendanaan ini dihabiskan dengan baik (Ringstaff &
Kelley, 2002). Ini peningkatan yang
penting dalam penerangan
kritikan-kritikan baru dari kelanjutan
investasi yang membutuhkan infrastruktur
teknologi dan dampak yang tidak
konsisten dan penggunaan yang rendah
oleh para guru, solusinya
peningkatan pelatihan mereka dan akses terhadap sumber kependidikan
(Cuban, Kirkpatrick, & Peck, 2001)
Cradles (2003) menekankan bahwa baru-baru ini membuat Tidak ada Anak yang Ketinggalan (NCLB) yang akan berpengaruh di tahun-tahun
berikutnya, memerlukan bahwa sumber pembelajaran seperti teknologi-teknologi “ secara dekat meluruskan
untuk menentukan standar-standar
akademik dan bahwa dokumen penelitian tingkat dimana hasil dalam pencapaian
prestasi siswa ketka diukur oleh penilaian berdasarkan standar ( lihat halaman
55). Namun, menurut pandangannya “bukti terbaik” penelitian-penelitian yang
diadakan oleh Pusat untuk Penelitian teraplikasai dalam teknologi (CARET), suatu proyek pendanaan dari masyarakat Internasional
untuk Teknologi dalam Pendidikan ( ISTE),Cradler menemukan bahwa
sumber-sumber permbelajaran elektronik
lebih kurang 40 % dari standar-standar
isi California untuk jurusan kurikulum. Dia juga menemukan suatu “kekurangan formal penelitian yang terkontrol (lihat halaman 56
). Bahkan dengan percobaan
penelitian yang melaporkan hasil yang
siknifikan secara statistic, ada “sangat sedikit informasi pada pendidikan yang siknifikan atau
implikasi-implikasi untuk pengajaran otau pembelajaran .” (lihat halaman 56).
Selanjutnya, persyaratan-persyaratan
Tidak Ada Anak yang Ketinggalan (NCLB), Departemen Pendidikan Amerika Serikat
baru-baru ini menganjurkan masukan dari para tenaga pendidik untuk
menciptakan sebuah rencana Teknologi Pendidikan Nasional Baru.
(http:// www. Nationaedtechplan.org). As
Richey (1997) mengamati, komponen lain dari suatu proses penetapan
agenda adalah “ dukungan dari orang-orang yang kredibel dan pihak berwenang
dalam bidang tersebut…..Semakin luas
dasar dukungan , semakin mungkin suatu topic menjadi bagian disiplin
agenda sistimatik” (lihat halaman
9) Rencana Teknologi National Departeman
Pendidikan Amerika Serikat bisa menjadi
satu-satunya kekuatan yang paling berpengaruh pada agenda penelitian teknologi
pendidikan untuk masa depan. Adalah penting bahwa topic-topik penting yang
harus diteliti dibicarakan sekarang dan ditawarkan sebagai bagian yang tak
tepisahkan dari rencana tersebut.
Fokus
dan Topik-topik untuk suatu Agenda Penelitian Teknologi Masa Depan
Fokus
yang dianjurkan : Menyediakan suatu Rasional untuk Penggunaan Teknologi
Dalam keringanan tekanan dari para
pembuat kebijakan dan dari dalam bidang
itu sendiri, tugas utama dari agenda penelitian baru kelihatannya jelas.
Penelitian masa depan harus dialamatkan secara jujur pertanyaan kenapa para guru seharusnya menggunakan
metode-metode berdasarkan teknologi. Dasar munculnya teori menuntuk bahwa
penelitian-penelitian meninjau teknologi-teknologi tidak sebagai system pengantar, namun sebagai
komponen-komponen solusi terhadap problema-problema pendidikan, dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian disebutkan dalam suatu cara bahwa
kontribusi-kontribusi dari metode-metode
bisa dinilai dan diuji.
Roblyer dan Scrum (2003) mengatakan
bahwa pembangunan penelitian rasional seharusnya berkonsentrasi pada
“keuntungan relative” bahwa metode-metode dan materi-materi pembelajaran
berdasarkan teknologi menawarkan lebih banyak metode-metode lain dan
materi-materi lain. Konsep ini berdasarkan
pada pendapat Rogers (1995) penyebaran dari inovasi-inovasi penelitian yang menunjukkan para pemakai potensial dari suatu teknologi
lebih mungkin menerimanya jika mereka melihat keuntungan jelas atau “keuntungan
relative” dari metode-metode bari dari pada metode metode lama.
Dalam bincang-bincangnya pada
kelompok-kelompok para pendidik
diseluruh dunia, Direktor Program Penelitian Teknologi Pendidikan sebelumnya
(PT3), Tom Carroll ( Carroll, 2000), menekankan bahwa beberapa penggunaan
teknologi secara umum memiliki keuntungan relative yang jelas, yang tidak
membutuhkan penelitian untuk menegaskannya. Contohnya, ketika simulasi-simulasi
computer menghemat biaya-biaya
pendidikan meteri-materi yang bisa diselesaikan atau memungkinkan eksperimen-eksperimen
yang telah ditiru berkali-kali yang tidak mungkin menggunakan
lingkungan-lingkungan nyata, keuntungan relatif yang nyata. Namun, bahkan metode-metode dengan
keuntungan-keuntungan dengan bukti diri sendiri adalah kebutuhan penegasan untuk menyadari potensi mereka dalam latihan.
Selanjutnya, metode-metode lain telah
dihipotesa telah mempunyai keuntungan-keuntungan pembelajaran unik dan beberapa mempunyai dukungan popular,
namun penelitian untuk menegaskan keuntungan-keuntungan ini telah tidak
konsisten atau dikerjakan dengan pengontrolan yang tidak cukup atau
jumlah-jumlah dari
pelajaran-pelajaran untuk membuat
penemuan –penemuan bermamfaat bagi orang lain.
Permasalahan-permasalahan Penting untuk di
Perhatikan
Dua Pendapat ini dari
teknologi-teknologi baik sebagai bagian
yang siap diterima dari beberapa wilayah dari
pelatihan pendidikan dan sebagai suatu pengaruh potensi pada orang lain
membutuhkan suatu pendekatan beraneka
ragam untuk menyiapkan penelitian bahwa bisa memandu baik kebijakan dan
latihan. Kami mengajukan bahwa penelitian-penelitian
bahwa akan menjadi paling menolong adalah bagi mereka yang bertujuan untuk
menunjukkan (a) bahwa metode-metode berdasarkan teknologi tertentu mempunyai
potensi untuk keunikan dan keuntungan betul-betul konsisten dalam merespon
terhadap jenis-jenis tertentu dari permasalahan pendidikan, (b) ada cara-cara
untuk menerapkan metode-metode pembelajaran berdasarkan teknologi sudah dalam penggunaan yang luas ( contohnya: proses kata, belajar jarak jauh
) yang mengarah pada peningkatan dalam dampak mereka terhadap prestasi,
gambaran-gambaran ketika mencegah hasil-hasil yang tidak diinginkan. Penemuan-penemuan dari semacam
penelitian-penelitian mempunyai implikasi-implikasi penting untuk pelatihan
dimasa depan. Penelitian untuk Memonitor dampak
Teknologi terhadap tujuan-tujuan social penting – Meskipun beberapa
penggunaan-penggunaan teknologi dalam pendidikan membutuhkan penelitian lebih
jauh untuk membenarkan mereka, akses terhadap teknologi diakui karena menjadi
suatu bagian penting dari suatu kualitas pendidikan untuk warga Negara daalm
masyarakat informasi hari ini. Kita juga
perlu untuk mengetahui yang meningkatkan akses untuk teknologi adalah hasil
seperti yang diharapkan dalam kesempatan-kesempatan pembelajaran yang lebih
besar dan keahlian-keahlian untuk semua siswa.
Penelitian-penelitian dibutuhkan untuk memonitor perkembangan kami dalam
menyelesaikan jenis-jenis tujuan-tujuan
penting sebagai berikut:
- Teknologi-teknologi membantu para siswa dibawah layanan memperoleh peningkatan akses terhadap kesempatan-kesempatan pembelajaran.
- Kesiapan Akses terhadap sumber-sumber informasi unik and populasi meningkatkan keahlian-keahlian membaca informasi penting secara kritis.
- Penggunaan yang lebih sering dari teknologi visualisai meningkatkan keahlian-keahlian membaca visual yang penting secara kritis.
Mamfaat
penelitian-penelitian di wilayah ini sering di survey seperti para ahli oleh
Hoffman dan Novak (1998) untuk menangkap dampak-dampak perlomban dalam
akses Internet dan penggunaan computer. Yang lain-lainnya adalah
penelitian-penelitian seperti seseorang yang bernama, Chisholm, Carey, dan
Hernandez (2002), yang menerima akase dan penggunaan informasi
teknologi-teknologi oleh para siswa dari berbagain macam latar belakang
jurusan. Penelitian yang memonitor anda
melaporkan penggunaan teknologi terkini untuk membantu kita membentuk
petunjuk-petunjuk yang diinginkan – akhirnya, penelitian dibutuhkan untuk
membentuk karakteristik-karakteristik dari
sumber-sumber teknologi yang lebih baru dari kami dan membimbing
kegunaan mereka dalam pendidikan. Mioduser Nachmias, Lahav, dan Oren
(2000) menguji
karakteristik-karakteristik dan mamfaat
web site pendidikan bagaimana
mereka seharusnya lebih baik dikembangkan
dan diterapkan di masa depan. Harris dan Jones (1999) mempelajari
pola-pola komunikasi dari pembelajaran
jarak jauh untuk menentukan bagaimana membentuk penggunaan yang cocok dan
banyak lagi teknologi-teknologi lainnya ( contohnya., computer jinjing) mulai
dilihat sering penggunaannya di sekolah-sekolah.
Kritikan Penelitian Masa lalu dan Petunjuk untuk Metode-metode Masa Depan
Clark
(1983,1985,1991) kritikan-kritikan terhadap fokus dan metode-metode peneliti
teknologi tidak hanya evaluasi negative yang telah menerima. Mamfaat dari
penemuan-penemuan dalam wilayah ini telah lama disetujui bersama-sama dengan
suatu keyakinan dalam penelitian-penelitian dari kelompok , seperti Clark
menyatakan, akan menguntungkan
kebanyakan dari penemuan-penemuan positif : perusahaan-perusahaan perangkat keras dan perangkat lunak. Ada juga
bukti konsisten dari apa yang hanya bisa dikategorikan sebagai pola dasar dan kekurangan secara
teknologi dalam banyak penelitian. Banyak dari penelitian pendidikan secara
umum sering merupakan target dari kritikan berikutnya ( Kaestle, 19930). Namun, mungkin penelitian
teknologi, dalam agak posisi yang lebih rendah dari pada banyak jurusan
pendidikan lainnya, bahwa teknologi pendidikan telah lama membutuhkan sesuatu
yang cukup rasional untuk membenarkan biaya-biaya dan kompleksitas yang tinggi.
Petunjuk bgai penelitian masa depan
dibutuhkan yang mengenali
kekurangan-kekurangan ini dan menawarkan alat-alat memperbaiki mereka.
Petunjuk
untuk Hipotesis Penelitian
Clark (1983) menyebutkan
kekurangan-kekurangan rancangan umum terhadap
penelitian pribadi ( contoh., Guru-guru yang berbeda untuk percobaan dan pengontrolan kelompok) dan analisis meta
yang meringkas penemuan-penemuan mereka ( contoh., kecendrungan untuk publikasi
–publikasi untuk menerima
penelitian-penelitian utama yang melaporkan kepuasan, lebih dari sekedar tidak
siknifikan, perbedaan-perbedaan). Kosma (1991) dan pengetahuan yang lain bahwa
suatu agenda penelitian berdasarkan petunjuk “ keseluruhan dampak dari satu media atas pelajar-pelajar yang
lain” ( Lihat halaman 204) tidak akan memandu kita kedalam millennium baru dari
teknologi pendidikan . Namun, kritikan Clark dan pengakuan Kosma membeberkan
suatu kegagalan yang jauh lebih mendalam yang melekat dalam banyak penelitian
pendidikan : kekurangan-kekurangan dalam cara-cara hipotesis dan sering atau
sering dipikirkan dan diajukan. Jauh dari kejelasan
dalam banyak penelitian bahwa para peneliti telah mempertimbangkan secara
hati-hati kenapa metode-metode yang diberikan diajukan untuk diuji. Sudah jelas
kebenarannya bahwa peneliti pendidikan seharusnya membantu ditujukan yang
permasalahan-permasalahan pendidikan yang diselesaikan secara tidak baik, dan
bahwa hipotesa-hipotesa seharusnya diperoleh dari sebuah dasar teori yang
mengarah secara logika ke hipotesis sebagai suatu solusi terhadap
permasalahan-permasalahan dan membuatnya
jelas kenapa metode yang diberikan tersebut harus diuji.
Petunjuk
untuk Pola Metode
Dalam pendapatnya yang terbaru
“bukti terbaik” peneliti teknologi, Cradler
(2003) menyinggung beberapa jenis kekurangan-kekurangan pola, beberapa dari mereka menunjukkan permasalahan-permasalahan yang digarisbawahi dengan hipotesa-hipotesa. Dia mengatakan bahwa pola sering “ tidak jelas apa penelitian khusus dan pertanyaan-pertanyaan evaluasi penelitian sedang mencoba untuk menjawab ( halama 56) atau “ pendidikan yang memuaskan atau implikasi-implikasi untuk pengajaran dan pembelajaran” (halaman 56) Kekurangan rancangan lainnya dia menyebutkan termasuk: ukuran-ukuran contoh kecil yang mengurangi kepuasan secara statistic; ukuran-ukuran dari dampak yang tidak berhubungan terhadap tujuan-tujuan dari materi-materi; ukuran-ukuran dampak ang tidak bertujuan dan atau tidak valid; deskriptif, Metode-metode non kuantitatif hanya dengan tanpa kontrol atau perbandingan kelompok; dan pelaporan data sendiri yang tidak ditemani oleh data yang kuat.
(2003) menyinggung beberapa jenis kekurangan-kekurangan pola, beberapa dari mereka menunjukkan permasalahan-permasalahan yang digarisbawahi dengan hipotesa-hipotesa. Dia mengatakan bahwa pola sering “ tidak jelas apa penelitian khusus dan pertanyaan-pertanyaan evaluasi penelitian sedang mencoba untuk menjawab ( halama 56) atau “ pendidikan yang memuaskan atau implikasi-implikasi untuk pengajaran dan pembelajaran” (halaman 56) Kekurangan rancangan lainnya dia menyebutkan termasuk: ukuran-ukuran contoh kecil yang mengurangi kepuasan secara statistic; ukuran-ukuran dari dampak yang tidak berhubungan terhadap tujuan-tujuan dari materi-materi; ukuran-ukuran dampak ang tidak bertujuan dan atau tidak valid; deskriptif, Metode-metode non kuantitatif hanya dengan tanpa kontrol atau perbandingan kelompok; dan pelaporan data sendiri yang tidak ditemani oleh data yang kuat.
Tidak hanya harus peneliti masa
depan menahan diri dari perbandingan
secara simpel dari
material-material disebutkan oleh Clark,
harus memulai untuk fokus pada kualitas-kualitas unik dari
teknologi-teknologi untuk membuat
kemungkinan metode-metode yang diberikan.
Jika suatu proses belajar bahwa metode pembelajaran berdasarkan
teknologi adalah sesuatu yang unggul, sebaiknya dihipotesa menjadi unggul
karena metode tersebut mempunyai karakter-karakter unik untuk memecahkan
permasalahan yang tidak terselesaikan secara memuaskan seperti pemahaman
membaca yang rendah ( seperti disebutkan oleh Doty, Popplewell, dan Byers
(2002) ketahanan kesulitan-kesulitan
degan konsep-konsep geometri, seperti ditujukan oleh Funkhouser
(2002-2003). Penelitian-penelitian harus menawarkan bukti- baik dalam pola dan
dalam analisi data- bahwa system-sistem symbol
dan atau kemampuan-kemampuan proses dari teknologi memungkinkan suatu
metode pembelajaran atau lingkungan pembelajaran yang tidak mungkin melalui
yang lain ( contohnya metode pembelajaran tanpa teknologi )
Karena tujuan Tidak ada Anak yang
ketinggalan (NCLB) akan mempunyai dampak jangka panjang di semua metode-metode
peneliti pendidikan masa depan. Penting untuk diakui
kritikan dari metode-metode tergambar dalam rekomendasi-rekomendasi yang
diberikan. Jelas bahwa, apa yang disebut “ Metode-metode peneliti berdasarkan
secara ilmu pengetahuan (SRB)”
menyebutkan lebih dari 100 kali di NCLB merefleksikan suatu rembesan
ketidak sabaran dengan kegagalan dari
penelitian masa lalu untuk menyediakan tujuan,
bukti pertolongan untuk memandu latihan.
Cradler ( 2003) menyarankan itu,
selanjutnya, untuk penggunaan sumber-sumber data perkalian dan validitas
ukuran-ukuran, penelitian-penelitian seharusnya membangun pengontrolan
kelompok-kelompok kapanpun mungkin dan menggunakan kelompok-kelompok
perbandingan yang valid bahkan jika pengontrolan benar yang tidak mungkin.
Kelihatannya penting untuk bergabung
dengan mereka yang, dalam akibat dari
NCLB, telah menyatakan bahwa kegagalan dari penelitian terdahulu tidak bisa di
remedial semata-mata dengan menggunakan experimen dan atau metode-metode
eksperimen yang tidak benar. Berliner (2002)
memperingatkan kita bahwa salah satu dari pendanaan yang terluas dan
terbaik replikasi penelitian-penelitian, salah satu dari perbedaan model-model
pembelajaran pendidikan anak usia dini ,
menemukan bahwa variasi lebih besar melewati sisi yang berbeda dalam penerapan
program yang sama dari pada metode eksperimen melewati program yang berbeda.
“Tidak ada program bisa menghasilkan hasil-hasil yang konsisten melewati
tujuan. Setiap kontek lokal berbeda. Membutuhkan perbedaan-perbedaan dalam
program, personalitas, metode-metode pengajaran, biaya-biaya, kepemimpinan, dan
jenis-jenis masyarakat pendukung” ( lihat halaman 19). Dengan demikian, dia
mengatakan, “pengetahuan yang bagus” membutuhkan tidak hanya mencoba untuk
menangkap bukti peningkatan bukti yang
valid dan dan dapat dipercaya, tetapi juga mencoba untuk menjelaskan
kompleksitas serangkaian persyaratan
yang memandu pada peningkatan. Seperti Soloman (2000) menyarankan
metode-metode analisis kriitis harus
ikut “ ilmu pengetahuan, seseorang membantu kita memahami apa itu pekertajaan,
kapan itu akan dikerjakandan kenapa itu dikerjakan
Pendapat Craler (2003) tentang
peneliti terdahulu menemukan banyak kekurangan-kekurangan laporan yang sama
persis dengan pola, karena mereka membatasi baik interpretasi dari penemuan-penemuan, dan rancangan
penelitian-penelituan untuk mereplikasi mereka. Laporan kekurangan-kekurangan
termasuk ; termasuk; informasi yang tidak cukup terhadap intervensi dan atau teknologi dan sumber-sumber lain
yang sedang diterapkan dan sifat-sifat
dari contoh-contoah besar yang memungkinkan ketidaksetujuan dari
variable –variabel penting; dan ketidak keterkaitan antara persyaratan yang
diberikan dengan teknologi yang
digunakan dan juga kesimpulan-kesimpulannya, atau antara kesimpulan-kesimpulan
dan data yang disebutkan kepada mereka
Laporan-laporan dari studi
penelitian haruslah ditujukan pada permasalahan-permasalah yang sering
muncul. Persoalan-persoalan tersebut
haruslah lebih dipahami dan lebih infomatif tentang metode-metode dan
materi-materi yang digunakan, persyaratan-persyaratan yang ada haruslah sesuai
dengan dimana penelitian diadakan, sumber-sumber data dan instrumen-instrumen,
dan bidang studi yang dipelajari; dan persoalan-persoalan tersebut haruslah
menekankan keterkaitan antara metode-metode, penemuan-penemuan dan
kesimpulan-kesimpulan mereka.
Kesimpulan : Prioritas-prioritas Jangka menengah dan
Jangka Panjang
Untuk menjelajahi tingkat dimana
penelitian terbaru mungkin telah ditujukan pada keempat jenis kebutuhan yang
disebutkan disini, kami menganalisi tujuan-tujuan dari artikel-artikel di tahun 1999-2003 topik-topik jurnal
penelitian penggunaan Teknologi dalam
Pendidikan (JRTE). Penemuan-penemuan dari analisis (Tabel 1) mengungkapkan
bahwa kebanyakan artikel berfokus pada
evaluasi-evaluasi program-progrm lokal
atau pada metode-metode dari penggunaan teknologi lebih jauh atau
peningkatan pelatihan guru. Analisis
kami menyediakan bukti lebih lanjut dari apa yang Cradles telah temukan.
Beberapa penelitian yang berhubungan
dilakukan untuk tujuan-tujuan
yang akan membantu menyeimbangkan biaya-biaya dari metodo-metode
pembelajaran yang berdasarkan penggunaan teknologi.
Seperti Tabel 1 menunjukkan,
artikel-artikel penelitian yang paling banyak dipublikasikan menggambarkan
metode-metode menyuruh para siswa atau fakultas lebih terlibat dengan
penggunaan teknologi ( contohnya internet) atau bagaimana cara mengadakan
pelatihan dan persyaratan-persyaratan lain untuk menyuruh para siswa lebih
tertarik dalam menggunakan teknologi secara umum. Dari pandangan Tidak ada Anak yang Ketinggalan ( NCLB ),
Penelitian jenis ini memunculkan pertanyaan “Kenapa seharusnya kita mempunyai
siswa-siswa atau mahasiswa lebih sering menggunakan teknologi?”
Tipe-tipe Artikel
|
Jumlah JRTE
Artikel-artikel
1999 - 2003
|
Tipe #1 :
Penelitian-penelitian atau pandangan-pandangan dari keuntungan-keuntungan
unik dari berbagai metode-metode berdasarkan penggunaan teknologi
dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran tanpa menggunakan teknologi
|
11 ( 8% )
|
Tipe #2 :
Penelitian-penelitian pada cara-cara untuk meningkatkan dampak yang
kuat dari penggunaan teknologi yang sudah sering digunakan
|
2 ( 1% )
|
Tipe #3 :
Penelitian-penelitian pada tren-tren dalam penggunaan yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan-tujuan pentinga masyarakat
|
8 ( 6%)
|
Tipe #4 :
Penelitian-penelitian yang
memonitor/memonitor penggunaan teknologi terbaru untuk membantu bentuk
pembelajaran-pembelajaran yang diinginkan
|
5 ( 4% )
|
Tipe #5 :
Penelitian-penelitian lain, contoh : evaluasi-evaluasi atau gambaran-gambaran dari
program-program, penerapan metode-metode, atau kharakteristik penggunaan :
tipe-tipe, tingkat, atau gabungan pendapat-pendapat.
|
87 ( 64% )
|
Tipe #6 :
Artikel-artikel secara teori dan posisi makalah-makalah
|
23 ( 17% )
|
Tabel
1 . Sebuah Analisis dari tipe-tipe Artikel di JRTE dari tahun
1999 – 2003
Diharapkan Rencana Teknologi Pendidikan Nasional
sekarang dibawah pengembangan akan menyediakan pertimbangan dan dorongan
cepat untuk berfokus pada
topik-topik yang sama dan untuk meningkatkan kualitas dan mamfaat penelitian. Diharapkan, rencana ini juga akan membuatnya
lebih mudah untuk memperoleh pendanaan dari sumber-sumber lain dari pada
sumber-sumber yang bisa dirasakan seperti mempunyai agenda keuntungan sendiri.
Namun, kelompok Richey (1997)
menggambarkan sebagai dasar dukungan
untuk suatu agenda penelitian teknologi akan mempunyai dampak paling langsung,
dampak jangka panjang tentang bagaimana baiknya penelitian-penelitian yang
mendukung sebuah agenda baru yang
seharusnya diselesaikan: pengaruh para pelajar dan para ahli praktisi yang membimbing penelitian disertasi, menyeleksi
artikel-artikel untuk publikasi dalam
jurnal-jurnal dari jurusan kami dan
makalah dan proposal-proposa untuk presentasi di konfrensi-konfrensi nasional
kami, dan yang membuat kurikulum dari
rpp guru. Kelompok ini akan membentuk
teknologi milenium berikutnya dalam
pendidikan ketika mereka berpendapat
penelitiaan-penelitian yang diajukan atau laporan-laporan dari
penelitian-penelitian melalui lensa jika mereka menuju satu dari kunci ini,
ketidak cocokkan kebutuhan dan rancangan yang diperlukan dan
persyaratan-persyaratan laporan. Merekalah yang akan menentukan bahwa penemuan-penemuan
riset bermakna dan bermamfaat bagi
mereka yang mencari mereka sebagai panduan dalam pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar